Aksi blokade jalan yang berujung pada pembakaran dua unit mobil di Desa Mompang Julu Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal merupakan cambuk bagi seluruh stake holder agar lebih baik kedepan.

"Ini cambuk bagi seluruh stake holder untuk lebih bijaksana menyikapi keluhan masyarakat," sebut Kapolres Mandailing Natal, AKBP Horas Tua Silalahi kepada ANTARA, Selasa (30/06).

Untuk mengantisipasi kejadian serupa terjadi Kapolres meminta kepada pemerintah daerah agar membuka komunikasi antara masyarakat, Kepala Desa dan pembina Kepala Desa dalam hal ini Inspektorat dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Baca juga: Satu SSK Brimob Polda Sumut dikerahkan amankan kerusuhan di Mandailing Natal

Baca juga: Belasan jam Jalinsum diblokir, Kades Mompang Julu akhirnya mengundurkan diri

"Saya kira itu solusinya. Membuka komunikasi dengan masyarakat dan stake holder," ujar Kapolres.

Kapolres menyebut dalam peristiwa tersebut masalah utamanya adalah bukan masalah pemblokadean jalan, namun masalah Bansos akibat ketidakpuasan dan miss komunikasi.
 
Rapat kordinasi Kapolres Madina, AKBP Hiras Tua Silalahi dengan tokoh agama dan adat, Selasa, 30/06. (ANTARA/Holik)

Untuk mengantisipasi kejadian serupa terjadi lagi di desa-desa lain di Kabupaten Madina, Kapolres juga melakukan kordinasi dengan tokoh agama, adat yang ada di kabupaten itu.

Dalam rapat kordinasi yang dilakukan di Mapolres Madina itu turut juga dihadiri beberapa pejabat utama Polda Sumatera Utara seperti Kapuslabfor, Direktur Sabhara, Wadir Binmas, Wadir Krimum Polda Sumut.

Dari informasi yang dihimpun aksi blokade Jalinsum yang terjadi pada Senin (29/06) itu disebabkan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari dana desa untuk penanganan dampak  COVID-19.

Para warga menuduh Kepala Desa tidak transparan dan diduga melakukan penggelapan dana BLT tersebut dan meminta Kades untuk mengundurkan diri.

Aksi memuncak terjadi pada Senin sore akibat keinginan warga tidak dipenuhi Pemkab Madina sehingga warga tersulut emosi. Mereka melempari personel kepolisian dengan batu hingga aparat kepolisian mengalami luka-luka sebanyak enam orang.

Tak puas itu saja, warga juga membakar dua unit mobil. Salah satu mobil tersebut adalah mobil dinas Wakapolres Madina.

Pewarta: Holik

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020