Kelompok tani Berdikari yang merupakan binaan dari Kantor Perwakilan (KPw) BI Sibolga yang berada di Desa Siborogborong II, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, panen perdana hari ini, Jumat (8/10).
Panen perdana ini dihadiri langsung oleh Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Sibolga, Aswin Kosotali, bersama dengan Bupati Tapanuli Utara, Drs Nikson Nababan, M,Si di Desa Siborongborong II, Kecamata Siborongborong, Tapanuli Utara.
Baca juga: Dapur rumah makan terbakar di Sibolga, korban dilarikan ke rumah sakit
Dalam laporannya Ketua Kelompok Tani Berdikari, Jujur Mantap Lumbantoruan mengatakan, kelompok tani mereka terbentuk sejak tahun 2018, dan sudah mendapat beragam bantuan dari Pemkab Tapanuli Utara.
Dan tahun 2019, kelompok tani yang awalnya beranggotakan 25 orang itu diperkenalkan ke KPw Bank Indonesia Sibolga, dan langsung mendapat bantuan 25 unit hand sparyer dari BI Sibolga.
Seiring berjalannya waktu, kelompok tani ini meningkatkan hubungannya dengan BI Sibolga melalui MoU untuk penanaman cabai merah di lahan 1 hektare.
“Jadi, kami sudah menandatangani MoU dengan BI Sibolga terkait penanaman 1 hektare cabai merah di lahan kelompok tani. Dalam penanaman ini, BI Sibolga juga mendatangkan konsultan yang sudah teruji dari Deli Serdang untuk membimbing kami. Berkat bimbingan dari konsultan itu, sekarang kami sudah bisa membuat saos cabai, bon cabai dan juga membuat pupuk sendiri,” ucapnya.
Untuk itulah, kelompok tani Berdikari Siborongborong, mengucapkan terima kasih kepada KPw BI Sibolga yang sudah sangat peduli kepada mereka.
“Luar biasa bantuan dan perhatian dari BI Sibolga kepada kami. Di luar bantuan yang kami sebutkan tadi, kami juga sudah menerima 1 unit mesin penyemprot, 1 unit mesin penyedot air, karena di tempat kami ini sangat sulit air. Sekali lagi, atas nama masyarakat kelompok tani Berdikari, kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada BI Sibolga yang sudah memberikan perhatian, bantuan dan kepedulian kepada kami. Kami pun berharap kiranya bantuan ini tak sampai di sini,” pinta Jujur.
Menyikapi hal itu, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Sibolga, Aswin Kosotali dalam sambutannya menyakinkan kelompok tani Berdikari, bahwa BI Sibolga akan tetap mendampingi dan memperhatikan mereka sampai dua tahun berikutnya.
“Sebagaimana diungkapkan ketua kolompok tani tadi, bahwa mereka sudah dapat membuat pupuk sendiri, membuat bon cabai, dan saos cabai, itu berkat bimbingan dan pelatihan yang dilakukan BI dengan mendatangkan ahli di bidangnya. Pada prinsipnya, kami dari BI Sibolga selalu peduli terhadap UMKM yang di 16 Kabupaten/kota yang menjadi wilayah kerja kami,” ujarnya.
“Ada juga pertanyaan kepada kami, kenapa BI harus repot-repot mengurus UMKM, bukankah BI itu tugasnya mencetak uang? Melalui kesempatan ini, kami ingin menjelaskan, bahwa BI selaku Bank Central harus berkoordinasi dengan kementerian, pemerintah daerah di bidang peningkatan ekonomi. Karena BI memiliki tugas menjaga stabilisasi rupiah. Dan salah satu cara menjaganya, dengan menjaga sektor ekonomi berjalan dengan baik. Dan sektor ekonomi itu lebih banyak ditopang oleh UMKM. Salah satu contoh, di masa pandemi COVID-19, UMKM kita mampu bertahan hingga saat ini. Atas dasar itulah BI terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda), untuk mengembangkan dan mendukung pengembangan UMKM yang ada di daerah masing-masing,” papar Kosotali.
Terkait pendampingan kepada kelompok tani Berdikari yang ada di Siborongborong II ini untuk menanam cabai merah, Aswin menjelaskan, bahwa cabai merah menjadi penyumbang inflasi untuk 16 wilker BI Sibolga, bahkan pernah menjadi penyumbang inflasi nasional.
“Itu juga yang menjadi alasa kami, kenapa klaster cabai merah ini menjadi perhatian kami juga. Dengan harapan, saat hasil panen surplus di daerah-daerah penghasil cabai, dapat didistribusikan ke daerah-daerah yang minus. Selain itu juga, pertumbuhan ekonomi di Taput ini cukup baik, 1,5% tahun 2020, dan itu pertumbuhan yang tertinggi di wilker BI Sibolga. Itu sebagai bukti kepala daerahnya begitu peduli dan berperan untuk mengembangkan potensi ekonomi di daerahnya,” tuturnya lagi.
Sementara itu Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan dalam arahannya menyebutkan, bahwa perhatian dan dukungan dari BI Sibolga bagi kelompok tani yang ada di Taput, sangat diapresiasinya. Dan dia juga sepakat, bahwa daerah yang merupakan sektor penghasilannya dari jasa dan minim areal pertanian, bisa menyuplai kebutuhan bahan baku ke daerah tersebut, tentu dalam lingkar kawasan Tapanuli Raya.
“Kalau cabai merah, kami sudah surplus di Taput ini pak Aswin, ditambah lagi adanya jaminan harga yang sudah kita tentukan. Nah, dengan adanya jaminan harga yang kami buat, tidak ada lagi ruginya petani cabai di Taput, karena harga sudah terjamin. Untuk itulah kami melihat pak Awsin, ada sektor lain yang membutuhkan pendampingan dari BI, yaitu untuk klaster bawang merah dan ternak hewan, khususnya ayam. Karena kami minus bawang merah dan juga telur, sehingga kebutuhan kurang pak Aswin. Kami berharap tahun depan BI sudah dapat merealisasikan kedua sektor itu,” harap Nikson.
Usai menyampaikan sambutannya, Bupati Taput bersama dengan Kepala KPw BI Sibolga didampingi sejumlah SKPD Pemkab Taput, dan juga kelompok tani Berdikari, melakukan pemetikan cabai merah. Hasil dari panen ini akan langsung dijual dan uangnya juga langsung dikekola oleh kelompok tani Berdikari.
Acara ini pun berlangsung meriah dengan kehadiran penari anak-anak yang merupakan anak para kelompok tani Berdikari yang menyambut kedatangan Kepala KPw Sibolga dan Bupati Taput. Pada kesempatan itu juga, Bupati dan Kepala KPw Sibolga diulosi sebagai penghormatan dari masyarakat Siborongborong II dan kelompok tani Berdikari.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Panen perdana ini dihadiri langsung oleh Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Sibolga, Aswin Kosotali, bersama dengan Bupati Tapanuli Utara, Drs Nikson Nababan, M,Si di Desa Siborongborong II, Kecamata Siborongborong, Tapanuli Utara.
Baca juga: Dapur rumah makan terbakar di Sibolga, korban dilarikan ke rumah sakit
Dalam laporannya Ketua Kelompok Tani Berdikari, Jujur Mantap Lumbantoruan mengatakan, kelompok tani mereka terbentuk sejak tahun 2018, dan sudah mendapat beragam bantuan dari Pemkab Tapanuli Utara.
Dan tahun 2019, kelompok tani yang awalnya beranggotakan 25 orang itu diperkenalkan ke KPw Bank Indonesia Sibolga, dan langsung mendapat bantuan 25 unit hand sparyer dari BI Sibolga.
Seiring berjalannya waktu, kelompok tani ini meningkatkan hubungannya dengan BI Sibolga melalui MoU untuk penanaman cabai merah di lahan 1 hektare.
“Jadi, kami sudah menandatangani MoU dengan BI Sibolga terkait penanaman 1 hektare cabai merah di lahan kelompok tani. Dalam penanaman ini, BI Sibolga juga mendatangkan konsultan yang sudah teruji dari Deli Serdang untuk membimbing kami. Berkat bimbingan dari konsultan itu, sekarang kami sudah bisa membuat saos cabai, bon cabai dan juga membuat pupuk sendiri,” ucapnya.
Untuk itulah, kelompok tani Berdikari Siborongborong, mengucapkan terima kasih kepada KPw BI Sibolga yang sudah sangat peduli kepada mereka.
“Luar biasa bantuan dan perhatian dari BI Sibolga kepada kami. Di luar bantuan yang kami sebutkan tadi, kami juga sudah menerima 1 unit mesin penyemprot, 1 unit mesin penyedot air, karena di tempat kami ini sangat sulit air. Sekali lagi, atas nama masyarakat kelompok tani Berdikari, kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada BI Sibolga yang sudah memberikan perhatian, bantuan dan kepedulian kepada kami. Kami pun berharap kiranya bantuan ini tak sampai di sini,” pinta Jujur.
Menyikapi hal itu, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Sibolga, Aswin Kosotali dalam sambutannya menyakinkan kelompok tani Berdikari, bahwa BI Sibolga akan tetap mendampingi dan memperhatikan mereka sampai dua tahun berikutnya.
“Sebagaimana diungkapkan ketua kolompok tani tadi, bahwa mereka sudah dapat membuat pupuk sendiri, membuat bon cabai, dan saos cabai, itu berkat bimbingan dan pelatihan yang dilakukan BI dengan mendatangkan ahli di bidangnya. Pada prinsipnya, kami dari BI Sibolga selalu peduli terhadap UMKM yang di 16 Kabupaten/kota yang menjadi wilayah kerja kami,” ujarnya.
“Ada juga pertanyaan kepada kami, kenapa BI harus repot-repot mengurus UMKM, bukankah BI itu tugasnya mencetak uang? Melalui kesempatan ini, kami ingin menjelaskan, bahwa BI selaku Bank Central harus berkoordinasi dengan kementerian, pemerintah daerah di bidang peningkatan ekonomi. Karena BI memiliki tugas menjaga stabilisasi rupiah. Dan salah satu cara menjaganya, dengan menjaga sektor ekonomi berjalan dengan baik. Dan sektor ekonomi itu lebih banyak ditopang oleh UMKM. Salah satu contoh, di masa pandemi COVID-19, UMKM kita mampu bertahan hingga saat ini. Atas dasar itulah BI terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda), untuk mengembangkan dan mendukung pengembangan UMKM yang ada di daerah masing-masing,” papar Kosotali.
Terkait pendampingan kepada kelompok tani Berdikari yang ada di Siborongborong II ini untuk menanam cabai merah, Aswin menjelaskan, bahwa cabai merah menjadi penyumbang inflasi untuk 16 wilker BI Sibolga, bahkan pernah menjadi penyumbang inflasi nasional.
“Itu juga yang menjadi alasa kami, kenapa klaster cabai merah ini menjadi perhatian kami juga. Dengan harapan, saat hasil panen surplus di daerah-daerah penghasil cabai, dapat didistribusikan ke daerah-daerah yang minus. Selain itu juga, pertumbuhan ekonomi di Taput ini cukup baik, 1,5% tahun 2020, dan itu pertumbuhan yang tertinggi di wilker BI Sibolga. Itu sebagai bukti kepala daerahnya begitu peduli dan berperan untuk mengembangkan potensi ekonomi di daerahnya,” tuturnya lagi.
Sementara itu Bupati Tapanuli Utara, Nikson Nababan dalam arahannya menyebutkan, bahwa perhatian dan dukungan dari BI Sibolga bagi kelompok tani yang ada di Taput, sangat diapresiasinya. Dan dia juga sepakat, bahwa daerah yang merupakan sektor penghasilannya dari jasa dan minim areal pertanian, bisa menyuplai kebutuhan bahan baku ke daerah tersebut, tentu dalam lingkar kawasan Tapanuli Raya.
“Kalau cabai merah, kami sudah surplus di Taput ini pak Aswin, ditambah lagi adanya jaminan harga yang sudah kita tentukan. Nah, dengan adanya jaminan harga yang kami buat, tidak ada lagi ruginya petani cabai di Taput, karena harga sudah terjamin. Untuk itulah kami melihat pak Awsin, ada sektor lain yang membutuhkan pendampingan dari BI, yaitu untuk klaster bawang merah dan ternak hewan, khususnya ayam. Karena kami minus bawang merah dan juga telur, sehingga kebutuhan kurang pak Aswin. Kami berharap tahun depan BI sudah dapat merealisasikan kedua sektor itu,” harap Nikson.
Usai menyampaikan sambutannya, Bupati Taput bersama dengan Kepala KPw BI Sibolga didampingi sejumlah SKPD Pemkab Taput, dan juga kelompok tani Berdikari, melakukan pemetikan cabai merah. Hasil dari panen ini akan langsung dijual dan uangnya juga langsung dikekola oleh kelompok tani Berdikari.
Acara ini pun berlangsung meriah dengan kehadiran penari anak-anak yang merupakan anak para kelompok tani Berdikari yang menyambut kedatangan Kepala KPw Sibolga dan Bupati Taput. Pada kesempatan itu juga, Bupati dan Kepala KPw Sibolga diulosi sebagai penghormatan dari masyarakat Siborongborong II dan kelompok tani Berdikari.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021