Belasan hektare areal persawahan padi masyarakat berubah bak lautan akibat terendam air luapan Sungai Batang Toru dan Sungai Sangkunur di Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan. Akibatnya terancam puso.

"Diperkirakan ada belasan hektare areal sawah petani terendam samping areal perkebunan dan permukiman warga," kata Kepala Desa Simataniari, Habibullah Harahap menghubungi ANTARA  melalui selular di Sipirok, Kamis (17/3).

Menurut dia diperkirakan tanaman padi petani khusus Kampung Setia Baru dan Kampung Muara Pardomuan (Sibara-sibara) rusak akibat terendam banjir itu.

Baca juga: Ratusan rumah di Tapsel kembali terendam banjir

"Padi sawah petani yang hendak panen itu kemungkinan besar rusak akibat terendam. Bahkan sudah seperti lautan," katanya disela monitor banjir menggunakan sampan bersama unsur Kepolisian dan TNI. 

Pada banjir memasuki awal tahun 2022 lalu minimal 4-5 hari air yang merendam ratusan permukiman warga, areal pertanian dan perkebunan baru turun. 

"Pengalaman banjir awal 2022 lalu, air baru surut sekitar 4-5 hari setelah kejadian. Pun demikian harapan dan kita banjir yang sekarang bisa cepat surut," ucapnya. 

Apalagi, aktivitas ratusan jiwa warga khususnya 75 kepala keluarga (KK) warga Kampung Setia Baru dan 96 KK warga Kampung Muara Pardomuan (Sibara-bara) terganggu total. 

Sebelumnya, banjir yang merendam areal persawahan dan permukiman warga Dibara-bara, Desa Simataniari, Kecamatan Angkola Sangkunur sejak pagi tadi sekitar pukul 06.00 WIB. 

Naiknya air hingga mengganggu aktivitas warga diakibatkan meluapnya Sungai Batang Toru dan Sungai Sangkunur akibat curah hujan yang tinggi melanda wilayah itu.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022