Bupati Tapanuli Tengah Bakhtiar Ahmad Sibarani memaparkan potensi yang dimiliki Kabupaten Tapanuli Tengah khususnya di bidang pertanian dan perkebunan.
Hal itu dipaparkan Bupati kepada anggota DPRD Sumut dari Komisi B yang melaksanakan tugas kunjungan kerja ke Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Kamis (3/6).
Dijelaskan, bahwa potensi perkebunan sawit di Tapanuli Tengah cukup besar, hanya saja hasilnya selama ini masih dikirim ke luar daerah, karena pabrik sawit yang ada di Tapteng hanya memproduksi hasil buah kebun sendiri.
"Setiap hari sekitar 4.300 ton buah sawit yang keluar dari Kabupaten Tapteng ini ke berbagai daerah, seperti ke Tebing Tinggi, Aceh Singkil, Labuhan Batu dan daerah lain. Dan ini sudah cukup lama berlangsung," beber Bupati.
Dan barulah di masa kepemimpinan kami sebagai Bupati, kami cari solusi bagaimana agar hasil panen sawit masyarakat ini dapat ditampung dan diproduksi di Kabupaten Tapanuli Tengah.
"Alhamdulillah, kita sudah berhasil mengandeng PT Sago untuk beroperasi di daerah kita, tepatnya di Kecamatan Sibabangun yang menampung buah dari lahan masyarakat. Dan kita juga sudah berikan izin operasi untuk perusahaan sawit satu lagi di perbatasan Tapteng dan Tapsel. Dengan beroperasinya pabrik ini, sudah dapat kita pastikan berapa biaya yang terpotong karena masyarakat tidak menjual bua lagi ke luar daerah," tukasnya.
“Untuk itulah kami sampaikan melalui pertemuan ini, bahwa Kabupaten Tapanuli Tengah sangat terbuka untuk menerima investor yang ingin mendirikan pabrik kelapa sawit di Tapteng ini, termasuk jika ada anggota DPRD Sumut yang mau berinvestasi,” ajak Bupati.
Baca juga: Polres Tapteng gelar razia antisipasi balapan liar dan knalpot blong
Sedangkan untuk sektor pertanian, Kabupaten Tapanuli Tengah mampu memproduksi Padi sebanyak 122.838 ton per tahun. Sawit 26.459 ton per tahun, Karet 20.512 ton per tahun, dan Kelapa 5.125 ton per tahun. Hanya saja Bupati mencurigai ada ketidak jujuran terkait pelaporan hasil panen khususnya kepala sawit. Karena laporan hasil produksi sawit per tahun di Tapteng sesuai dengan data resmi hanya 26.459 ton.
“Ini perlu juga ditelusuri dari Komisi B DPRD Sumut, karena sebagaimana saya jelaskan tadi, bahwa setiap hari 4.300 ton sawit yang keluar dari Tapanuli Tengah ini, dan tidak mungkin jumlah produksi hanya segitu per tahunnya. Bisa saja terjadi permainan karena menyangkut pajak,” ungkap Bakhtiar.
Pada pertemuan itu, Bupati juga meminta dukungan dari DPRD Sumut khususnya dari Komisi B untuk dapat mendukung pembangunan Tapanuli Tengah melalui anggaran dari Provinsi Sumut.
Menyikapi hal itu, Ketua Komisi B DPRD Sumut, H. Dhodi Thair mengatakan, tujuan kehadiran mereka ke Kabupaten Tapanuli Tengah untuk mengetahui potensi-potensi khususnya di bidang pertanian, perkebunan dan hutan di Tapteng untuk dapat didukung anggarannya melalui APBD Provinsi Sumatera Utara.
“Saya sangat bangga melihat pembangunan yang sudah dipaparkan oleh pak Bupati Bakhtiar. Luar biasa memang potensi daerah Tapanuli Tengah ini, khususnya di bidang perkebunan, pertanian dan kelautan. Dan langkah yang diambil pak Bupati untuk menghadirkan pabrik sawit di Tapteng, itu merupakan hasil kerja nyata yang langsung dirasakan masyarakat, karena masyarakat tidak sulit lagi untuk menjual buah. Demikian juga dengan hasil pertanian yang mampu meproduksi gabah sebanyak 122.838 ton per tahun. Ini perlu didukung dan ditingkatkan. Itulah tujuan kehadiran kami turun ke Tapanuli Tengah ini mendukung potensi yang dimiliki Tapteng dari segi anggaran,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Leonar Surungan Samosir. Anggota DPRD Sumut dari partai Golkar ini mengakui kelihaian Bupati mengiring anggaran dan bantuan dari pusat dan juga dari Kementerian ke Tapanuli Tengah.
“Sebenenarnya langkah-langkah seperti yang dilakukan pak Bupati ini yang perlu ditiru. Di mana langsung ada koneksi ke pemerintah pusat dan kementerian, sehingga bantuan itu bisa langsung turun ke Tapteng. Dan itu sudah kita lihat tadi bagaimana bantuan pupuk bagi para petani dapat teratasi di Tapanuli Tengah.
Sementara di daerah lain banyak masalah terkait pupuk ini, baik itu yang subsidi dan non subsidi. Pun demikian, kami akan tetap berusaha untuk bisa membantu anggaran dari Provinsi untuk peningkatan sektor pertanian dan perkebunan di Tapanuli Tengah ini, Karen potensinya sangat luar biasa,” kata Leonar.
Ada pun anggota Komisi B DPRD Sumut yang hadir dalam kunjungan kerja ini yaitu, Dhodi Thair selaku Ketua, Sugianto Makmur, Rahmad Rayyan Nasution, Leonar Surungan Samosir, Parsaulian Tambunan, Saut B. Purba, M Andri Alfisa, dan Fahrizal Nasution selaku anggota.
Sedangkan yang ikut mendampingi Bupati, Wakil Bupati Darwin Sitompul, Ketua DPRD Tapteng, Khairul Kiyedi Pasaribu, Sekda Tapteng Yetty Sembiring, para anggota dewan, dan sejumlah pimpinanOPD.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Hal itu dipaparkan Bupati kepada anggota DPRD Sumut dari Komisi B yang melaksanakan tugas kunjungan kerja ke Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Kamis (3/6).
Dijelaskan, bahwa potensi perkebunan sawit di Tapanuli Tengah cukup besar, hanya saja hasilnya selama ini masih dikirim ke luar daerah, karena pabrik sawit yang ada di Tapteng hanya memproduksi hasil buah kebun sendiri.
"Setiap hari sekitar 4.300 ton buah sawit yang keluar dari Kabupaten Tapteng ini ke berbagai daerah, seperti ke Tebing Tinggi, Aceh Singkil, Labuhan Batu dan daerah lain. Dan ini sudah cukup lama berlangsung," beber Bupati.
Dan barulah di masa kepemimpinan kami sebagai Bupati, kami cari solusi bagaimana agar hasil panen sawit masyarakat ini dapat ditampung dan diproduksi di Kabupaten Tapanuli Tengah.
"Alhamdulillah, kita sudah berhasil mengandeng PT Sago untuk beroperasi di daerah kita, tepatnya di Kecamatan Sibabangun yang menampung buah dari lahan masyarakat. Dan kita juga sudah berikan izin operasi untuk perusahaan sawit satu lagi di perbatasan Tapteng dan Tapsel. Dengan beroperasinya pabrik ini, sudah dapat kita pastikan berapa biaya yang terpotong karena masyarakat tidak menjual bua lagi ke luar daerah," tukasnya.
“Untuk itulah kami sampaikan melalui pertemuan ini, bahwa Kabupaten Tapanuli Tengah sangat terbuka untuk menerima investor yang ingin mendirikan pabrik kelapa sawit di Tapteng ini, termasuk jika ada anggota DPRD Sumut yang mau berinvestasi,” ajak Bupati.
Baca juga: Polres Tapteng gelar razia antisipasi balapan liar dan knalpot blong
Sedangkan untuk sektor pertanian, Kabupaten Tapanuli Tengah mampu memproduksi Padi sebanyak 122.838 ton per tahun. Sawit 26.459 ton per tahun, Karet 20.512 ton per tahun, dan Kelapa 5.125 ton per tahun. Hanya saja Bupati mencurigai ada ketidak jujuran terkait pelaporan hasil panen khususnya kepala sawit. Karena laporan hasil produksi sawit per tahun di Tapteng sesuai dengan data resmi hanya 26.459 ton.
“Ini perlu juga ditelusuri dari Komisi B DPRD Sumut, karena sebagaimana saya jelaskan tadi, bahwa setiap hari 4.300 ton sawit yang keluar dari Tapanuli Tengah ini, dan tidak mungkin jumlah produksi hanya segitu per tahunnya. Bisa saja terjadi permainan karena menyangkut pajak,” ungkap Bakhtiar.
Pada pertemuan itu, Bupati juga meminta dukungan dari DPRD Sumut khususnya dari Komisi B untuk dapat mendukung pembangunan Tapanuli Tengah melalui anggaran dari Provinsi Sumut.
Menyikapi hal itu, Ketua Komisi B DPRD Sumut, H. Dhodi Thair mengatakan, tujuan kehadiran mereka ke Kabupaten Tapanuli Tengah untuk mengetahui potensi-potensi khususnya di bidang pertanian, perkebunan dan hutan di Tapteng untuk dapat didukung anggarannya melalui APBD Provinsi Sumatera Utara.
“Saya sangat bangga melihat pembangunan yang sudah dipaparkan oleh pak Bupati Bakhtiar. Luar biasa memang potensi daerah Tapanuli Tengah ini, khususnya di bidang perkebunan, pertanian dan kelautan. Dan langkah yang diambil pak Bupati untuk menghadirkan pabrik sawit di Tapteng, itu merupakan hasil kerja nyata yang langsung dirasakan masyarakat, karena masyarakat tidak sulit lagi untuk menjual buah. Demikian juga dengan hasil pertanian yang mampu meproduksi gabah sebanyak 122.838 ton per tahun. Ini perlu didukung dan ditingkatkan. Itulah tujuan kehadiran kami turun ke Tapanuli Tengah ini mendukung potensi yang dimiliki Tapteng dari segi anggaran,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Leonar Surungan Samosir. Anggota DPRD Sumut dari partai Golkar ini mengakui kelihaian Bupati mengiring anggaran dan bantuan dari pusat dan juga dari Kementerian ke Tapanuli Tengah.
“Sebenenarnya langkah-langkah seperti yang dilakukan pak Bupati ini yang perlu ditiru. Di mana langsung ada koneksi ke pemerintah pusat dan kementerian, sehingga bantuan itu bisa langsung turun ke Tapteng. Dan itu sudah kita lihat tadi bagaimana bantuan pupuk bagi para petani dapat teratasi di Tapanuli Tengah.
Sementara di daerah lain banyak masalah terkait pupuk ini, baik itu yang subsidi dan non subsidi. Pun demikian, kami akan tetap berusaha untuk bisa membantu anggaran dari Provinsi untuk peningkatan sektor pertanian dan perkebunan di Tapanuli Tengah ini, Karen potensinya sangat luar biasa,” kata Leonar.
Ada pun anggota Komisi B DPRD Sumut yang hadir dalam kunjungan kerja ini yaitu, Dhodi Thair selaku Ketua, Sugianto Makmur, Rahmad Rayyan Nasution, Leonar Surungan Samosir, Parsaulian Tambunan, Saut B. Purba, M Andri Alfisa, dan Fahrizal Nasution selaku anggota.
Sedangkan yang ikut mendampingi Bupati, Wakil Bupati Darwin Sitompul, Ketua DPRD Tapteng, Khairul Kiyedi Pasaribu, Sekda Tapteng Yetty Sembiring, para anggota dewan, dan sejumlah pimpinanOPD.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021