Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 4,6 mengguncang wilayah Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Kamis, akibat aktivitas patahan busur belakakang, kata Kepala Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar Agus Wahyu Raharjo.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa tektonik itu terjadi pada Kamis (14/1) pukul 08.03.20 WITA. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,06 LS dan 120,43 BT, atau berlokasi di laut pada jarak 61 km arah barat laut Ruteng, Ibu Kota Kabupaten Manggarai, dengan kedalaman 10 kilometer.
"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas patahan busur belakang (back arc rhrust)," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Kamis.
Baca juga: Gempa magnitudo 5,9 guncang Majene, dipicu sesar naik Mamuju
Ia menjelaskan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakkan oblique naik (oblique thrust fault).
Mengenai dampak, Agus Wahyu mengatakan guncangan akibat gempa bumi dirasakan masyarakat di wilayah Ruteng III MMI dan Labuan Bajo II MMMI.
"Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu serta benda-benda yang digantung bergoyang," katanya.
Ia menambahkan hasil pemantauan BMKG hingga pukul 08,25 WITA menunjukkan tidak ada aktivitas gempa bumi susulan.
Untuk itu ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.
"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa tektonik itu terjadi pada Kamis (14/1) pukul 08.03.20 WITA. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,06 LS dan 120,43 BT, atau berlokasi di laut pada jarak 61 km arah barat laut Ruteng, Ibu Kota Kabupaten Manggarai, dengan kedalaman 10 kilometer.
"Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas patahan busur belakang (back arc rhrust)," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Kamis.
Baca juga: Gempa magnitudo 5,9 guncang Majene, dipicu sesar naik Mamuju
Ia menjelaskan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakkan oblique naik (oblique thrust fault).
Mengenai dampak, Agus Wahyu mengatakan guncangan akibat gempa bumi dirasakan masyarakat di wilayah Ruteng III MMI dan Labuan Bajo II MMMI.
"Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu serta benda-benda yang digantung bergoyang," katanya.
Ia menambahkan hasil pemantauan BMKG hingga pukul 08,25 WITA menunjukkan tidak ada aktivitas gempa bumi susulan.
Untuk itu ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.
"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2021