Infrastruktur jalan menuju "Kampung" Pejuang Kemerdekaan RI Sahala Muda Pakpahan di Desa Panggulangan, Kelurahan Parau Sorat, Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, sepatutnya perhatian pihak terkait. 

"Panjangnya cuma lebih kurang dua kilometer. Kondisinya sejak lama sudah memprihatinkan. Tidak mengenal aspal (hotmix)," kata Haidir Siregar, tokoh masyarakat Sipirok kepada ANTARA, di Sipirok, Senin (7/2).

Di samping kampung pejuang kemerdekaan, kata dia, Desa Panggulangan juga dihuni puluhan "pejuang kehidupan" yang mayoritas bergantung hidup dari sektor pertanian dan berkebun (lebih kurang 85 kepala keluarga).

"Tidak saja untuk menghargai jasa-jasa pejuang, namun kebutuhan perbaikan jalan yang sejak lama ini untuk dapat membantu memperjuangkan kelancaran arus transportasi angkutan hasil bumi masyarakat setempat," katanya.

Selain ruas jalan menuju Desa Panggulangan, kata Haidir, sejumlah titik badan jalan di Kelurahan Parau Sorat juga patut menjadi perhatian (perawatan) , dikarenakan sudah mulai banyak rusak. Bahkan ada membentuk kubangan.

Lurah Kelurahan Parau Sorat Rosmida Pohan tidak menampik kondisi ruas jalan di wilayah kerjanya yang membutuhkan perbaikan sesuai sorotan masyarakat Sipirok tersebut. 

"Kabar burung memang begitu. Ruas jalan itu hendak mau di perbaiki. Tapi pasti nya kurang tahu," kata Rosmida seraya menutup selularnya saat dikonfirmasi Senin (7/2).

Sekadar untuk diketahui bahwa Mamang Sahala Muda Pakpahan dengan nama asli Sahala Muda Pakpahan merupakan Pejuang Kemerdekaan RI. 

Dalam sejarahnya beliau (Sahala) tidak sanggup melihat penduduk Sipirok hidup dalam penindasan, sehingga bergerilya menumpas Belanda ketika itu.

Dalam Buku Sahala "Sipirok Dalam Pusaran Sejarah Revolusi Fisik (1946 - 1949) yang di tulis sastrawan Budi P.Hatees, peluncurannya pada 10 November 2020 juga diceritakan bahwa Sahala merupakan Komandan Angkatan Gerilya Sipirok.

Yang dibentuk wedana Sipirok untuk menjaga keamanan dan ketertiban dari ancaman penjajah. Meninggal di usia 23 Tahun, namun kegigihan perlawan Sahala menimbulkan banyak kerugian pihak Belanda saat itu. 

Forum Pemuda Peduli Sipirok (FPPS) juga tengah berjuang sekuat tenaga mendorong pemerintah agar menobatkan Sahala Muda Pakpahan sebagai Pahlawan Nasional, mengingat jasa-jasanya masa revolusi fisik (1946 - 1949) sangat besar bagi bangsa dan negara RI. 

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022