Warga enam dusun di dua desa terpencil di Kecamatan Sipaholon dan Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara kini dapat menikmati akses listrik 24 jam sehari dari PT PLN.
"Untuk menghadirkan listrik di dua desa itu kita membangun jaringan tegangan menengah sepanjang 10 kilometer sirkuit (kms) dan jaringan tegangan rendah 14 kms, serta 10 gardu distribusi berkapasitas 250 kilovolt ampere (KVA)," kata General Manajer PLN UIW Sumut
Pandapotan Manurung dalam keterangan tertulis yang diterima di Medan, Selasa (10/8).
Ia menyebutkan, konstruksi infrastruktur kelistrikan tersebut menelan biaya sebesar Rp9,7 miliar.
Baca juga: PLN Sumut dukung program 1.000 hari kehidupan ciptakan generasi emas
Salah satu dusun, yakni Aek Matio Jae, sebelumnya memiliki pembangkit listrik berbasis air dan dibangun secara swadaya pada tahun 2012.
"Namun pembangkit mengalami kerusakan pada 2020, sehingga masyarakat hanya dapat menikmati listrik selama lima jam dalam sehari," ujarnya.
Pandapotan mengatakan, kini akses listrik dari PLN bisa menjangkau ribuan kepala keluarga (KK).
Secara khusus di Dusun Aek Matio Jae ada sekitar 498 KK yang kini bisa merasakan kehadiran listrik secara optimal.
"Kehadiran jaringan dan akses listrik ini turut berkontribusi dalam meningkatkan rasio elektrifikasi Sumatera Utara dari 99,88 persen menjadi 99,99 persen," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
"Untuk menghadirkan listrik di dua desa itu kita membangun jaringan tegangan menengah sepanjang 10 kilometer sirkuit (kms) dan jaringan tegangan rendah 14 kms, serta 10 gardu distribusi berkapasitas 250 kilovolt ampere (KVA)," kata General Manajer PLN UIW Sumut
Pandapotan Manurung dalam keterangan tertulis yang diterima di Medan, Selasa (10/8).
Ia menyebutkan, konstruksi infrastruktur kelistrikan tersebut menelan biaya sebesar Rp9,7 miliar.
Baca juga: PLN Sumut dukung program 1.000 hari kehidupan ciptakan generasi emas
Salah satu dusun, yakni Aek Matio Jae, sebelumnya memiliki pembangkit listrik berbasis air dan dibangun secara swadaya pada tahun 2012.
"Namun pembangkit mengalami kerusakan pada 2020, sehingga masyarakat hanya dapat menikmati listrik selama lima jam dalam sehari," ujarnya.
Pandapotan mengatakan, kini akses listrik dari PLN bisa menjangkau ribuan kepala keluarga (KK).
Secara khusus di Dusun Aek Matio Jae ada sekitar 498 KK yang kini bisa merasakan kehadiran listrik secara optimal.
"Kehadiran jaringan dan akses listrik ini turut berkontribusi dalam meningkatkan rasio elektrifikasi Sumatera Utara dari 99,88 persen menjadi 99,99 persen," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021