Akibat COVID-19 yang terjadi saat ini, arus penumpang di bandara dr FL Tobing, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, menurun tajam. Bahkan saat masa libur panjang dan cuti bersama baru-baru ini, bandara yang berada di Kecamatan Pinangsori itu, legang.

Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) FL Tobing, Kapten Iwan Kurniawan yang dikonfirmasi ANTARA, Selasa, melalui Kaur TU, Bill Akbar mengatakan, sejak masa pandemi jumlah penumpang menurun tajam hingga 51 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

“Sebenarnya pihak maskapai sudah melakukan promo menjelang libur panjang baru-baru ini. Tetapi tidak berdampak terhadap kenaikan arus penumpang di bandara kita ini. Padahal penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) kita utamakan,” sebut Bill Akbar.

Ia pun tidak menepis bahwa pada bulan Juni-Juli 2020 kemarin, terjadi kenaikan penumpang, karena saat itu libur sekolah dan juga masih suasana lebaran. Sehabis itu, jumlah penumpang menurun terus.

Baca juga: Wisata keliling pulau dan diskon hotel jadi daya tarik liburan ke Tapteng di tengah pademi

Untuk saat ini sambung Bill Akbar, Bandara yang dikelo Kementerian itu melayani penerbangan dari maskapai Garuda Indonesia, Wings Air dan Susi Air.

“Garuda terbang setiap hari, tetapi pada hari Kamis khusus carter. Kemudian sejak sebulan ini penerbangan hari Sabtu kosong, dikarenakan kekurangan pesawat Bombardier Canadair Regional Jet (CRJ). Menurut pihak Garuda, armada pesawat jenis Bombardier CRJ sangat terbatas dan lebih banyak digunakan untuk melayani penerbangan di daerah lain,” ujarnya.

Sementara itu, untuk maskapai Wings Air juga sering cancel akibat jumlah penumpang yang cenderung berkurang.

“Wings yang harusnya terbang sesuai waktu pesanan, pun terpaksa dicancel. Sehingga Jadwal menjadi tidak pasti. Kalau berdasarkan slot time, seharusnya setiap hari. Tetapi fenomena sekarang, meski kita booking hari ini belum tentu besok kita bisa terbang, karena sering cancel,” urainya.

Berbeda dengan pesawat perintis Susi Air, menurut Bill, ada atau tidak penumpangnya, mereka tetap terbang, karena biaya operasionalnya disubsidi.

“Susi Air tetap beroperasi melayani Sibolga-Nias, dan Sibolga-Pulau Telo, meski tak ada penumpang. Selain itu juga, mahalnya biaya swab PCR yang menjadi kendala bagi penumpang untuk terbang bersama Susi Air, karena sudah lebih mahal  biaya swab ketimbang ongkos,” tambahnya.

Pewarta: Jason Gultom

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020