Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi di Sumatera Utara berpotensi melemah akibat daya beli masyarakat turun akibat dampak pandemi COVID-19.

"Awalnya ada prediksi inflasi meningkat di tahun 2020 dibandingkan 2019, walaupun masih berada di dalam sasaran inflasi nasional sebesar 3 plus-minus 1 persen, " ujar Kepala Perwakilan BI Sumut, Wiwiek Sisto Widayat di Medan, Minggu.

Namun, katanya, melihat situasi terkini, dimana pandemi COVID-19 masih berlangsung, ada prediksi inflasi melemah.

Baca juga: Inflasi di Sumatera pada 2020 diprakirakan 1,9 - 2,3 persen

Menurut dia, pandemi COVID-19 berdampak pada terganggunya perekonomian.

Semakin banyaknya kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) pekerja, misalnya semakin mendorong penurunan daya beli masyarakat.

Penurunan daya beli masyarakat mendorong harga berbagai barang turun atau stabil.

Namun, meski diprediksi turun, harga berbagai barang bisa mengalami lonjakan.

Beberapa risiko yang dapat menimbulkan kenaikan harga seperti keterlambatan masuknya barang impor, terhambatnya distribusi di pasar domestik.

Serta aksi penimbunan barang atau belanja berlebihan yang dilakukan masyarakat dengan alasan untuk berjaga di masa pandemi COVID-19.

"Jadi risiko itu harus diantisipasi. Jangan sampai terjadi lonjakan harga yang tidak terkendali sehingga inflasi meningkat tajam, " katanya.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020