Deteksi dini jadi kunci pencegahan penyakit jantung, penyakit degeneratif yang terjadi akibat memburuknya jaringan atau organ tubuh seiring berjalannya usia.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dafsah Arifa Juzar menyarankan orang-orang yang berusia kepala tiga untuk melakukan pemeriksaan jantung.

"Jadi kalau di atas 30 tahun, sebaiknya lakukan check up jantung untuk menilai risikonya sedang atau tinggi dalam lima tahun ke depan," kata Dafsah dalam siaran resmi Heartology Cardiovascular Center Brawijaya Hospital Saharjo, yang dikutip Kamis (29/10).

Dafsah mengatakan, pencegahan jauh lebih baik ketimbang menunggu hingga penyakit itu terlanjur datang.

Baca juga: KAI Divre I Sumut sediakan 60.300 tiket antisipasi lonjakan penumpang

"Jangan tunggu serangan dulu baru kita urus, karena kalau sudah kena serangan jantung, urusannya sama waktu. Kalau tidak cepat ditangani, ototnya semakin rusak."

Jika merasa terkena serangan jantung, segeralah pergi ke Instalasi Gawat Darurat untuk mendapatkan penanganan dari dokter. Menangani secepat mungkin dilakukan agar otot jantung yang rusak tidak bertambah banyak. Tindakan dari dokter dilakukan untuk membatasi kerusakan fungsi jantung.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada lebih dari 17 juta orang di dunia yang meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.

Baca juga: Penderita jantung paling berisiko jika terpapar COVID-19

Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, di Indonesia ada sekitar 2,7 juta individu yang menderita penyakit jantung atau 15 dari 1000 orang.

Heartology Cardiovascular Center di Brawijaya Hospital, Saharjo, Jakarta adalah salah satu fasilitas layanan yang fokusnya pada diagnostik, intervensi, bedah jantung dan pembuluh darah serta aritmia.

Tersedia ruangan operasi hybrid yang memungkinkan bedah minimal invasif dan konvensional di tempat yang sama, juga HD Grid 3D Mapping System untuk aritmia yang punya presisi dan akurasi tinggi untuk tindakan kateter ablasi.

"Perpaduan tim dokter dan teknologi akan memberikan hasil klinis lebih baik, opsi penanganan jantung sesuai kebutuhan pasien, efektivitas biaya dan pemulihan lebih cepat," kata dokter yang menjadi Consultant Cardiologist Cardiovascular Intensivist & Interventional Cardiologist.
 

Pewarta: Nanien Yuniar

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020