Peristiwa fenomena alam yang terjadi di Kabupaten Tapanuli Tengah, tepatnya di Dusun Sitahan Barat, Desa Satahi Nauli, Kecamatan Kolang, tanggal 1 Agustus 2020, terus ramai dibahas warga termasuk netizen. Karena menurut mereka, bahwa peristiwa itu merupakan peristiwa langka, apalagi terjadi pada sore hari.
Karena kenunikan peristiwa itulah, sudah ada warga yang menawar batu milik Josua Hutagalung itu seharga Rp200 juta.
“Kemarin sudah ada yang minta batu ini seharga Rp200 juta, tapi saya jawab batu itu gak saya jual. Saya gak tahu apakah mereka serius atau tidak,” ungkap Josua ketika dikonfirmasi ANTARA, Senin (3/8).
Dikatakan Josua, batu yang jatuh dari langit itu disimpan dan dijaganya dengan baik. Pun seumpamanya ada yang menawar dengan harga yang cocok, ia tidak mau menjual seutuhnya.
Baca juga: Benda angkasa berupa batu hitam jatuh di samping rumah Josua di Tapteng
“Kalau seumpamanya ada yang beli batu itu dengan harga yang lebih, hanya sebagian yang saya jual. Artinya, harus ada tetap tinggal sama kami. Jadi kalau seutuhnya, saya tidak jual, biar saya simpan saja, karena itu menjadi sejarah yang sangat berharga bagi kami,” katanya.
Sebelum terjadi peristiwa langka itu, Josua dan keluarganya tidak ada memiliki firasat aneh. Demikian juga dengan tanda-tanda lewat mimpi. Semuanya berjalan seperti biasa.
“Tidak ada tanda-tanda, semua berjalan biasa saja. Makanya kami berkeyakinan dengan kehadiran batu ini, ada harapan dan doa yang kami panjatkan kepada Tuhan, agar apa yang kami harapkan bisa tercapai,” jawabnya.
Baca juga: Polres Tapteng berkurban untuk masyarakat miskin
Ditanya apa kira-kira yang diharapkan, Josua mengakui, dia menginginkan anak perempuan.
“Saya ingin anak perempuan, karena anak saya dua-duanya adalah laki-laki. Jadi pingin anak perempuan. Mudah-mudahan keinginan kami terkabul,” jawabnya.
Josua yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat peti mati itu pun sangat yakin, bahwa batu yang didapatnya itu membawa rezeki baginya. Pasalnya batu itu tidak merusak rumah mereka, melainkan hanya seng samping rumah, itu pun hanya sedikit.
“Kalau memang batu itu pertanda buruk, bisa saja batunya menghantam bagian tengah rumah, atau mengenai anggota keluarga kami. Tetapi batu itu jatuh di pinggir atap rumah, dan tertanam ke tanah. Makanya saya yakin, bahwa batu itu pertanda baik karena tidak ada melukai atau merusak rumah kami,” bebernya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pada Sabtu (1/8), sekira pukul 16.30 WIB, peristiwa langka terjadi, dimana benda angkasa berupa batu hitam jatuh dari langit dan mengenai seng rumah Josua. Peristiwa itu pun dipublikasikan Josua melalui akun Facebooknya dan menjadi viral.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Karena kenunikan peristiwa itulah, sudah ada warga yang menawar batu milik Josua Hutagalung itu seharga Rp200 juta.
“Kemarin sudah ada yang minta batu ini seharga Rp200 juta, tapi saya jawab batu itu gak saya jual. Saya gak tahu apakah mereka serius atau tidak,” ungkap Josua ketika dikonfirmasi ANTARA, Senin (3/8).
Dikatakan Josua, batu yang jatuh dari langit itu disimpan dan dijaganya dengan baik. Pun seumpamanya ada yang menawar dengan harga yang cocok, ia tidak mau menjual seutuhnya.
Baca juga: Benda angkasa berupa batu hitam jatuh di samping rumah Josua di Tapteng
“Kalau seumpamanya ada yang beli batu itu dengan harga yang lebih, hanya sebagian yang saya jual. Artinya, harus ada tetap tinggal sama kami. Jadi kalau seutuhnya, saya tidak jual, biar saya simpan saja, karena itu menjadi sejarah yang sangat berharga bagi kami,” katanya.
Sebelum terjadi peristiwa langka itu, Josua dan keluarganya tidak ada memiliki firasat aneh. Demikian juga dengan tanda-tanda lewat mimpi. Semuanya berjalan seperti biasa.
“Tidak ada tanda-tanda, semua berjalan biasa saja. Makanya kami berkeyakinan dengan kehadiran batu ini, ada harapan dan doa yang kami panjatkan kepada Tuhan, agar apa yang kami harapkan bisa tercapai,” jawabnya.
Baca juga: Polres Tapteng berkurban untuk masyarakat miskin
Ditanya apa kira-kira yang diharapkan, Josua mengakui, dia menginginkan anak perempuan.
“Saya ingin anak perempuan, karena anak saya dua-duanya adalah laki-laki. Jadi pingin anak perempuan. Mudah-mudahan keinginan kami terkabul,” jawabnya.
Josua yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat peti mati itu pun sangat yakin, bahwa batu yang didapatnya itu membawa rezeki baginya. Pasalnya batu itu tidak merusak rumah mereka, melainkan hanya seng samping rumah, itu pun hanya sedikit.
“Kalau memang batu itu pertanda buruk, bisa saja batunya menghantam bagian tengah rumah, atau mengenai anggota keluarga kami. Tetapi batu itu jatuh di pinggir atap rumah, dan tertanam ke tanah. Makanya saya yakin, bahwa batu itu pertanda baik karena tidak ada melukai atau merusak rumah kami,” bebernya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pada Sabtu (1/8), sekira pukul 16.30 WIB, peristiwa langka terjadi, dimana benda angkasa berupa batu hitam jatuh dari langit dan mengenai seng rumah Josua. Peristiwa itu pun dipublikasikan Josua melalui akun Facebooknya dan menjadi viral.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020