Banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, di kawasan wisata Landak River, Desa Timbang Lawan, Desa Sampe Raya yang merupakan banjir bandang yang terbesar kedua, dimana kita masih diingatkan puluhan tahun yang lalu juga terjadi banjir bandang besar di kawasan wisata Bukit Lawang, yang menimbulkan korban jiwa, diduga ada pembalakan liar di kawasan itu.
Hal itu disampaikan Direktur Rumah Bahari Azhar Kasim, di Stabat, Kamis (19/11).
"Peristiwa banjir bandang Bahorok tentulah tak mengagetkan kita," karena diduga ada perlakuan yang salah di kawasan itu, kemungkinan ilegal logging dan pembalakan liar terhadap hutan disana," katanya.
Baca juga: Kepala BPBD: Banjir bandang di Bahorok sudah ditangani
Sebab, selain lumpur kuning, juga kayu-kayu besar pada hanyut, menghantam kawasan itu, kuat dugaan ada perambahan yang diabaikan dan dibiarkan.
Baca juga: DPRD Sumut: tinjau ulang lokasi wisata Sungai Landak di Bahorok
"Kuat dugaan ada peristiwa ilegal logging di kawasan hutan Taman Nssional Gunung Leuser (TNGL)," katanya.
Untuk itu Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) harus tegas dan serius mengurangi "perampokan" kawasan hutan TNGL yang kita klaim sebagai paru paru dunia, agar kawasan tersebut tidak terus terguras oleh pihak yang tak bertanggung jawab.
Pihaknya juga sangat berharap Polres Langkat, Polda Sumatera Utara dapat mengusut secara serius adanya dugaan ini, dibuktikan dengan banyaknya gelondongan kayu yang berada di kawasan itu.
Selain itu juga meminta Dinas Pariwista dan Budaya Langkat untuk menutup kawasan itu sementara hingga selesai penyelidikan oleh pihak berwajib.
Karena kita tidak menginginkan terulangnya kembali pristiwa banjir bandang besar dikawasan wisata Bukit Lawang Kecamatan Bahorok pada tempat lainnya di daerah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Hal itu disampaikan Direktur Rumah Bahari Azhar Kasim, di Stabat, Kamis (19/11).
"Peristiwa banjir bandang Bahorok tentulah tak mengagetkan kita," karena diduga ada perlakuan yang salah di kawasan itu, kemungkinan ilegal logging dan pembalakan liar terhadap hutan disana," katanya.
Baca juga: Kepala BPBD: Banjir bandang di Bahorok sudah ditangani
Sebab, selain lumpur kuning, juga kayu-kayu besar pada hanyut, menghantam kawasan itu, kuat dugaan ada perambahan yang diabaikan dan dibiarkan.
Baca juga: DPRD Sumut: tinjau ulang lokasi wisata Sungai Landak di Bahorok
"Kuat dugaan ada peristiwa ilegal logging di kawasan hutan Taman Nssional Gunung Leuser (TNGL)," katanya.
Untuk itu Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) harus tegas dan serius mengurangi "perampokan" kawasan hutan TNGL yang kita klaim sebagai paru paru dunia, agar kawasan tersebut tidak terus terguras oleh pihak yang tak bertanggung jawab.
Pihaknya juga sangat berharap Polres Langkat, Polda Sumatera Utara dapat mengusut secara serius adanya dugaan ini, dibuktikan dengan banyaknya gelondongan kayu yang berada di kawasan itu.
Selain itu juga meminta Dinas Pariwista dan Budaya Langkat untuk menutup kawasan itu sementara hingga selesai penyelidikan oleh pihak berwajib.
Karena kita tidak menginginkan terulangnya kembali pristiwa banjir bandang besar dikawasan wisata Bukit Lawang Kecamatan Bahorok pada tempat lainnya di daerah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020