Jembatan Bandar Pulo yang nyaris roboh coba terus dilintasi truk tangki yang bermuatan CPO milik PTPN II Kwala Sawit Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat.
Padahal sudah ada tulisan "Truck Muatan Dilarang Melintas", sehingga menjadi keprihatinan Camat Batang Serangan.
Camat Batang Serangan Arie Ramadhany S IP, sempat menyaksikan truk yang hendak melintasi jembatan, saat dihubungi, Jumat (16/10) di Batang Serangan.
Baca juga: Kemendagri: Dana Desa 2020 untuk pengamanan jaring sosial
Dijelaskannya, saat itu berada di lokasi Kamis (15/10) karena ingin memastikan informasi dari warga sekitar, bahwa adanya truck tangki muatan CPO roda sepuluh milik PTPN II sering melintasi jembatan Bandar Pulo yang terletak di Desa Kwala Musam.
Ditempat yang dimaksud, Arie Ramadhany memberhentikan truck pengangkut CPO dan melarang sopir untuk melintasi jembatan tersebut.
Tak terima diberhentikan dan disuruh melintasi jalur alternatif, sopir truk menelpon dan memanggil pengawasnya.
Tak berselang lama datang seorang laki-laki yang mengaku pengawas dari angkutan CPO tersebut.
Dirinya memaksa sopir untuk melanjutkan perjalanannya dan melintasi jembatan yang nyaris roboh tersebut.
"Udah jalan aja kau, aku yang bertanggung jawab sama kau kalau terjadi apa-apa."ucapnya.
Takut jembatan roboh, Arie tidak mengizinkan mereka melintasi jembatan. Sempat terjadi adu mulut antara Arie dan pengawas yang diketahui Giat Sembiring tersebut.
"Kalau terjadi apa-apa sama sopir ku aku yang bertanggung jawab, kalau jembatan ini roboh ya bukan salah ku. Makanya kalian perbaikilah jembatan ini," ucap Giat Sembiring dengan nada tinggi.
Arie Ramadhany SIP menambahkan bahwa sejak awal pihaknya sudah musyawarah dengan pihak PTPN II, kepala desa, tokoh masyarakat, dan pengusaha galian C terkait jembatan Bandar Pulo untuk melalui jalur alternatif.
Pada musyawarah itu Pihak PTPN II menyanggupi perawatan jembatan dan jalur alternatif yang akan dilalui.
"Tapi kenyataannya pihak PTPN II melanggar kesepakatan yang sudah kita sepakati kemarin, karena sampai saat ini truck tangki muatan CPO PTPN II Unit Kwala Sawit masih melintasi jembatan ini setiap harinya," kata Arie.
Arie juga menambahkan, bahwa apabila jembatan Bandar Pulo terputus, maka sepeda motor dan mobil pribadi tidak dapat melintas lagi untuk menuju dua desa diseberang sana.
Bahkan pastinya nanti wisatawan yang hendak ke Tangkahan pun berkurang.
"Cukuplah karena COVID-19 kemarin Tangkahan sempat lock down dan membuat pelaku usaha serta tour guide tidak bisa meraup rezeki," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Padahal sudah ada tulisan "Truck Muatan Dilarang Melintas", sehingga menjadi keprihatinan Camat Batang Serangan.
Camat Batang Serangan Arie Ramadhany S IP, sempat menyaksikan truk yang hendak melintasi jembatan, saat dihubungi, Jumat (16/10) di Batang Serangan.
Baca juga: Kemendagri: Dana Desa 2020 untuk pengamanan jaring sosial
Dijelaskannya, saat itu berada di lokasi Kamis (15/10) karena ingin memastikan informasi dari warga sekitar, bahwa adanya truck tangki muatan CPO roda sepuluh milik PTPN II sering melintasi jembatan Bandar Pulo yang terletak di Desa Kwala Musam.
Ditempat yang dimaksud, Arie Ramadhany memberhentikan truck pengangkut CPO dan melarang sopir untuk melintasi jembatan tersebut.
Tak terima diberhentikan dan disuruh melintasi jalur alternatif, sopir truk menelpon dan memanggil pengawasnya.
Tak berselang lama datang seorang laki-laki yang mengaku pengawas dari angkutan CPO tersebut.
Dirinya memaksa sopir untuk melanjutkan perjalanannya dan melintasi jembatan yang nyaris roboh tersebut.
"Udah jalan aja kau, aku yang bertanggung jawab sama kau kalau terjadi apa-apa."ucapnya.
Takut jembatan roboh, Arie tidak mengizinkan mereka melintasi jembatan. Sempat terjadi adu mulut antara Arie dan pengawas yang diketahui Giat Sembiring tersebut.
"Kalau terjadi apa-apa sama sopir ku aku yang bertanggung jawab, kalau jembatan ini roboh ya bukan salah ku. Makanya kalian perbaikilah jembatan ini," ucap Giat Sembiring dengan nada tinggi.
Arie Ramadhany SIP menambahkan bahwa sejak awal pihaknya sudah musyawarah dengan pihak PTPN II, kepala desa, tokoh masyarakat, dan pengusaha galian C terkait jembatan Bandar Pulo untuk melalui jalur alternatif.
Pada musyawarah itu Pihak PTPN II menyanggupi perawatan jembatan dan jalur alternatif yang akan dilalui.
"Tapi kenyataannya pihak PTPN II melanggar kesepakatan yang sudah kita sepakati kemarin, karena sampai saat ini truck tangki muatan CPO PTPN II Unit Kwala Sawit masih melintasi jembatan ini setiap harinya," kata Arie.
Arie juga menambahkan, bahwa apabila jembatan Bandar Pulo terputus, maka sepeda motor dan mobil pribadi tidak dapat melintas lagi untuk menuju dua desa diseberang sana.
Bahkan pastinya nanti wisatawan yang hendak ke Tangkahan pun berkurang.
"Cukuplah karena COVID-19 kemarin Tangkahan sempat lock down dan membuat pelaku usaha serta tour guide tidak bisa meraup rezeki," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020