Anggota Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dr Budi Santoso mengatakan kebanyakan kaum muda tidak sadar telah terinfeksi COVID-19 sehingga tidak merasa sebagai pembawa virus yang bisa menularkan kepada orang lain.
"Bagi kaum muda, COVID-19 kebanyakan tidak ada gejala atau tidak ada gejala klasik yang sering kita sebut sebagai orang tanpa gejala," kata Budi saat jumpa pers secara daring yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Lima petugas kesehatan positif COVID-19
Budi mengatakan orang tanpa gejala itu seringkali menjadi pembunuh senyap. Kaum muda sering kali salah persepsi bahwa gejala yang ada hanya flu biasa sehingga tidak merasa sebagai pembawa virus yang bisa menularkan kepada orang lain yang mungkin lebih rentan.
Menurut Budi, virus corona penyebab COVID-19 pada dasarnya sama dengan virus corona lain penyebab penyakit lain, tetapi jauh lebih agresif.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Ekuador lampaui 30.000 kasus
"Informasi yang banyak disebarluaskan tentang COVID-19 selama ini sudah banyak yang benar dan membantu mencerdaskan masyarakat," tuturnya.
Budi yang termasuk salah satu pakar dari kalangan muda di Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 itu mengatakan kaum muda bisa berperan serta dalam memutus rantai penularan COVID-19 dengan disiplin memantau kondisi tubuh dan informasi terkini tentang COVID-19.
Baca juga: China sebut tiga vaksin COVID-19 masuki tahap uji klinis
"Aplikasi 'Bersatu Lawan COVID' bisa diunduh dan sangat berguna. Kaum milenial daripada di rumah tidak melakukan apa-apa atau hanya melakukan rutinitas, bisa melakukan hal yang lebih bermanfaat dengan memanfaatkan aplikasi tersebut," katanya.
Budi mengatakan kaum muda yang merasa badannya tidak terlalu sehat bisa mengecek kondisi badannya menggunakan aplikasi "Bersatu Lawan COVID" sekaligus memeriksa tingkat kerawanan di daerahnya masing-masing.
"Edukasi terbaik di masyarakat, terutama terhadap kaum muda. Bila masyarakat sudah teredukasi, maka kasus infeksi akan berkurang dan bisa mengurangi beban kerja medis," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Bagi kaum muda, COVID-19 kebanyakan tidak ada gejala atau tidak ada gejala klasik yang sering kita sebut sebagai orang tanpa gejala," kata Budi saat jumpa pers secara daring yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Lima petugas kesehatan positif COVID-19
Budi mengatakan orang tanpa gejala itu seringkali menjadi pembunuh senyap. Kaum muda sering kali salah persepsi bahwa gejala yang ada hanya flu biasa sehingga tidak merasa sebagai pembawa virus yang bisa menularkan kepada orang lain yang mungkin lebih rentan.
Menurut Budi, virus corona penyebab COVID-19 pada dasarnya sama dengan virus corona lain penyebab penyakit lain, tetapi jauh lebih agresif.
Baca juga: Pasien positif COVID-19 di Ekuador lampaui 30.000 kasus
"Informasi yang banyak disebarluaskan tentang COVID-19 selama ini sudah banyak yang benar dan membantu mencerdaskan masyarakat," tuturnya.
Budi yang termasuk salah satu pakar dari kalangan muda di Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 itu mengatakan kaum muda bisa berperan serta dalam memutus rantai penularan COVID-19 dengan disiplin memantau kondisi tubuh dan informasi terkini tentang COVID-19.
Baca juga: China sebut tiga vaksin COVID-19 masuki tahap uji klinis
"Aplikasi 'Bersatu Lawan COVID' bisa diunduh dan sangat berguna. Kaum milenial daripada di rumah tidak melakukan apa-apa atau hanya melakukan rutinitas, bisa melakukan hal yang lebih bermanfaat dengan memanfaatkan aplikasi tersebut," katanya.
Budi mengatakan kaum muda yang merasa badannya tidak terlalu sehat bisa mengecek kondisi badannya menggunakan aplikasi "Bersatu Lawan COVID" sekaligus memeriksa tingkat kerawanan di daerahnya masing-masing.
"Edukasi terbaik di masyarakat, terutama terhadap kaum muda. Bila masyarakat sudah teredukasi, maka kasus infeksi akan berkurang dan bisa mengurangi beban kerja medis," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020