Bank Indonesia (BI) mencatat uang beredar dalam arti luas (M2) atau likuiditas perekonomian mencapai Rp7.572,2 triliun pada November 2021, atau tumbuh 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Pertumbuhan tahunan tersebut dilaporkan juga lebih tinggi dari kenaikan pada Oktober 2021 yang sebesar 10,5 persen (yoy).
"Pertumbuhan M2 pada November 2021 dipengaruhi oleh penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih," ucap Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (23/12).
Baca juga: BI Sumut prediksi kebutuhan uang kartal pada Natal Rp2, 9 triliun
Erwin menjelaskan penyaluran kredit tumbuh sebesar 4,4 persen (yoy) pada November 2021, meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 3 persen (yoy), sehingga tercatat mencapai Rp5.694,9 triliun.
Akselerasi pertumbuhan kredit terutama terjadi pada debitur perorangan yang tumbuh 8,4 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,6 persen (yoy).
Baca juga: BPS: Semua kota indeks harga konsumen di Sumut alami inflasi di November
Di sisi lain kredit kepada korporasi melambat dari 1,1 persen (yoy) pada Oktober 2021 menjadi 0,9 persen (yoy) di November 2021.
Menurut dia, berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan penyaluran kredit pada November 2021 terjadi pada seluruh jenis kredit, baik kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit konsumsi.
Sementara itu aktiva luar negeri bersih juga tercatat tumbuh 10,6 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Oktober 2021 sebesar 5,7 persen (yoy), dengan tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang tumbuh stabil sebesar 30,4 persen (yoy).
Di sisi lain peningkatan M2 juga turut didorong oleh akselerasi uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 14,7 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 7 persen (yoy).
Pertumbuhan M1 terutama disebabkan oleh pertumbuhan peredaran uang kartal dan giro rupiah, sedangkan uang kuasi ditopang peningkatan simpanan berjangka dan giro valas.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Pertumbuhan tahunan tersebut dilaporkan juga lebih tinggi dari kenaikan pada Oktober 2021 yang sebesar 10,5 persen (yoy).
"Pertumbuhan M2 pada November 2021 dipengaruhi oleh penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih," ucap Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (23/12).
Baca juga: BI Sumut prediksi kebutuhan uang kartal pada Natal Rp2, 9 triliun
Erwin menjelaskan penyaluran kredit tumbuh sebesar 4,4 persen (yoy) pada November 2021, meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 3 persen (yoy), sehingga tercatat mencapai Rp5.694,9 triliun.
Akselerasi pertumbuhan kredit terutama terjadi pada debitur perorangan yang tumbuh 8,4 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,6 persen (yoy).
Baca juga: BPS: Semua kota indeks harga konsumen di Sumut alami inflasi di November
Di sisi lain kredit kepada korporasi melambat dari 1,1 persen (yoy) pada Oktober 2021 menjadi 0,9 persen (yoy) di November 2021.
Menurut dia, berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan penyaluran kredit pada November 2021 terjadi pada seluruh jenis kredit, baik kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit konsumsi.
Sementara itu aktiva luar negeri bersih juga tercatat tumbuh 10,6 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Oktober 2021 sebesar 5,7 persen (yoy), dengan tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang tumbuh stabil sebesar 30,4 persen (yoy).
Di sisi lain peningkatan M2 juga turut didorong oleh akselerasi uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 14,7 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 7 persen (yoy).
Pertumbuhan M1 terutama disebabkan oleh pertumbuhan peredaran uang kartal dan giro rupiah, sedangkan uang kuasi ditopang peningkatan simpanan berjangka dan giro valas.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021