Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi di daerah itu cukup aman dengan penyerapan petani rata-rata sekitar 30 persen.

"Tidak ada kelangkaan pupuk bersubsidi. Penyerapan petani hingga April 2021 rata-rata sudah 30 persen," ujar Kepala Bidang Sarana Prasarana Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Jhoni Akim Purba, di Medan, Selasa (11/5).

Kalau pun ada gangguan, kemungkinan karena kiosnya atau distributornya belum menebus.

Baca juga: Petani jagung di Sumut dapat bantuan benih dari dana APBN

Atau petani belum menyerahkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).

"Soal RDKK diakui jadi masalah khususnya di saat pilkada. Petani ragu dan tidak mau memberikan KTP dan kartu keluarga dengan alasan takut disalahgunakan untuk keperluan bakal calon kepala daerah," ujarnya.

Termasuk menyangkut e-RDKK yang terganggu sinyal. "Yang pasti pupuk bersubsidi tidak langka," ujarnya.

Jhoni Akim menegaskan, pupuk bersubsidi sangat membantu peningkatan produksi tanaman petani sehingga pemerintah terus mengawal pendistribusian.

Data mengungkapkan hingga April 2021, penyerapan pupuk urea bersubsidi di Sumut sebesar 18,63 persen dari total alokasi sepanjang tahun yang sebanyak 154.916 ton.

Kemudian penyerapan SP36 sebesar 12,58 persen, NPK 23,67 persen, ZA 10,47 persen dan pupuk organik 19,73 persen dari total alokasi 19.918 ton.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021