Terpaku meratapi nasib akibat kehilangan dua kaki dan tangan, bukan menjadi pilihan seorang pria milenial di Dusun Empat Anggrek, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera utara, untuk menjalani hidupnya sehari-hari.
Pria milenial berumur 23 tahun yang bernama Ahmad Prayoga, justru menembus batas kreativitas yang sebelumnya tidak dimiliki. Dengan melukis menggunakan mulut yang mampu menghasilkan karya bernilai ekonomi tinggi, Rabu (24/11) pria yang kerap dipanggil Yoga ini menjelaskan kedua tangan dan kakinya terpaksa diamputasi pada tahun 2015 akibat kecelakaan.
Setelah peristiwa itu, semangat hidup sempat lenyap dari pandangan matanya. Namun tak butuh waktu lama, setelah mendapat dorongan semangat tanpa henti dari keluarga, api semangat kembali dinyalakan lulusan sekolah menengah kejuruan ini.
Dibantu dengan rutin dan sabar oleh kakak kandungnya serta ditemani oleh satu meja dan alat lukis,Yoga mulai belajar menggoreskan mata pensilnya secara perlahan untuk membuat sketsa wajah atau pemandangan sebagai objek.
Bahkan dirinya tidak berpuas diri dan semakin termotivasi untuk belajar dengan mengikuti kelas belajar khusus dari satu yayasan yang terbiasa melatih penyandang disabilitas untuk berkarya.
Seiring berjalannya waktu, karya yang dibuatnya mulai mendapatkan tempat bagi para pecinta seni lukis wajah atau sketsa, sehingga sering mendapatkan pesanan dari berbagai wilayah melalui media sosial yang dimilikinya.
"Semuanya bisa ditepis jikala kita terbiasa dengan lingkungan di sekitar kita, jangan kita berpikir dan merasa aku seperti ini berbeda dengan yang lain. walaupun kita seperti ini, tapi kita tetap sama. sama-sama manusia yang juga saling membutuhkan, jadi jangan pernah kita merasa minder dengan apa yang terjadi dengan hidup kita".katanya.
Sementara itu, Eka Novita Sari yang merupakan kakak kandungnya, mengaku bersyukur adiknya bisa bangkit serta semakin berkembang dengan kemampuannya, justru kini bisa membantu perekonomian keluarga dengan hasil lukisan yang dijualnya.
"Ya yang mungkin kita berpikir dia tidak bisa melakukannya. Di luar batas kemampuannya dia melakukan segalanya, apapun itu hal positif tetap dia lakukan. Sampai sekarang Alhamdulillah lukisannya banyak diminati orang juga kan dan sampai sekarang juga masih banyak kegiatan yang dia lakukan," katanya.
Yoga menjual lukisannya dengan harga mulai dariRp200 ribu hingga Rp500 ribu, sesuai dengan tingkat kesulitan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Pria milenial berumur 23 tahun yang bernama Ahmad Prayoga, justru menembus batas kreativitas yang sebelumnya tidak dimiliki. Dengan melukis menggunakan mulut yang mampu menghasilkan karya bernilai ekonomi tinggi, Rabu (24/11) pria yang kerap dipanggil Yoga ini menjelaskan kedua tangan dan kakinya terpaksa diamputasi pada tahun 2015 akibat kecelakaan.
Setelah peristiwa itu, semangat hidup sempat lenyap dari pandangan matanya. Namun tak butuh waktu lama, setelah mendapat dorongan semangat tanpa henti dari keluarga, api semangat kembali dinyalakan lulusan sekolah menengah kejuruan ini.
Dibantu dengan rutin dan sabar oleh kakak kandungnya serta ditemani oleh satu meja dan alat lukis,Yoga mulai belajar menggoreskan mata pensilnya secara perlahan untuk membuat sketsa wajah atau pemandangan sebagai objek.
Bahkan dirinya tidak berpuas diri dan semakin termotivasi untuk belajar dengan mengikuti kelas belajar khusus dari satu yayasan yang terbiasa melatih penyandang disabilitas untuk berkarya.
Seiring berjalannya waktu, karya yang dibuatnya mulai mendapatkan tempat bagi para pecinta seni lukis wajah atau sketsa, sehingga sering mendapatkan pesanan dari berbagai wilayah melalui media sosial yang dimilikinya.
"Semuanya bisa ditepis jikala kita terbiasa dengan lingkungan di sekitar kita, jangan kita berpikir dan merasa aku seperti ini berbeda dengan yang lain. walaupun kita seperti ini, tapi kita tetap sama. sama-sama manusia yang juga saling membutuhkan, jadi jangan pernah kita merasa minder dengan apa yang terjadi dengan hidup kita".katanya.
Sementara itu, Eka Novita Sari yang merupakan kakak kandungnya, mengaku bersyukur adiknya bisa bangkit serta semakin berkembang dengan kemampuannya, justru kini bisa membantu perekonomian keluarga dengan hasil lukisan yang dijualnya.
"Ya yang mungkin kita berpikir dia tidak bisa melakukannya. Di luar batas kemampuannya dia melakukan segalanya, apapun itu hal positif tetap dia lakukan. Sampai sekarang Alhamdulillah lukisannya banyak diminati orang juga kan dan sampai sekarang juga masih banyak kegiatan yang dia lakukan," katanya.
Yoga menjual lukisannya dengan harga mulai dariRp200 ribu hingga Rp500 ribu, sesuai dengan tingkat kesulitan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021