Rencana besar pemerintah melakukan integrasi (penggabungan) BUMN Pelabuhan yakni PT Pelabuhan Indonesia I, II, III, dan IV dalam suatu entitas tunggal akan segera terwujud pada akhir September atau awal Oktober tahun ini.

Integrasi Pelindo ini akan menciptakan sinergi BUMN Pelabuhan dengan standarisasi operasional untuk meningkatkan efisiensi logsitik nasional. Saat ini biaya logistik nasional masih tergolong tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lain yakni sekitar 23 persen dari total Gross Domestic Product (GDP) Indonesia.

Hal itu disebabkan oleh operasi dan infrastruktur pelabuhan yang belum optimal. Dengan kondisi tersebut, pemerintah akan melakukan integrasi Pelindo untuk meningkatkan konektivitas nasional dan standarisasi pelayanan pelabuhan, layanan logistik yang terintegrasi, serta meningkatkan skala usaha dan penciptaan nilai BUMN Layanan Pelabuhan melalui keunggulan operasional serta komersial dan keuangan.

Skema integrasi BUMN Pelabuhan dipilih karena mempertimbangkan beberapa faktor antara lain: potensi penciptaan nilai yang efisien dan terkoordinasi secara sistematis, fokus kompetensi yang dimiliki saat ini, tingkat disrupsi yang tidak terlalu tinggi karena terdapat penyesuaian sinergi secara bertahap dari business as usual, cost of fund dapat dioptimalkan dengan sebagai entitas yang lebih besar dan kuat, entitas penerima penggabungan (surviving entity) bisa mengelola aset lebih baik dan efisien, serta penggabungan ini bisa segera diwujudkan karena bisnis yang dimiliki serupa.

Nantinya dengan integrasi ini akan ada pengelompokan atau klaster untuk kegiatan bisnis sejenis, yang akan dibagi menjadi empat, yaitu: petikemas, nonpetikemas, logistik, serta marine and equipment.

Dengan adanya klaster bisnis ini diharapkan nantinya untuk setiap kegiatan ini memiliki layanan dan performansi yang sama sehingga mampu mengelola asset lebih efisien dan menurunkan biaya logistik, jelas Arif Suhartono, Direktur Utama Pelindo 2 sekaligus Ketua Organizing Committee Integrasi Pelindo dalam Sarasehan Media Massa Bersama Pelindo yang digelar di Medan, Kamis (1/7).

Kegiatan itu juga dihadiri oleh Dirut Pelindo 1 Prasetyo, Dirut Pelindo 3 Boy Robyanto, Dirut Pelindo 4 Prasetyadi dan jajaran Direksi Pelindo 1, 2, 3 dan 4.

Lanjut Arief, ke depannya juga diharapkan dapat mendukung pengembangan industri di Kawasan sekitar pelabuhan, hingga lebih jauh mendorong peningkatan konektivitas hinterland (daerah atau tempat produksi yang terletak di sekitar pelabuhan), volume ekspor impor, dan trafik pelabuhan.

Penggabungan ini akan meningkatkan posisi Pelindo terintegrasi menjadi operator terminal peti kemas terbesar nomor 8 dunia dengan target throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs.

Melalui efek multiplier ekonomi, integrasi ini akan menumbuhkembangkan distribusi barang dan jasa antarwilayah, yang pada gilirannya disebabkan oleh indeksi kepuasan pelanggan yang makin tinggi, akan menciptakan investasi-investasi baru.

Seiring itu, tenaga kerja bakal terserap lebih banyak. Di lain sisi, standarisasi produktivitas dan kapabilitas SDM juga kita tingkatkan. Tentunya integrasi ini akan meningkatkan kontribusi Pelindo bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Penggabungan BUMN Pelabuhan merupakan langkah tepat dan relevan untuk menyesuaikan dengan kemajuan industri yang makin pesat seiring kemajuan teknologi dan informasi. Sebagai perusahaan operator pelabuhan yang memiliki peran besar dalam menjaga rantai distribusi logistik dan berimplikasi pada kemajuan ekonomi negara, memang diperlukan terobosan melalui integrasi BUMN Pelabuhan.

Rencana sinergi dan integrasi ini mendapat dukungan penuh dari Serikat Pekerja seluruh Pelindo yang ditunjukkan dalam penandatanganan berita acara kesepakatan yang dilakukan oleh Ketua Serikat Pekerja Pelindo 1, 2, 3, dan 4 bersama para Direktur Utama di Bali pada 25 Juni 2021.

Serikat Pekerja menyatakan dukungan penuh rencana integrasi yang sedang disiapkan manajemen dan siap membantu untuk melakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan, jelas Direktur Utama Pelindo 1, Prasetyo.

Prasetyo menambahkan bahwa dengan adanya sinergi dan integrasi ini, Pelindo diharapkan dapat memiliki kendali strategis yang lebih baik serta sistem operasional pelabuhan yang terstandar.

Standarisasi pelayanan akan berdampak pada efisiensi biaya logistik dan peningkatan kepuasan pelanggan. Sinergi dan integrasi juga dapat memperkuat keuangan perusahaan dan meningkatkan produktivitas SDM.

Dengan adanya integrasi ini akan lebih banyak penciptaan kreativitas atau bisnis baru akan semakin besar potensinya. Dan nantinya di line bisnis akan menjadi satu misalnya di bisnis sektor peti kemas, standarisasi menjadi satu, sehingga pelayanan akan menjadi standar baik di Belawan maupun di Makassar, tambah Prasetyo.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021