Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengatakan 1,4 juta dosis vaksin impor jenis Sinopharm buatan perusahaan farmasi asal China telah tiba di Indonesia.
"Hari ini kita menyaksikan bahwa sudah menerima kurang lebih sekitar 1,408 juta dosis vaksin dengan merek Sinopharm yang dibawa oleh Garuda Indonesia dengan penerbangan GA 891," kata Pahala Mansury di Jakarta, Selasa (14/7).
Pahala menjelaskan dalam tiga hari ke depan juga akan datang lagi vaksin Sinopharm sebanyak 4 juta dosis yang akan digunakan untuk program vaksinasi gotong royong.
Baca juga: Mengapa orang yang sudah terkena COVID-19 bisa terinfeksi lagi?, ini kata dokter
Menurutnya, pemerintah melalui PT Kimia Farma telah memiliki kerja sama untuk mendatangkan 15 juta vaksin Sinopharm tersebut ke Indonesia.
"Kami berharap vaksin Sinopharm yang didatangkan oleh Kimia Farma yang merupakan anak perusahaan dari Bio Farma akan digunakan untuk vaksin gotong royong," ujar Pahala.
Dia menyampaikan vaksin gotong royong merupakan vaksin komplementer untuk bisa melengkapi program vaksin pemerintah dalam rangka melakukan percepatan agar Indonesia bisa segera mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity, sekaligus meringankan beban pemerintah dalam pelaksanaan program vaksinasi tersebut.
"Kedatangan vaksin gotong royong Sinopharm ini akan menambah optimisme bagi masyarakat Indonesia dan juga untuk bisa mempercepat program vaksinasi yang ada, sehingga kita bisa sesegera mungkin menanggulangi dan juga melawan virus COVID-19," ucap Pahala.
Vaksin Sinopharm merupakan vaksin dengan platform inactivated yang sudah menerima emergency use listing dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Mei 2021. Selain itu, vaksin Sinopharm juga telah memperoleh persetujuan di 56 negara dengan efikasi sebesar 79 persen.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2021 tentang vaksinasi COVID-19 menetapkan jenis vaksin Sinopharm yang dipakai dalam program vaksinasi gotong royong baik perusahaan maupun individu.
Perusahaan membeli vaksin dari pemerintah yang dikoordinasikan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin), lalu vaksin itu diberikan kepada para karyawan.
Rincian harga vaksin sebesar Rp375.000 dengan biaya penyuntikan Rp125.000 per dosis. Vaksin COVID-19 harus dua kali injeksi, sehingga total uang yang harus ditanggung perusahaan mencapai Rp1.000.000 per karyawan.
Sedangkan masyarakat harus membayar senilai Rp879.140 untuk mendapatkan vaksin tersebut yang dapat dibeli di klinik-klinik milik Kimia Farma.
Rinciannya, pembelian vaksin individu seharga Rp321.660 per dosis dan tarif layanan sebesar Rp117.910 per sekali suntik. Untuk dua dosis vaksin, harga vaksin adalah sebesar Rp643.000, sedangkan untuk dua kali layanan injeksi tarifnya Rp253.820.
Pemerintah menegaskan tetap menjalankan program vaksinasi gratis meski ada layanan vaksin berbayar. Kebijakan itu menjadi alternatif untuk mempercepat pelaksanaan program vaksinasi nasional dan target kekebalan kelompok.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021