Jika ada berkunjung ke Kota Sibolga, Sumatera Utara, tepatnya di Jalan Putri Runduk, atau simpang empat belakang Makorem 023/KS, Sibolga, anda akan menemukan penjual es. Sekilas tidak ada yang unik dari tempat jualannya. Namun kalau dibaca nama es yang dijualnya, pasti membuat anda penasaran. Bagaimana tidak, nama es yang dijajalnya adalah “es gak jelas”.
Melihat nama itu, wartawan ANTARA yang kebetulan melintas di lokasi menyempatkan waktu untuk mencari tahu apa sebenarnya “es gak jelas” yang dijual oleh Samsul Sikumbang itu.
Sembari melayani para pembelinya, Samsul yang sudah menggeluti usahanya sekitar dua tahun lalu mengaku, lahirnya nama “es gak jelas” berawal dari mimpinya. Di mana dalam mimpinya itu, seseorang membisikkan agar nama es nya diganti dari “es tidak beres” menjadi “es gak jelas”.
“Jadi dulu nama es ini adalah “es tidak beres”. Hanya saja karena agak terlampau kasar, sehingga ada niat untuk mengganti namanya. Tetapi saya bigung apa nama penggantinya. Dan saat saya tidur, saya bermimpi dan seperti ada yang membisikkan agar namanya menjadi “es gak jelas.” Sejak dari situlah saya mengganti namanya menjadi “es gak jelas” dengan filosofi, harus diminum dulu es nya, baru jelas,” ujarnya, Kamis (12/11).
Sejak ganti nama setahun yang lalu, penghasilannya meningkat, apalagi harganya sangat murah yakni Rp5.000 per bungkus, ditambah lagi aneka rasa yang beragam.
Diakui ayah dua orang anak ini, rata-rata penjualannya bisa mencapai Rp500 ribu per hari, dan itu ditopang kondisi cuaca. Hanya saja ia menjamin rasa es yang dijualnya pasti enak dan aman, karena racikannya jelas, dan menggunakan gula asli, susu bermerek, serta batu es yang higienis. Selain itu, tempat es nya juga terbuat dari plastik klip sehingga aman dan tidak tumpah.
“Untung saya tipis sebenarnya bang, tetapi itu tidak menjadi masalah, walaupun untung sedikit dikali banyak, maka hasilnya banyak juga. Dan alhamdulillah, sampai saat ini biaya kebutuhan kami bisa lepas dari penjualan es ini,” ungkapnya.
Karena nama es nya yang unik dan rasanya juga nikmat, pria yang tinggal di Pulau Rembang Sibolga Kota itu mengaku, sudah pernah diliput youtuber. Dan ia pun berterima kasih karena ANTARA juga mau meliputnya.
“Senanglah bang usaha kita dipromosikan, mudah-mudahan makin laris bang,” ucapnya sembari menawarkan es yang dijualnya untuk dicicipi.
Pria yang lahir di Air Joman, Kabupaten Asahan, itu mengaku, tidak memiliki keahlihan khusus meracik es, bahkan tidak pernah mendapat pendidikan formal tentang tata boga atau sejenisnya. Semuanya ia tekuni berdasarkan coba-coba.
“Saya hanya taman SD bang di Air Joman, Asahan. Dan minat dagang itu sudah ada sejak kecil, karena orang tua saya juga pedagang. Dengan modal coba-coba meracik, sehingga terciptalah racikan “es gak jelas” ini bang. Dan alhamdulillah, saat ini sudah ada saingan bang yang rasanya sama dengan jualan saya, karena mereka mencoba membeli es saya, dan mereka racik sendiri dengan nama sendiri. Bagi saya, itu gak ada masalah bang, karena perlu juga ada saingan asalkan bersaing sehat,” pungkasnya.
Dari puluhan aneka rasa es yang disediakan, menurut pria kelahiran tahun 1988 itu ada beberapa rasa yang paling diminati pembeli, yaitu rasa Taro, Coklat, Capucino dan Stroberi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Melihat nama itu, wartawan ANTARA yang kebetulan melintas di lokasi menyempatkan waktu untuk mencari tahu apa sebenarnya “es gak jelas” yang dijual oleh Samsul Sikumbang itu.
Sembari melayani para pembelinya, Samsul yang sudah menggeluti usahanya sekitar dua tahun lalu mengaku, lahirnya nama “es gak jelas” berawal dari mimpinya. Di mana dalam mimpinya itu, seseorang membisikkan agar nama es nya diganti dari “es tidak beres” menjadi “es gak jelas”.
“Jadi dulu nama es ini adalah “es tidak beres”. Hanya saja karena agak terlampau kasar, sehingga ada niat untuk mengganti namanya. Tetapi saya bigung apa nama penggantinya. Dan saat saya tidur, saya bermimpi dan seperti ada yang membisikkan agar namanya menjadi “es gak jelas.” Sejak dari situlah saya mengganti namanya menjadi “es gak jelas” dengan filosofi, harus diminum dulu es nya, baru jelas,” ujarnya, Kamis (12/11).
Sejak ganti nama setahun yang lalu, penghasilannya meningkat, apalagi harganya sangat murah yakni Rp5.000 per bungkus, ditambah lagi aneka rasa yang beragam.
Diakui ayah dua orang anak ini, rata-rata penjualannya bisa mencapai Rp500 ribu per hari, dan itu ditopang kondisi cuaca. Hanya saja ia menjamin rasa es yang dijualnya pasti enak dan aman, karena racikannya jelas, dan menggunakan gula asli, susu bermerek, serta batu es yang higienis. Selain itu, tempat es nya juga terbuat dari plastik klip sehingga aman dan tidak tumpah.
“Untung saya tipis sebenarnya bang, tetapi itu tidak menjadi masalah, walaupun untung sedikit dikali banyak, maka hasilnya banyak juga. Dan alhamdulillah, sampai saat ini biaya kebutuhan kami bisa lepas dari penjualan es ini,” ungkapnya.
Karena nama es nya yang unik dan rasanya juga nikmat, pria yang tinggal di Pulau Rembang Sibolga Kota itu mengaku, sudah pernah diliput youtuber. Dan ia pun berterima kasih karena ANTARA juga mau meliputnya.
“Senanglah bang usaha kita dipromosikan, mudah-mudahan makin laris bang,” ucapnya sembari menawarkan es yang dijualnya untuk dicicipi.
Pria yang lahir di Air Joman, Kabupaten Asahan, itu mengaku, tidak memiliki keahlihan khusus meracik es, bahkan tidak pernah mendapat pendidikan formal tentang tata boga atau sejenisnya. Semuanya ia tekuni berdasarkan coba-coba.
“Saya hanya taman SD bang di Air Joman, Asahan. Dan minat dagang itu sudah ada sejak kecil, karena orang tua saya juga pedagang. Dengan modal coba-coba meracik, sehingga terciptalah racikan “es gak jelas” ini bang. Dan alhamdulillah, saat ini sudah ada saingan bang yang rasanya sama dengan jualan saya, karena mereka mencoba membeli es saya, dan mereka racik sendiri dengan nama sendiri. Bagi saya, itu gak ada masalah bang, karena perlu juga ada saingan asalkan bersaing sehat,” pungkasnya.
Dari puluhan aneka rasa es yang disediakan, menurut pria kelahiran tahun 1988 itu ada beberapa rasa yang paling diminati pembeli, yaitu rasa Taro, Coklat, Capucino dan Stroberi.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020