Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut mengungkapkan pabrik karet di daerah itu mulai kekurangan pasokan bahan baku akibat tanaman karet mengalami gugur daun sejak akhir Desember 2020.

"Kesulitan bahan baku diprediksi hingga Maret 2021 karena musim gugur daun yang terjadi sejak akhir Desember 2020 diperkirakan berlangsung hingga awal Maret 2021," ujar Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Jumat (15/1).

Hingga pertengahan Januari, kondisi gugur daun alami atau gugur daun primer yang merupakan proses alami, atau secara fisiologi tanaman mengantisipasi ketersediaan air pada musim kemarau itu, sudah melebihi 50 persen.

Baca juga: Nilai ekspor karet Sumut meningkat 910,146 juta dolar AS

Diperkirakan sepanjang Januari-Maret 2021 produksi karet di Sumut akan berkurang hingga 45 persen dan berpotensi mengganggu operasional pabrik karet di Sumut.

Padahal dalam kondisi saat ini harga jual bahan olah karet (bokar) diyakini terus naik, termasuk yang bersumber dari daerah sentra karet lainnya, karena dampak pasokan yang ketat.

"Dengan kondisi seperti saat ini dimana pasokan bahan baku ketat, maka volume ekspor karet Sumut dipastikan turun minimal hingga Maret,"ujar Edy.

Edy tidak merinci perkiraan penurunan ekspor karet di Januari atau perhitungan hingga Maret 2021 dengan alasan belum adanya data yang akurat.

Namun, menurut dia, pada 2020, ekspor karet Sumut sudah turun 7,3 persen dari 2019 atau tinggal 380.005 ton.

Penurunan ekspor itu antara lain terjadi karena pandemi COVID-19 telah menyebabkan permintaan melemah serta adanya gangguan pengapalan akibat penundaan pengapalan yang terjadi pada November-Desember 2020.

"Di tengah volume ekspor tertekan diharapkan harga jual naik," katanya.

Pada perdagangan 14 Januari 2021, harga TSR20 (SIR20) untuk kontrak Februari tercatat 1,56 dolar AS per kilogram. Harga itu mengalami kenaikan dibandingkan harga rata-rata di 2020 yang 1,31 dolar AS per kilogram.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021