Pascaperistiwa Sibanggor Julu, Bupati Mandailing Natal Dahlan Hasan Nasution mengimbau semua pihak agar sama-sama menjaga kondusifitas di tengah-tengah masyarakat.

Selain itu, masyarakat juga diminta agar sama-sama menahan diri dan tidak mudah terpengaruh oleh provokasi yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

Imbauan Bupati tersebut disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Madina, Sahnan Pasaribu dalam menyikapi perkembangan pascaperistiwa Sibanggor Julu kepada wartawan di aula kantor Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Madina, Selasa (16/2) sore.

"Perlu kami sampaikan pak Bupati mengimbau kita semua untuk sama-sama menjaga kondusifitas masyarakat dan menahan diri. Jangan sampai terjadi tindakan provokatif," ujarnya.

Dalam temu pers yang juga turut dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kasmir Nasution dan Sekretaris Khairul ST, Kepala Teknik Panas Bumi PT SMGP, Eddiyanto dan puluhan orang wartawan itu juga dijelaskan berbagai upaya yang sudah dilakukan perusahaan dan pemerintah daerah dalam menanggulangi kasus pembukaan sumur baru uap panas bumi oleh PT SMGP pada 25 Januari lalu.

"Kemarin ada sekitar 20 orang warga Sibanggor Julu yang memeriksakan kesehatannya di rumah sakit, ini juga jangan diprovokasi karena belum tentu semua yang sakit itu berkaitan dengan gas H2S," kata Sahnan.

Untuk menciptakan rasa aman di tengah-tengah masyarakat Dinas Lingkungan Hidup Madina dan perusahaan juga telah memasang alat pendeteksi H2S di Desa Sibanggor Julu.

"Dan perlu kami beritahukan, soal gas H2S, dia tidak berwarna tapi bau. Kalau baku mutunya normal dia tidak membahayakan. Persis sewaktu kita mandi air belerang. Tapi kalau kadarnya di atas baku mutu dia akan bisa menyebabkan kematian," terang Kepala Dinas Lingkungan Hidup Madina, Kasmir Nasution.

Sementara itu, Kepala Teknik Panas Bumi PT SMGP, Eddiyanto menjelaskan, setelah musibah terjadi, semua operasional PT SMGP sudah dihentikan sehingga tidak ada sumur-sumur yang dibuka ataupun kegiatan proyek yang berjalan hingga saat ini. 

"Hampir dapat dipastikan dampak H2S di lokasi sudah tidak ada lagi. Hal ini sesuai dengan berita acara verifikasi pada tanggal 2 Februari 2021 oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang didampingi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mandailing Natal," ujarnya.

Kepastian itu sebut Eddiyanto juga dikuatkan dengan keadaan setelah musibah terjadi, para petugas baik dari Polda Sumatera Utara, Kodam 1/BB maupun Satuan Brimob yang melaksanakan tugasnya selama ini tidak menerima keluhan apapun.

Pewarta: Holik

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021