Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Medan saat ini masih kekurangan pasokan darah sekitar 60 persen dari yang biasanya bisa menghasilkan 5.000 sampai 6.000 kantong darah dalam sebulan sejak pandemi COVID-19 akibat masih banyak masyarakat yang takut datang untuk mendonorkan darah mereka.
Kepala Seksi P2D2S dan Pelayanan Medis PMI Kota Medan, dr Eka Ritonga kepada ANTARA di Medan, Senin (15/6) mengatakan pada masa pandemi COVID-19 pasokan darah di Kota Medan memang menipis namun sejak seminggu ini di masa transisi normal baru pasokan darah di Medan mulai meningkat.
"Jadi selama pandemi COVID-19 stok darah sangat menurun sekali karena mungkin orang takut mau keluar dan tidak ada yang menggelar acara donor," katanya.
Baca juga: Terpisah selama 10 bulan di Hong Kong, ibu-balita ini akhirnya bertemu di Surabaya
Baca juga: Ribuan WNI di tahanan imigrasi Malaysia bakal dipulangkan
Ia menambahkan bahwa stok darah di PMI Medan masih tetap dan dibagi-bagi ke rumah sakit yang membutuhkan dalam keadaan darurat. Untuk per hari ini stok sudah membaik dibandingkan minggu lalu mungkin masa transisi normal baru.
"Pasien-pasien seperti thalasemia , kecelakaan dan operasi yang membutuhkan darah tidak kalah pentingnya dan tidak mungkin ditunda pasokan darahnya. Jumlah pasien di rumah sakit mulai meningkat, makanya permintaan darah juga makin banyak," tambahnya.
Menurutnya, tipisnya stok darah disebabkan, karena tidak seimbangnya antara kebutuhan darah dan jumlah pendonor yang ada.
Jadi pada masa pandemi ini pihaknya menjaga protokol kesehatan standar donor darah yakni menggunakan alat pelindung diri dan masker.
"Biar masyarakat lihat dan tertarik tetap masih donor apalagi yang sudah tahu manfaat donor pasti dia mau tetap donor," katanya.
Terkait soal keamanan untuk melakukan donor darah di tengah pandemi, dr Eka mengatakan donor darah aman dilakukan, sepanjang mengikuti protokol kesehatan.
"PMI menjamin darah untuk pasien aman karena darah yang aman pasti menyelamatkan pasien," tambahnya.
PMI juga mengimbau jika pendonor masih takut kemana-mana dan datang ke kantor kita, pihaknya siap membantu untuk menjemput bola.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Kepala Seksi P2D2S dan Pelayanan Medis PMI Kota Medan, dr Eka Ritonga kepada ANTARA di Medan, Senin (15/6) mengatakan pada masa pandemi COVID-19 pasokan darah di Kota Medan memang menipis namun sejak seminggu ini di masa transisi normal baru pasokan darah di Medan mulai meningkat.
"Jadi selama pandemi COVID-19 stok darah sangat menurun sekali karena mungkin orang takut mau keluar dan tidak ada yang menggelar acara donor," katanya.
Baca juga: Terpisah selama 10 bulan di Hong Kong, ibu-balita ini akhirnya bertemu di Surabaya
Baca juga: Ribuan WNI di tahanan imigrasi Malaysia bakal dipulangkan
Ia menambahkan bahwa stok darah di PMI Medan masih tetap dan dibagi-bagi ke rumah sakit yang membutuhkan dalam keadaan darurat. Untuk per hari ini stok sudah membaik dibandingkan minggu lalu mungkin masa transisi normal baru.
"Pasien-pasien seperti thalasemia , kecelakaan dan operasi yang membutuhkan darah tidak kalah pentingnya dan tidak mungkin ditunda pasokan darahnya. Jumlah pasien di rumah sakit mulai meningkat, makanya permintaan darah juga makin banyak," tambahnya.
Menurutnya, tipisnya stok darah disebabkan, karena tidak seimbangnya antara kebutuhan darah dan jumlah pendonor yang ada.
Jadi pada masa pandemi ini pihaknya menjaga protokol kesehatan standar donor darah yakni menggunakan alat pelindung diri dan masker.
"Biar masyarakat lihat dan tertarik tetap masih donor apalagi yang sudah tahu manfaat donor pasti dia mau tetap donor," katanya.
Terkait soal keamanan untuk melakukan donor darah di tengah pandemi, dr Eka mengatakan donor darah aman dilakukan, sepanjang mengikuti protokol kesehatan.
"PMI menjamin darah untuk pasien aman karena darah yang aman pasti menyelamatkan pasien," tambahnya.
PMI juga mengimbau jika pendonor masih takut kemana-mana dan datang ke kantor kita, pihaknya siap membantu untuk menjemput bola.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020