Juara ganda putra Grand Slam tujuh kali Jamie Murray termasuk diantara yang mempertanyakan keputusan memberikan pengecualian medis kepada petenis nomor satu dunia Novak Djokovic yang belum divaksin untuk bertanding dalam Australian Open.
Djokovic yang mengincar gelar ke-10 Australian Open akhir bulan ini, dibolehkan bertanding dalam turnamen besar pertama tahun ini pada Selasa oleh Tennis Australia.
Padahal badan penyelenggara tenis itu sudah menetapkan bahwa semua peserta harus divaksinasi virus corona atau memiliki pengecualian medis yang diberikan oleh panel ahli independen.
Baca juga: Novak Djokovic juarai Paris Masters 2021 seusai kalahkan Medvedev
Panel ini mesti terdiri dari dokter bidang imunologi, penyakit menular dan umum serta prosesnya harus disepakati Departemen Kesehatan Victoria.
Murray mengatakan akan sulit baginya mendapatkan pengecualian serupa seandainya dia petenis Serbia itu.
"Maksud saya, saya sungguh tak tahu harus berkata apa soal itu... Saya kira jika saya yang tidak divaksinasi, saya tidak akan mendapatkan pengecualian," kata petenis asal Inggris itu saat ATP Cup di Sydney.
"Tapi selamat untuknya karena sudah boleh datang ke Australia dan bertanding," sambung dia seperti dikutip Reuters.
Kapten tim Inggris Liam Broady menyatakan tak ada pilihan selain percaya bahwa Djokovic memiliki alasan benar sehingga bisa memperoleh pengecualian.
Mantan nomor satu tunggal Inggris Andrew Castle tak kalah kritis dengan berkata kepada BBC bahwa dia tidak terkejut dengan reaksi terhadap pengecualian tersebut tetapi menyebut keputusan itu tidak adil.
"Kami tidak tahu apa pengecualian medis Djokovic dan kami tidak akan pernah tahu karena itu pribadi. Tapi dia harus memilikinya. Kami tahu ini akan terjadi ketika pengecualian diumumkan ... itu tidak adil karena dia sudah memuaskan dua panel independen," dia berkata.
"Saya dapat memahami publik Australia marah sekali," tambah Castle. "Tidak ada yang meragukan kehebatannya dalam tenis, yang menjadi perhatian di sini adalah kepemimpinan dan teladan yang dia berikan, bukan karena vaksinasi tidak wajib."
Keputusan itu sendiri dikutuk oleh pers dan para mantan atlet di Australia yang harus dilockdown karena COVID-19 selama dua tahun terakhir.
Penyiar yang berbasis di Melbourne Andy Maher mengatakan: "Djokovic memang pemain terhebat sepanjang masa, tetapi tidak penting."
Mantan pemain Australian Rules Corey McKernan mencuit: "Orang yang memiliki orang-orang terkasihnya tengah sekarat atau membutuhkan perawatan mendesak tidak bisa masuk ke negara bagian mereka sendiri. Anda larang orang tanpa vaksinasi pergi ke Coles atau kafe tetapi jika Anda nomor satu dunia maka Anda lolos?"
Jika menjuarai kembali Australia Open yang mulai berlangsung 17 Januari, maka Djokovic akan total menjadi juara Grand Slam ke-21 kalinya atau satu gelar lebih banyak dari Roger Federer dan Rafa Nadal.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022
Djokovic yang mengincar gelar ke-10 Australian Open akhir bulan ini, dibolehkan bertanding dalam turnamen besar pertama tahun ini pada Selasa oleh Tennis Australia.
Padahal badan penyelenggara tenis itu sudah menetapkan bahwa semua peserta harus divaksinasi virus corona atau memiliki pengecualian medis yang diberikan oleh panel ahli independen.
Baca juga: Novak Djokovic juarai Paris Masters 2021 seusai kalahkan Medvedev
Panel ini mesti terdiri dari dokter bidang imunologi, penyakit menular dan umum serta prosesnya harus disepakati Departemen Kesehatan Victoria.
Murray mengatakan akan sulit baginya mendapatkan pengecualian serupa seandainya dia petenis Serbia itu.
"Maksud saya, saya sungguh tak tahu harus berkata apa soal itu... Saya kira jika saya yang tidak divaksinasi, saya tidak akan mendapatkan pengecualian," kata petenis asal Inggris itu saat ATP Cup di Sydney.
"Tapi selamat untuknya karena sudah boleh datang ke Australia dan bertanding," sambung dia seperti dikutip Reuters.
Kapten tim Inggris Liam Broady menyatakan tak ada pilihan selain percaya bahwa Djokovic memiliki alasan benar sehingga bisa memperoleh pengecualian.
Mantan nomor satu tunggal Inggris Andrew Castle tak kalah kritis dengan berkata kepada BBC bahwa dia tidak terkejut dengan reaksi terhadap pengecualian tersebut tetapi menyebut keputusan itu tidak adil.
"Kami tidak tahu apa pengecualian medis Djokovic dan kami tidak akan pernah tahu karena itu pribadi. Tapi dia harus memilikinya. Kami tahu ini akan terjadi ketika pengecualian diumumkan ... itu tidak adil karena dia sudah memuaskan dua panel independen," dia berkata.
"Saya dapat memahami publik Australia marah sekali," tambah Castle. "Tidak ada yang meragukan kehebatannya dalam tenis, yang menjadi perhatian di sini adalah kepemimpinan dan teladan yang dia berikan, bukan karena vaksinasi tidak wajib."
Keputusan itu sendiri dikutuk oleh pers dan para mantan atlet di Australia yang harus dilockdown karena COVID-19 selama dua tahun terakhir.
Penyiar yang berbasis di Melbourne Andy Maher mengatakan: "Djokovic memang pemain terhebat sepanjang masa, tetapi tidak penting."
Mantan pemain Australian Rules Corey McKernan mencuit: "Orang yang memiliki orang-orang terkasihnya tengah sekarat atau membutuhkan perawatan mendesak tidak bisa masuk ke negara bagian mereka sendiri. Anda larang orang tanpa vaksinasi pergi ke Coles atau kafe tetapi jika Anda nomor satu dunia maka Anda lolos?"
Jika menjuarai kembali Australia Open yang mulai berlangsung 17 Januari, maka Djokovic akan total menjadi juara Grand Slam ke-21 kalinya atau satu gelar lebih banyak dari Roger Federer dan Rafa Nadal.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2022