Permintaan karet dari luar negeri ke Indonesia hingga akhir 2021 terus menguat, namun ekspornya masih terkendala kelangkaan palet-metalbox yang masih berlanjut.
"Permintaan menguat terus, tetapi pengapalan tertunda akibat kelangkaan palet-metalbox yang masih berlanjut dampak pandemi COVID-19," ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Sabtu.
Permintaan karet terbanyak ke Sumut, misalnya, ujar Edy, tetap dari Jepang, Amerika Serikat, Brazil, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Turki.
Pada September 2021 misalnya, ekspor karet Sumut ke Jepang mencapai 25,9 persen dari total ekspor karet Sumut dan ke AS sebesar 20,6 persen.
Sementara ke Brazil (9,2 persen) RRT (7,7 persen) dan Turki (4,6 persen).
"Seperti yang diperkirakan, pengapalan karet pada Oktober ini masih diwarnai adanya delay sehipment akibat kelangkaan palet-metalbox yang masih berlanjut,"katanya.
Edy menyebutkan, ekspor yang tertahan itu diprediksi berlanjut hingga akhir tahun 2021.
Apalagi, kata dia, ketersediaan bahan baku semakin menipis dampak terganggu cuaca dimana curah hujan tinggi.
"Volume ekspor karet Sumut di Oktober bisa saja lebih rendah dari realisasi di September yang sebanyak 27.843 ton,"ujarnya.
Kalau pun ada kenaikan volume ekspor, katanya, hal itu karena didorong ekspor karet di bulan September yang baru dikapalkan di Oktober.
"Kalau pun naik, diprediksi, kenaikan ekspornya tidak besar," ujar Edy.
Harapannya, ekspor karet hingga akhir tahun 2021 bisa terus naik sehingga tetap berkontribusi besar dalam penerimaan devisa di 2021.
Nilai ekspor karet tercatat terbesar kedua setelah golongan barang lemak dan minyak hewan/nabati dalam penerimaan devisa ekspor Sumut setiap tahunnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021