Sejak kejuaraan sepak bola antarnegara Eropa atau Piala Eropa mulai bergulir sejak 1960, Inggris menjadi satu-satunya di antara tim-tim elit benua biru itu yang belum pernah menjadi juara.
Meski sering difavoritkan, negeri "kampung halaman" sepak bola modern itu tetap saja belum bisa "pecah telur", bahkan mencapai final saja pun belum pernah.
Gemerlap kompetisi liga domestik yang kompetitif tidak serta merta bermuara pada tim nasional yang mampu menjadi yang kampiun di Eropa.
Baca juga: EURO 2020 di antara ambisi pembuktian dan bibit-bibit kejutan
Jerman, Italia, Prancis, Belanda, Portugal, Spanyol, Uni Soviet, Republik Ceko sudah pernah merasakan menjadi juara Eropa.
Demikian juga Denmark dan Yunani yang tergolong bukan tim unggulan mampu membuat kejutan bersejarah dengan meraih trofi itu pada 1992 dan 2004.
Pencapaian terbaik Inggris di Piala Eropa adalah peringkat ketiga pada edisi 1968 dan 1996.
Kini pada Piala Eropa alias Euro 2020 yang merupakan edisi ke-16 telah ditunda setahun karena pandemi, dan akan dimulai 11 Juni tahun ini dan tim Inggris kembali ditantang untuk membuat sejarah.
Skuad inti berisi 26 pemain telah ditetapkan oleh pelatih Gareth Southgate, sebagian besar adalah pemain-pemain dari klub-klub Liga Premier.
Mereka adalah kiper Dean Henderson (Manchester United), Sam Johnstone (West Bromwich Albion), Jordan Pickford (Everton)
Lini belakang ada Ben Chilwell (Chelsea), Conor Coady (Wolves), Reece James (Chelsea), Harry Maguire (Manchester United), Tyrone Mings (Aston Villa), Luke Shaw (Manchester United), John Stones (Manchester City), Kieran Trippier (Atletico Madrid), Kyle Walker (Manchester City), Ben White (Brighton & Hove Albion)
Untuk lini tengah mengandalkan Jude Bellingham (Borussia Dortmund), Jordan Henderson (Liverpool), Mason Mount (Chelsea), Kalvin Phillips (Leeds), Declan Rice (West Ham)
Dan untuk lini depan ada Dominic Calvert-Lewin (Everton), Phil Foden (Manchester City), Jack Grealish (Aston Villa), Harry Kane (Tottenham), Marcus Rashford (Manchester United), Bukayo Saka (Arsenal), Jadon Sancho (Borussia Dortmund), Raheem Sterling (Manchester City).
Persaingan di Liga Premier
Inggris membuktikan bahwa kompetisi sepak bola di negara tersebut adalah yang paling gemerlap dan paling kompetitif di dunia.
Bukan hanya bertabur pemain-pemain bintang kelas dunia, termasuk pemain lokalnya, klub-klub Inggris juga menunjukkan sebagai jawara di kancah Eropa, dengan pencapaian Manchester City dan Chelsea di final Liga Champions 2020/2021.
Hal ini juga membuat Southgate memiliki banyak pilihan untuk meramu sebuah tim dengan pemain-pemain yang sudah tertempa oleh kerasnya persaingan di kompetisi Liga.
Sebagian dari anggota skuad Inggris untuk Euro 2020 ini juga pernah tampil di putaran final Piala Dunia 2018, dimana Inggris mencapai babak semifinal diantaranya striker Tottenham Hotspurs Harry Kane.
Pencetak gol terbanyak Liga Inggris itu harus menunjukkan bahwa ia tidak hanya produktif jika berduet dengan Son Hyun-min di klubnya, namun juga bersama dengan ujung tombak Manchester City Raheem Sterling atau rekan-rekannya di tim Tiga Singa.
Di bawah mistar gawang, Jordan Pickford (Everton) yang kemungkinan menjadi kiper pilihan utama Southgate, diharapkan bisa menjadi benteng terakhir sekuat ketika bersama klubnya Everton.
Dalam pertandingan pemanasan terbaru, Inggris mencatat hasil positif menang 1-0 atas Austria dan Rumania.
Inggris berada di grup D bersama Kroasia, Republik Ceko dan Skotlandia.
Mereka akan mengawali penampilannya di Grup D pada 13 Juni melawan runner up Piala Dunia 2018, Kroasia, yang kembali akan diperkuat pemain senior andalannya, Luca Modric.
Modric dan kawan-kawan bisa menjadi penghadang Inggris, yang mereka singkirkan pada semifinal Piala Dunia 2018.
Kemudian laga berikutnya melawan Skotlandia pada 18 Juni, dan melawan Republik Ceko 22 Juni.
Pelatih ternama asal Portugal Jose Mourinho menilai Inggris termasuk tim yang layak difavoritkan untuk menjadi juara.
"Tim ini luar biasa, generasi yang penuh dengan pemain-pemain bagus," kata Mourinho seperti dikutip The Sun.
Menurut dia, dengan banyaknya pemain bagus di semua lini, Southgate kemungkinan harus berpikir keras sebelum menentukan "starting eleven" di Euro 2020 nanti.
Namun menurut Mourinho, Southgate yang sudah cukup berpengalaman menangani tim nasional Inggris akan bisa menetap line up terkuat.
Mourinho pernah menangani sejumlah klub Inggris, terakhir Totteham Hotspur sebelum pindah ke klub Italia AS Roma untuk musim mendatang, juga menilai bahwa saat inilah kesempatan terbaik bagi Inggris untuk menjadi juara
Selain didukung oleh pemain-pemain yang telah ditempa di liga yang sangat kompetitif, skuad Inggris juga diuntungkan karena pada Euro 2020 mereka menjadi tuan rumah untuk babak grup, dan jika lolos, untuk laga semifinal dan final.
Namun seperti masa-masa sebelumnya, skuad Three Lions selalu mendapat tekanan dan harapan yang begitu tinggi, baik dari para suporter Inggris sendiri maupun dari para pengamat yang sering melontarkan kritik pedas melalui media.
Hal itu terkadang juga menjadi beban berat pelatih dan para anggota skuad ini untuk bisa mengelolanya agar justru tidak menjadi titik kelemahan.
Jika tidak bisa mengelola kritik atau pun beban mental ini, Inggris mungkin bakal sulit untuk mengatasi persaingan di Grup D ini, dimana Kroasia, Republik Ceko atau bahkan Skotlandia sekali pun berpotensi membuat kejutan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Meski sering difavoritkan, negeri "kampung halaman" sepak bola modern itu tetap saja belum bisa "pecah telur", bahkan mencapai final saja pun belum pernah.
Gemerlap kompetisi liga domestik yang kompetitif tidak serta merta bermuara pada tim nasional yang mampu menjadi yang kampiun di Eropa.
Baca juga: EURO 2020 di antara ambisi pembuktian dan bibit-bibit kejutan
Jerman, Italia, Prancis, Belanda, Portugal, Spanyol, Uni Soviet, Republik Ceko sudah pernah merasakan menjadi juara Eropa.
Demikian juga Denmark dan Yunani yang tergolong bukan tim unggulan mampu membuat kejutan bersejarah dengan meraih trofi itu pada 1992 dan 2004.
Pencapaian terbaik Inggris di Piala Eropa adalah peringkat ketiga pada edisi 1968 dan 1996.
Kini pada Piala Eropa alias Euro 2020 yang merupakan edisi ke-16 telah ditunda setahun karena pandemi, dan akan dimulai 11 Juni tahun ini dan tim Inggris kembali ditantang untuk membuat sejarah.
Skuad inti berisi 26 pemain telah ditetapkan oleh pelatih Gareth Southgate, sebagian besar adalah pemain-pemain dari klub-klub Liga Premier.
Mereka adalah kiper Dean Henderson (Manchester United), Sam Johnstone (West Bromwich Albion), Jordan Pickford (Everton)
Lini belakang ada Ben Chilwell (Chelsea), Conor Coady (Wolves), Reece James (Chelsea), Harry Maguire (Manchester United), Tyrone Mings (Aston Villa), Luke Shaw (Manchester United), John Stones (Manchester City), Kieran Trippier (Atletico Madrid), Kyle Walker (Manchester City), Ben White (Brighton & Hove Albion)
Untuk lini tengah mengandalkan Jude Bellingham (Borussia Dortmund), Jordan Henderson (Liverpool), Mason Mount (Chelsea), Kalvin Phillips (Leeds), Declan Rice (West Ham)
Dan untuk lini depan ada Dominic Calvert-Lewin (Everton), Phil Foden (Manchester City), Jack Grealish (Aston Villa), Harry Kane (Tottenham), Marcus Rashford (Manchester United), Bukayo Saka (Arsenal), Jadon Sancho (Borussia Dortmund), Raheem Sterling (Manchester City).
Persaingan di Liga Premier
Inggris membuktikan bahwa kompetisi sepak bola di negara tersebut adalah yang paling gemerlap dan paling kompetitif di dunia.
Bukan hanya bertabur pemain-pemain bintang kelas dunia, termasuk pemain lokalnya, klub-klub Inggris juga menunjukkan sebagai jawara di kancah Eropa, dengan pencapaian Manchester City dan Chelsea di final Liga Champions 2020/2021.
Hal ini juga membuat Southgate memiliki banyak pilihan untuk meramu sebuah tim dengan pemain-pemain yang sudah tertempa oleh kerasnya persaingan di kompetisi Liga.
Sebagian dari anggota skuad Inggris untuk Euro 2020 ini juga pernah tampil di putaran final Piala Dunia 2018, dimana Inggris mencapai babak semifinal diantaranya striker Tottenham Hotspurs Harry Kane.
Pencetak gol terbanyak Liga Inggris itu harus menunjukkan bahwa ia tidak hanya produktif jika berduet dengan Son Hyun-min di klubnya, namun juga bersama dengan ujung tombak Manchester City Raheem Sterling atau rekan-rekannya di tim Tiga Singa.
Di bawah mistar gawang, Jordan Pickford (Everton) yang kemungkinan menjadi kiper pilihan utama Southgate, diharapkan bisa menjadi benteng terakhir sekuat ketika bersama klubnya Everton.
Dalam pertandingan pemanasan terbaru, Inggris mencatat hasil positif menang 1-0 atas Austria dan Rumania.
Inggris berada di grup D bersama Kroasia, Republik Ceko dan Skotlandia.
Mereka akan mengawali penampilannya di Grup D pada 13 Juni melawan runner up Piala Dunia 2018, Kroasia, yang kembali akan diperkuat pemain senior andalannya, Luca Modric.
Modric dan kawan-kawan bisa menjadi penghadang Inggris, yang mereka singkirkan pada semifinal Piala Dunia 2018.
Kemudian laga berikutnya melawan Skotlandia pada 18 Juni, dan melawan Republik Ceko 22 Juni.
Pelatih ternama asal Portugal Jose Mourinho menilai Inggris termasuk tim yang layak difavoritkan untuk menjadi juara.
"Tim ini luar biasa, generasi yang penuh dengan pemain-pemain bagus," kata Mourinho seperti dikutip The Sun.
Menurut dia, dengan banyaknya pemain bagus di semua lini, Southgate kemungkinan harus berpikir keras sebelum menentukan "starting eleven" di Euro 2020 nanti.
Namun menurut Mourinho, Southgate yang sudah cukup berpengalaman menangani tim nasional Inggris akan bisa menetap line up terkuat.
Mourinho pernah menangani sejumlah klub Inggris, terakhir Totteham Hotspur sebelum pindah ke klub Italia AS Roma untuk musim mendatang, juga menilai bahwa saat inilah kesempatan terbaik bagi Inggris untuk menjadi juara
Selain didukung oleh pemain-pemain yang telah ditempa di liga yang sangat kompetitif, skuad Inggris juga diuntungkan karena pada Euro 2020 mereka menjadi tuan rumah untuk babak grup, dan jika lolos, untuk laga semifinal dan final.
Namun seperti masa-masa sebelumnya, skuad Three Lions selalu mendapat tekanan dan harapan yang begitu tinggi, baik dari para suporter Inggris sendiri maupun dari para pengamat yang sering melontarkan kritik pedas melalui media.
Hal itu terkadang juga menjadi beban berat pelatih dan para anggota skuad ini untuk bisa mengelolanya agar justru tidak menjadi titik kelemahan.
Jika tidak bisa mengelola kritik atau pun beban mental ini, Inggris mungkin bakal sulit untuk mengatasi persaingan di Grup D ini, dimana Kroasia, Republik Ceko atau bahkan Skotlandia sekali pun berpotensi membuat kejutan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021