Badan Litbang Pertanian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Utara mengungkapkan, balai itu sudah memiliki 23 varietas padi unggulan yang diminati petani di berbagai daerah.

"Dari 23 varietas, yang paling banyak digunakan saat ini adalah Inpari (Inbrida Padi Sawah Irigasi ) 32 dan Inpari 42 seperti hasil panen padi di Deliserdang, " ujar Kepala BPTP Sumut Khadijah EL Ramija di Deliserdang, Rabu, usai panen padi varietas unggul di Desa Pasar Miring, Kecamatan Pagar Merbau, Kabupaten Deliserdang, Rabu (7/7).

Varietas unggulan itu merupakan hasil pengemangan IP2TP Pasar Miring, Balitbangtan BPTP Sumut.

Baca juga: Karantina Pertanian Belawan bina petani di 100 desa untuk mendorong ekspor

Khadijah menjelaskan, Inpari 42 itu merupakan varietas Green Super Rice (GSR) dan sudah tersebar di Sumut.

Setiap satu hektare lahan, bisa menghasilkan panen sebanyak 10,5 ton atau lebih tinggi dari bibit biasa yang hanya menghasilkan 5-6 ton.

Varietas itu juga tahan dari berbagai jenis ancaman lingkungan, cuaca dengan curah hujan tinggi.

"Jadi padi dengan benih Inpari saat kena hujan lebat tidak rebah sehingga tidak mengganggu panen," katanya.

Baca juga: Ekspor jagung sangrai Sumut ke Singapura meningkat

Dengan panen tidak terganggu, maka produksi padi Sumut terjaga aman.

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi meminta sosialisasi/pengenalan bibit padi unggul ke petani harus ditingkatkan agar penggunaannya lebih meluas.

Dengan menggunakan benih unggul, maka produksi padi petani lebih tinggi dengan harga jual yang baik sehingga menguntungkan petani.

"Secara menyeluruh, penggunaan benih unggul akan menguntungkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan beras warga," katanya.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021