Editor di Media Online Piramida.id Esais, Hendra Sinandi Sinurat, pada webiner Literasi Digital untuk SImalungun (23/8) pada sesi Budaya Digital menyampaikan materi dengan tema “Penggunaan Bahasa Yang Baik dan Benar di Dunia Digital".

Hendra menjelaskan Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia secara langsung mengindikasikan dan memengaruhi pula penggunaan dan perkembangan bahasa (Indonesia) di internet. 

Penggunaan bahasa Indonesia di internet cenderung tidak mengikuti aturan tata tulis dan tata bahasa baku karena banyak memuat akronim, simbol, emoticon, serta kalimat dan diksinya dibuat singkat. 

Baca juga: Tips membuat konten menarik bagi milenial

Alasan mengapa masyarakat harus berbahasa Indonesia yang baik dan benar ialah sebagai upaya untuk melestarikan bahasa Indonesia selaku masyarakat sebagai bahasa penuturnya, menghindari kerentanan terhadap jerat hukum, serta sebagai ekosistem dunia yang bersifat heterogen.

Kiat dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar dengan cara menyadari dan mencintai pentingnya peran bahasa dalam kehidupan serta mengkuti kegiatan literasi. 

Penggunaan bahasa (Indonesia) yang baik dan benar berarti menyampaikan pikiran dengan yang lengkap secara teratur. 

Penggunaan bahasa yang baik dan benar di dunia digital dapat berupa ragam bahasa formal atau nonformal, bergantung pada konteksnya. Maka, baik berarti sesuai konteks keadaan, sedangkan benar berarti sesuai aturan kebahasaan.

sementara Ketua Program Studi Magister Teknik Informatika dan Relawan RTIK Lampung, Dr. Sutedi dalam pemaparannya menjelaskan teknologi internet yang dimanfaatkan secara positif sebagai sumber pengetahuan, sumber hiburan, sumber pergaulan, dan sumber pendapatan. 

Berkreasi di internet dengan cara, mencari ide baru, memanfaatkan kemampuan atau bakat yang dimiliki, serta amati, tiru, dan modifikasi. Kemampuan dasar yang perlu dikuasai antara lain, pengoperasian gawai, komunikasi yang baik, serta photo dan video editing. 

Aman di internet dengan cara, tidak terlalu banyak membagikan informasi pribadi, saring sebelum membagikan, kelola dan amankan akun serta aset digital dengan baik, hindari transaksi finansial menggunakan wifi publik, tidak sembarang klik tautan.

Hati-hati berkomunikasi dengan orang yang tidak dikenal, hindari berperilaku buruk di internet, serta ikuti akun yang bermanfaat dan blokir akun yang membagikan informasi provokatif.

Narasumber terakhir Juni Agus Simaremare ( Ketua Gugus Penjaminan Mutu FKIP Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar) menjelaskan hoaks merupakan sejenis penyalahgunaan informasi berupa menyebarluaskan fakta yang tidak benar untuk menipu audiens. 

Alasan seseorang menyebarkan hoaks ialah adanya perasaan bangga menjadi yang pertama, hobi berbagi tetapi malas membaca, tidak paham apa itu hoaks, dan senang mencari sensasi. 

Dampak penyebaran hoaks ialah, merugikan suatu pihak, memberikan reputasi buruk akan seseorang, menyebarkan fitnah, dan menyebarkan berita yang salah. 


 

Pewarta: Rilis

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021