Pejabat sementara (Pjs) Wali Kota Medan, Arief Sudarto Trinugroho, mengungkapkan pandemi COVID-19 mengharuskan pelaku industri properti mengubah strategi pemasaran produknya dari pola konvensional ke segmen digital di kawasan pinggiran ibu kota Provinsi Sumatera Utara.

"Keahlian pemasaran digital menjadi mutlak diperlukan demi menyasar para calon konsumen properti. Dengan tingkat pengguna internet di Indonesia yang mencapai lebih dari 60 persen dari jumlah penduduk, maka peluang pasar terbuka lebar jika dilakukan melalui 'online marketing'. Artinya, pameran properti secara online (daring) menjadi salah satu cara cukup efektif menjaring calon konsumen properti," kata Arief di Medan, Kamis.

Hal itu disampaikannya dalam sambutan di acara pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Sumatera Utara yang berlangsung sederhana dengan menerapkan protokol kesehatan dan dibuka secara langsung Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.

Lanjut dia, diyakini pemasaran daring ampuh dalam mengantisipasi berkurangnya peluang berinteraksi secara tatap muka antar tenaga pemasaran properti dengan calon konsumen.

Menurutnya, tantangan yang harus dihadapi para pelaku usaha di masa pandemi adalah bagaimana sektor properti dapat tumbuh di tengah situasi keterbatasan yang ada.

Ia menyebut, pandemi COVID-19 mengakibatkan pasar properti terkoreksi yang cukup tajam, meski demikian demikian dalam keterbatasan tersebut masih terdapat peluang.

"Selagi masih ada masyarakat yang membutuhkan rumah, maka pasti masih akan ada permintaan terhadap hunian yang sehat dan nyaman sesuai dengan daya beli masyarakat," papar Arief. 

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi di sambutannya mengatakan, Pemerintah Provinsi Sumut bersedia memperkuat sinergitas dengan REI dan bergandengan tangan demi merealisasikan rumah hunian bagi masyarakat. 

"Kita harus dapat duduk bersama untuk membahas apa yang akan dibuat dalam penyediaan rumah yang layak huni, dan sehat bagi masyarakat. Jangan karena harganya murah, rumah hunian yang disediakan itu tidak sehat," katanya.

Ia mengungkapkan, pihaknya menyakini jumlah itu pasti lebih karena masih banyak masyarakat di Sumut yang belum memiliki rumah hunian, terkait kekurangan rumah hunian sebanyak 7.015 unit

Gubernur meminta agar DPD REI Sumut kembali melakukan pendataan ulang dengan melibatkan Badan Pusat Statistik (BPS). "Jadi, bisa diketahui berapa jumlah riil kekurangan rumah hunian di Sumut sebenarnya. Setelah itu, barulah kita bersama-sama bagaimana mengatasinya," terang Gubernur Edy. 

Ketua DPD REI Sumut, Andi Atmoko Panggabean melaporkan, REI Sumut dewasa ini memiliki anggota sebanyak 325 developer yang tersebar di 34 kabupaten/kota. Dari jumlah itu, sekitar 70 persen di antaranya bergerak di perumahan subsidi. 

"Saat ini kita kekurangan rumah hunian untuk masyarakat di Sumut, terutama menengah ke bawah sebanyak 7.015 unit. Untuk itu kita minta dukungan 'stakeholder', terutama Pemprov Sumut untuk mengatasi kekurangan tersebut," kata Andi.

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020