Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Utara, R Sabrina, menyebutkan inflasi di daerah itu yang sebesar 0,45 persen pada Januari masih belum mengkhawatirkan.

"Besaran inflasi Sumut di Januari yang sebesar 0,45 persen masih cukup aman. Tapi perlu terus diwaspadai dengan menjaga kestabilan harga berbagai bahan makanan," katanya dalam rapat TPID Sumut di Medan, Selasa (2/2).

Kestabilan harga bahan makanan perlu dijaga, karena inflasi di Sumut cenderung dipicu kenaikan harga kelompok barang itu.

Baca juga: Nilai ekspor Sumut pada 2020 naik 5,52 persen

Pada Januari misalnya, kata Sabrina yang menjabat Sekda Provinsi Sumut itu, penyumbang terbesar inflasi di Sumut tersebut berasal dari komoditas makanan, seperti cabai merah.

"Jadi semua stok bahan pangan harus dijaga. Alhamdulillah secara umum, ketersediaan bahan pokok masih terjaga hingga saat ini," katanya.

Menurut Sabrina, selain bahan pokok dan harga jualnya harus terjaga, petani juga harus mendapatkan harga yang baik.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Soekowardojo, menyebutkan, cabai merah memang masih kerap menjadi pemicu inflasi.

Untuk itu, katanya, memang harus terus dilakukan berbagai langkah setelah pengembangan klaster cabai merah.

"Mengacu pada kondisi di Januari, BI memprediksi inflasi masih dalam rentang sasaran, walau ada tren peningkatan,” ujar Soekowardojo.

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Deliserdang BMKG, Syafrinal, menyebutkan, secara umum Indonesia terdampak La Nina.

Namun khusus Sumut, dampak La Nina tidak begitu signifikan.

"Namun dampak La Nina perlu terus dicermati, karena berpotensi menyebabkan gagal panen pada berbagai tanaman," katanya.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021