PT Sharp Electronics Indonesia mengincar penjualan pengatur suhu dalam ruang (AC) dan penjernih udara (air purifier) mencapai Rp2,5 triliun tahun ini seiring dengan tingginya permintaan AC maupun penjernih udara yang mampu melemahkan bakteri, virus, dan jamur, di tengah pandemi saat ini.
“Kami yakin dengan penambahan tipe baru ini kami mampu mencapai target penjualan sebesar Rp2,5 triliun/tahun," kata GM Penjualan Nasional PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) Andry Adi Utomo di Jakarta, Kamis (10/6).
Pada awal pandemi COVID-19 menyebar di Indonesia tahun lalu, kata Andry, penjualan penjernih udara Sharp dengan teknologi Plasmacluster melonjak hingga 4-5 kali lipat.
Baca juga: Bulog Sumut beli beras petani capai 9.055 ton
Permintaan penjernih udara Sharp kala itu, lanjut dia, melonjak dari 5.000 unit menjadi 15.000-20.000 unit per bulan, dengan rata-rata penjualan 10.000 unit per bulan.
"Kalau tidak shortage karena kuota dibatasi, penjualannya bisa menembus 20.000-25.000 unit per bulan," katanya.
Ia mengatakan meski masyarakat sudah banyak divaksin COVID-19, permintaan penjernih udara masih tetap tinggi. Karena itulah SEID kemarin (9/6) meluncurkan produk penjernih udara dan AC terbaru dengan teknologi Plasmacluster yang mampu melemahkan dan melumpuhkan beragam bakteri, virus, dan jamur sehingga membuat udara lebih bersih dan segar.
"Kami menargetkan penjualan air purifier sebesar 120.000 unit per tahun atau 12.000 unit per bulan," ujar Andry dalam keterangan tertulis. Saat ini, menurut dia, Sharp Indonesia menjadi pemimpin pasar penjernih udara dengan market share 85 persen
Sedangkan untuk AC, pihaknya menargetkan penjualan 60.000 unit per tahun. Diakui Andry, tahun lalu penjualan AC Sharp sempat turun, antara lain karena kelangkaan kontainer, kelangkaan bahan baku dan sparepart, serta keterbatasan impor.
"Karena itu kami bikin (AC) lokal, sehingga pangsa pasarnya diharapkan bisa naik menjadi 30 persen," ujar Andry.
Untuk mencapai target dan mendongkrak pasar AC dan penjernih udara, harp juga penyematan fitur canggih lainnya dan teknologi AIOT (Artificial Intelligence of Things) yang mampu mengendalikan dan memonitor kualitas udara dalam ruang melalui smartphone dengan mengunduh aplikasi Sharp Air di PlayStore dan AppStore.
"Produk Air Purifier akan dipasarkan dengan kisaran harga Rp3,6 juta–Rp10,5 juta dan AC di kisaran harga Rp7,6 juta– Rp10 juta per unit," kata Manager Strategi Produk PCI & AC SEID Yudha Eka Putra menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
“Kami yakin dengan penambahan tipe baru ini kami mampu mencapai target penjualan sebesar Rp2,5 triliun/tahun," kata GM Penjualan Nasional PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) Andry Adi Utomo di Jakarta, Kamis (10/6).
Pada awal pandemi COVID-19 menyebar di Indonesia tahun lalu, kata Andry, penjualan penjernih udara Sharp dengan teknologi Plasmacluster melonjak hingga 4-5 kali lipat.
Baca juga: Bulog Sumut beli beras petani capai 9.055 ton
Permintaan penjernih udara Sharp kala itu, lanjut dia, melonjak dari 5.000 unit menjadi 15.000-20.000 unit per bulan, dengan rata-rata penjualan 10.000 unit per bulan.
"Kalau tidak shortage karena kuota dibatasi, penjualannya bisa menembus 20.000-25.000 unit per bulan," katanya.
Ia mengatakan meski masyarakat sudah banyak divaksin COVID-19, permintaan penjernih udara masih tetap tinggi. Karena itulah SEID kemarin (9/6) meluncurkan produk penjernih udara dan AC terbaru dengan teknologi Plasmacluster yang mampu melemahkan dan melumpuhkan beragam bakteri, virus, dan jamur sehingga membuat udara lebih bersih dan segar.
"Kami menargetkan penjualan air purifier sebesar 120.000 unit per tahun atau 12.000 unit per bulan," ujar Andry dalam keterangan tertulis. Saat ini, menurut dia, Sharp Indonesia menjadi pemimpin pasar penjernih udara dengan market share 85 persen
Sedangkan untuk AC, pihaknya menargetkan penjualan 60.000 unit per tahun. Diakui Andry, tahun lalu penjualan AC Sharp sempat turun, antara lain karena kelangkaan kontainer, kelangkaan bahan baku dan sparepart, serta keterbatasan impor.
"Karena itu kami bikin (AC) lokal, sehingga pangsa pasarnya diharapkan bisa naik menjadi 30 persen," ujar Andry.
Untuk mencapai target dan mendongkrak pasar AC dan penjernih udara, harp juga penyematan fitur canggih lainnya dan teknologi AIOT (Artificial Intelligence of Things) yang mampu mengendalikan dan memonitor kualitas udara dalam ruang melalui smartphone dengan mengunduh aplikasi Sharp Air di PlayStore dan AppStore.
"Produk Air Purifier akan dipasarkan dengan kisaran harga Rp3,6 juta–Rp10,5 juta dan AC di kisaran harga Rp7,6 juta– Rp10 juta per unit," kata Manager Strategi Produk PCI & AC SEID Yudha Eka Putra menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021