Ketua Umum DPP Asosiasi Sawitku Masa Depanku (SAMADE), Tolen Ketaren, meminta semua pihak, terutama para pemangku kepentingan sawit di Indonesia untuk mewaspadai, menolak atau memilih kata "No" pada poling yang diadakan lembaga biofuel internasional.

Menurut dia, dalam keterangan yang diterima di Medan, Rabu, lembaga biofuel internasional melalui https://biofuels-news.com membuat poling tentang biofuel.

Salah satu pertanyaan yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah apakah kebijakan atau proposal Uni Eropa sudah tepat untuk mengeluarkan atau meniadakan penggunaan minyak sawit dalam kebijakan biofuel di tahun 2030?.

"Nah kalau ikut poling tersebut, seluruh masyarakat Indonesia diminta untuk memilih kata 'No' (tidak)," ujar Tolen.

Dengan memilih "No", maka akan mempengaruhi sikap pihak lembaga biofuel internasional yang akan menyelenggarakan konferensi dan ekspo di Brussel, Belgia, pada 15-16 Juni 2021.

Dengan memilih "No", katanya, akan membuka kesempatan bagi industri minyak sawit dari negara-negara produsen minyak sawit, termasuk Indonesia, untuk menghindar dari kebijakan diskriminatif Uni Eropa.

"Persaingan dagang antara minyak nabati lainnya dengan sawit masih terus berlanjut sehingga semua warga Indonesia diminta bisa ikut memperjuangkan sawit," katanya.
.
Apalagi, katanya, pemerintah Indonesia telah memproduksi biodiesel 30 (B-30) dengan bahan baku minyak sawit.

"Keinginan Eropa untuk mengeluarkan minyak sawit dalam penggunaan biofuel harus dihempang/dilawan," ujar Tolen.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021