Dalam satu bulan ini warga Desa Sikapas, Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal diresahkan dengan kemunculan hama lalat di pemukiman mereka.
Kemunculan hama lalat dengan jumlah besar ini diduga berasal dari limbah pengolahan pabrik kelapa sawit (PKS) tandan kosong salah satu perusahaan sawit yang ada di wilayah itu.
Harisman Sikumbang, Ketua Karang Taruna Desa Sikapas kepada wartawan, Sabtu (27/3) menyampaikan, kehadiran hama lalat dalam sebulan terakhir ini telah membuat warga resah, bahkan mereka terpaksa harus menutup jendela mereka untuk menghindari kemunculan hama tersebut.
"Sebulan terakhir koloni lalat yang begitu besar itu telah membuat masyarakat resah, karena lalat tersebut berkeliaran di luar dan di dalam rumah pada pagi dan siang hari," katanya.
Baca juga: DPRD Madina desak pemkab atasi kesemrawutan Kota Panyabungan
Ia menyebut, untuk mengantisipasi kemunculan lalat itu para warga juga telah sering melakukan penyemprotan, meskipun begitu hama lalat masih terlihat banyak.
Dengan kehadiran lalat yang tidak wajar itu dikhawatirkan dapat menularkan penyakit kepada warga dirinya meminta kepada pihak terkait untuk segera melakukan penyemprotan.
Sementara itu, Humas PT MAL, Sadri, menyampaikan, untuk mencegah kemunculan hama lalat tersebut pihak perusahaan sendiri sendiri telah melaksanakan penyemprotan dengan cara fogging.
Penyemprotan sendiri dilaksanakan secara bertahap yang mana dimulai dari perumahan karyawan dan seterusnya ke permukiman warga yang ada di Desa Sikapas dan Desa Batu Mundom.
"Di sini saat ini sedang musim lalat, untuk pencegahannya kita akan melakukan fogging secara bertahap yang mana dimulai dari lingkungan perusahaan baru nanti ke permukiman warga yang ada di Desa Sikapas dan Desa Batu Mundom," sebut Sadri yang juga warga Desa Sikapas itu.
Asal hama lalat ini sendiri tidak diketahui Sadri dari mana datangnya, namun dia menyebut kalau saat ini di daerah Sikapas lagi musim lalat.
"Namanya juga musim-musiman pak. Kalau lagi musimnya datang dia. Kalau tidak musim ga nampak lagi dia," ujarnya.
Meskipun begitu, kata Sadri pihak perusahaan selalu melakukan penyemprotan apabila musim lalat.
Pada bulan Juli tahun 2020 yang lalu kejadian kemunculan hama lalat dalam jumlah tidak wajar ini juga pernah terjadi di desa itu.
Menindaklanjuti keluhan warga tersebut waktu itu Bupati Madina, Drs Dahlan Hasan Nasution sempat mengirimkan surat kepada pimpinan PT MAL.
Dalam surat yang bernomor 660/2178/DLH/2020 tertanggal 21 Juli 2020 itu perusahaan diminta dengan segera untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat Desa Sikapas dan sekitarnya agar jangan sampai menimbulkan wabah penyakit di tengah-tengah masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Kemunculan hama lalat dengan jumlah besar ini diduga berasal dari limbah pengolahan pabrik kelapa sawit (PKS) tandan kosong salah satu perusahaan sawit yang ada di wilayah itu.
Harisman Sikumbang, Ketua Karang Taruna Desa Sikapas kepada wartawan, Sabtu (27/3) menyampaikan, kehadiran hama lalat dalam sebulan terakhir ini telah membuat warga resah, bahkan mereka terpaksa harus menutup jendela mereka untuk menghindari kemunculan hama tersebut.
"Sebulan terakhir koloni lalat yang begitu besar itu telah membuat masyarakat resah, karena lalat tersebut berkeliaran di luar dan di dalam rumah pada pagi dan siang hari," katanya.
Baca juga: DPRD Madina desak pemkab atasi kesemrawutan Kota Panyabungan
Ia menyebut, untuk mengantisipasi kemunculan lalat itu para warga juga telah sering melakukan penyemprotan, meskipun begitu hama lalat masih terlihat banyak.
Dengan kehadiran lalat yang tidak wajar itu dikhawatirkan dapat menularkan penyakit kepada warga dirinya meminta kepada pihak terkait untuk segera melakukan penyemprotan.
Sementara itu, Humas PT MAL, Sadri, menyampaikan, untuk mencegah kemunculan hama lalat tersebut pihak perusahaan sendiri sendiri telah melaksanakan penyemprotan dengan cara fogging.
Penyemprotan sendiri dilaksanakan secara bertahap yang mana dimulai dari perumahan karyawan dan seterusnya ke permukiman warga yang ada di Desa Sikapas dan Desa Batu Mundom.
"Di sini saat ini sedang musim lalat, untuk pencegahannya kita akan melakukan fogging secara bertahap yang mana dimulai dari lingkungan perusahaan baru nanti ke permukiman warga yang ada di Desa Sikapas dan Desa Batu Mundom," sebut Sadri yang juga warga Desa Sikapas itu.
Asal hama lalat ini sendiri tidak diketahui Sadri dari mana datangnya, namun dia menyebut kalau saat ini di daerah Sikapas lagi musim lalat.
"Namanya juga musim-musiman pak. Kalau lagi musimnya datang dia. Kalau tidak musim ga nampak lagi dia," ujarnya.
Meskipun begitu, kata Sadri pihak perusahaan selalu melakukan penyemprotan apabila musim lalat.
Pada bulan Juli tahun 2020 yang lalu kejadian kemunculan hama lalat dalam jumlah tidak wajar ini juga pernah terjadi di desa itu.
Menindaklanjuti keluhan warga tersebut waktu itu Bupati Madina, Drs Dahlan Hasan Nasution sempat mengirimkan surat kepada pimpinan PT MAL.
Dalam surat yang bernomor 660/2178/DLH/2020 tertanggal 21 Juli 2020 itu perusahaan diminta dengan segera untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat Desa Sikapas dan sekitarnya agar jangan sampai menimbulkan wabah penyakit di tengah-tengah masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021