Petugas gabungan telah memasang kamera trap di lokasi sapi yang dimangsa harimau di Desa Lai Damak, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, guna mengetahui aktifitas harimau tersebut.
"Petugas dari Seksi Konservasi Wilayah II Stabat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) dan petugas Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah V Bohorok, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) masih berada di lokasi dan sudah memasang kamera trap," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Stabat Herbert BP Aritonang, di Stabat, Minggu.
Herbert BP Aritonang mengatakan hingga saat ini tim gabungan dari BBKSDA, BBTNGL, WCS dan pemerhati lokal masih berada di lokasi melakukan monitoring.
Baca juga: Sapi milik warga Lau Damak Bahorok Langkat dimangsa harimau
"Monitoring ini dilakukan berdasarkan perkembangan situasi, kalau bangkai ternak sudah habis harimau akan kembali ke hutan, sekaligus mengimbau agar masyarakat tidak menggembalakan hewan ternak di sekitar kawasan hutan sebaiknya hewan ternak di kandangkan," katanya.
Kepala SPTN Wilayah V Bohorok, Palber Turnip mengatakan selain kamera trap petugas PSTN serta petugas BBKSDA disiagakan di lokasi dibekali senjata api, selama lima hari ke depan.
"Warga yang merasa khawatir beraktifitas ke kebun silahkan koordinasi dengan petugas. Kearifan lokal sangat mendukung kenyamanan masyarakat dan kelangsungan hidup satwa liar," kata Turnip.
Diperkirakan dua hari ke depan sisa bangkai ternak akan habis disantap harimau dan kita akan lakukan pengusiran dengan dentuman mercon (petasan) jika harimau masih berada di sekitar itu.
Turnip menjelaskan ada sekitar 20 ekor harimau yang hidup bebas di kawasan TNGL Wilayah V sekarang ini.
Seperti diberitakan sebelumnya ternak sapi milik Hendri Sembiring dimangsa harimau, Jumat, (1/5) saat hendak dipindahkan dipagi hari. Seekor sapi itu diseret 600 meter ke arah perbukitan telah jadi bangkai.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Petugas dari Seksi Konservasi Wilayah II Stabat Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) dan petugas Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah V Bohorok, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) masih berada di lokasi dan sudah memasang kamera trap," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Stabat Herbert BP Aritonang, di Stabat, Minggu.
Herbert BP Aritonang mengatakan hingga saat ini tim gabungan dari BBKSDA, BBTNGL, WCS dan pemerhati lokal masih berada di lokasi melakukan monitoring.
Baca juga: Sapi milik warga Lau Damak Bahorok Langkat dimangsa harimau
"Monitoring ini dilakukan berdasarkan perkembangan situasi, kalau bangkai ternak sudah habis harimau akan kembali ke hutan, sekaligus mengimbau agar masyarakat tidak menggembalakan hewan ternak di sekitar kawasan hutan sebaiknya hewan ternak di kandangkan," katanya.
Kepala SPTN Wilayah V Bohorok, Palber Turnip mengatakan selain kamera trap petugas PSTN serta petugas BBKSDA disiagakan di lokasi dibekali senjata api, selama lima hari ke depan.
"Warga yang merasa khawatir beraktifitas ke kebun silahkan koordinasi dengan petugas. Kearifan lokal sangat mendukung kenyamanan masyarakat dan kelangsungan hidup satwa liar," kata Turnip.
Diperkirakan dua hari ke depan sisa bangkai ternak akan habis disantap harimau dan kita akan lakukan pengusiran dengan dentuman mercon (petasan) jika harimau masih berada di sekitar itu.
Turnip menjelaskan ada sekitar 20 ekor harimau yang hidup bebas di kawasan TNGL Wilayah V sekarang ini.
Seperti diberitakan sebelumnya ternak sapi milik Hendri Sembiring dimangsa harimau, Jumat, (1/5) saat hendak dipindahkan dipagi hari. Seekor sapi itu diseret 600 meter ke arah perbukitan telah jadi bangkai.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020