Gitaris D’Masiv dan Co-Founder Eksploitasi Positif Indonesia, Dwikky Marshall pada webiner Literasi Difital untuk Kabupaten Asahan, Jumat (13/8) memaparkan tema Kenali dan Pahami Rekam jejak di Era Digital.

Dalam pemaparannya, Dwikky menjelaskan rekam jejak digital merupakan segala rekaman atau bukti yang ditinggalkan setelah beraktivitas di internet dan terekam melalui komputer atau laptop.
 
Jejak yang dapat ditinggalkan di internet meliputi, mencari dan berkunjung ke situs, aplikasi yang menggunakan GPS, like dan follow pada media sosial, mendengarkan musik online, nonton dan komen di youtube, games online, download aplikasi, pengiriman email, belanja online, serta tatap muka jarak jauh. 

Jenis jejak digital terdiri dari jejak digital pasif dan jejak digital aktif. Jejak digital aktif merupakan data yang sengaja dibuat untuk ditinggalkan penggunannya. Sedangkan, jejak digital pasif merupakan data yang ditinggalkan penggunanya tanpa disadari. 

Baca juga: Melani Soebono: Berdamai dengan digital merupakan syarat untuk menguasai digital.

Tips menggunakan jejak digital, sehingga dapat meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan diantaranya, selalu membaca syarat dan ketentuan setiap mengunduh aplikasi atau dalam proses registrasi, membuat password atau PIN yang unik.

Mengunggah hal-hal positif di berbagai media sosial, hati-hati dalam mengunggah data pribadi di media sosial, serta gunakan aplikasi penghapus unggahan di media sosial mulai dari foto atau video, likes, dan komentar yang pernah diunggah.

Dilanjutkan Pati Perkasa (Konsultan Media dan CEO Instero Group). Pati mengangkat tema “Pentingnya Pemahaman memilih Fitur Keamanan Digital Untu Melindungi Privasi dan Keamanan Digital.

Pati menjabarkan dampak positif media sosial, meliputi menambah wawasan dan pengetahuan, menyediakan informasi yang akurat, menyediakan informasi yang akurat, dan mengakrabkan hubungan pertemanan. Kebocoran data privasi, mencakup penggunaan wifi publik, keylogging, spam mail, dan phising. 

Phising merupakan upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Data yang menjadi sasaran phising adalah data pribadi dan data akun. Jenis-jenis phising, meliputi email phising, spear phising, whaling, dan web phising.

Hal yang harus dilakukan di internet, antara lain hindari penggunaan wifi publik, ganti password secara berkala, anti keylogger virtual keyboard OTP, manfaatkan email hosting dengan fitur anti spam, hindari klik link tidak dikenal, hindari percakapan dengan orang asing, serta gunakan browser terbaru.

Pewarta: Rilis

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021