Orang Asia, kelompok-kelompok kulit hitam di Inggris dan etnis minoritas (BAME) berisiko dua kali tiga kali lebih mungkin meninggal akibat COVID-19 dibandingkan dengan populasi umum, menurut sebuah analisis baru dari University College London (UCL).
"Analisis ini menunjukkan kematian akibat COVID-19 secara proporsional lebih tinggi pada kelompok kulit hitam, Asia dan minoritas," kata Dr. Delan Devakumar, penulis studi seperti dilansir Time.
Dia mengatakan, sangat penting mengatasi faktor-faktor risiko sosial dan ekonomi yang mendasari dan hambatan terhadap perawatan kesehatan yang mengarah pada kematian ini.
Baca juga: Brazil catat lonjakan terbesar jumlah kematian akibat COVID-19
Baca juga: Maret-April tingkat kejahatan turun 19,90 persen
Analisis yang diterbitkan Wellcome Open Research ini menggunakan data NHS dengan 16.272 pasien yang meninggal di rumah sakit di Inggris dan dinyatakan positif COVID-19 antara 1 Maret dan 21 April.
Data tersebut mengungkapkan risiko kematian sekitar 3,24 kali lebih tinggi untuk orang kulit hitam, 2,41 kali lebih tinggi untuk orang Bangladesh, 2,21 kali lebih tinggi untuk orang kulit hitam Karibia dan 1,7 kali lebih tinggi untuk orang India dibandingkan dengan populasi umum.
Untuk kelompok etnis, jumlah total kematian terbesar adalah orang India, dengan 492 kematian dari 16.272 pasien. (India adalah kelompok etnis minoritas tunggal terbesar di Inggris.)
Bahkan di negara-negara dengan tingkat kematian yang lebih rendah, para peneliti juga menemukan kelompok BAME menghadapi tingkat kematian yang lebih tinggi daripada populasi lainnya.
Para ahli mengatakan, hambatan mengakses layanan kesehatan serta faktor-faktor risiko sosial dan ekonomi bisa menjadi alasannya. Mereka mungkin hidup dalam kondisi yang buruk dan lebih mungkin memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya seperti diabetes dan penyakit jantung, membuat mereka lebih rentan terhadap COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Analisis ini menunjukkan kematian akibat COVID-19 secara proporsional lebih tinggi pada kelompok kulit hitam, Asia dan minoritas," kata Dr. Delan Devakumar, penulis studi seperti dilansir Time.
Dia mengatakan, sangat penting mengatasi faktor-faktor risiko sosial dan ekonomi yang mendasari dan hambatan terhadap perawatan kesehatan yang mengarah pada kematian ini.
Baca juga: Brazil catat lonjakan terbesar jumlah kematian akibat COVID-19
Baca juga: Maret-April tingkat kejahatan turun 19,90 persen
Analisis yang diterbitkan Wellcome Open Research ini menggunakan data NHS dengan 16.272 pasien yang meninggal di rumah sakit di Inggris dan dinyatakan positif COVID-19 antara 1 Maret dan 21 April.
Data tersebut mengungkapkan risiko kematian sekitar 3,24 kali lebih tinggi untuk orang kulit hitam, 2,41 kali lebih tinggi untuk orang Bangladesh, 2,21 kali lebih tinggi untuk orang kulit hitam Karibia dan 1,7 kali lebih tinggi untuk orang India dibandingkan dengan populasi umum.
Untuk kelompok etnis, jumlah total kematian terbesar adalah orang India, dengan 492 kematian dari 16.272 pasien. (India adalah kelompok etnis minoritas tunggal terbesar di Inggris.)
Bahkan di negara-negara dengan tingkat kematian yang lebih rendah, para peneliti juga menemukan kelompok BAME menghadapi tingkat kematian yang lebih tinggi daripada populasi lainnya.
Para ahli mengatakan, hambatan mengakses layanan kesehatan serta faktor-faktor risiko sosial dan ekonomi bisa menjadi alasannya. Mereka mungkin hidup dalam kondisi yang buruk dan lebih mungkin memiliki kondisi yang sudah ada sebelumnya seperti diabetes dan penyakit jantung, membuat mereka lebih rentan terhadap COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020