Psikolog yang juga Direktur Minauli Consulting Medan Dra Irna Minauli MSi berharap kaum perempuan tetap memberikan pengabdian yang terbaik pada Hari Kartini 21 April 2020 terutama bagi Indonesia dan daerah Sumatera Utara.
"Bahkan, sejak dari zaman dahulu kaum perempuan sudah memberikan yang terbaik sebagai relawan pada saat perjuangan merebut Kemerdekaan RI maupun pada saat ini terjadinya wabah Virus Corona (COVID-19)," ujar Minauli, di Medan, Selasa.
Baca juga: Psikolog: Kekerasan dapat juga terjadi dari istri terhadap suami
Hal tersebut dikatakannya ketika diminta komentarnya dalam rangka memperingati Hari Kartini 21 April 2020 yang berketapan pula dengan Pandemik COVID-19.
Ia mengatakan, sudah merupakan panggilan dan tanggung jawab sosial bagi kaum perempuan.Dan sangat baik bagi kondisi psikologis perempuan yang pada dasarnya memang suka merawat (nurturing).
Baca juga: Psikolog: olahraga ringan sendiri di rumah tingkatkan kekebalan tubuh
Melalui kegiatan kemanusian dan tugas sosial yang dilakukan seorang perawat/relawan (wanita) yang ikut merawat pasien COVID-19 itu, mereka bisa menyalurkannya, serta memperoleh kebahagian karena merasa dirinya berharga.
Sikap altruis yaitu membantu orang lain tanpa pamrih sering menjadi bentuk kebahagian paripurna pada seseorang.
Kondisi bahagia inilah yang membuat kesehatan mental dan fisik mereka menjadi lebih baik.
"Sikap selfless, tidak mementingkan diri sendiri menjadikan mereka merasa lebih bermakna sehingga tercapai meaningful of life, kehidupan yang berharga bagi orang lain," ucapnya.
Minauli menyebutkan, dalam kehidupan sehari-hari, perempuan juga selain memiliki daya tahan yang lebih besar terhadap tekanan, mereka juga umumnya memiliki kreativitas dan resilensi yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Kreativitas ini sangat diperlukan oleh para perempuan karena mereka harus mampu menyelesaikan banyak masalah kehidupan dengan sumber daya yang sering sangat terbatas.Mereka harus bisa menyiasati bagaimana bisa bangkit dari keterpurukan ini.
"Inilah yang disebut dengan kemampuan resiliensi atau disebut daya lenting," katanya.
Ia menjelaskan, ketika dihadapkan pada kesulitan ekonomi akibat bencana COVID-19 seperti saat ini, dengan daya juangnya yang besar dan keinginan untuk merawat keluarganya, maka banyak kaum perempuan yang juga berjibaku untuk bisa survive.
"Nurturing atau keinginan merawat keluarganya ini juga menjadi salah satu kekuatan kaum perempuan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Bahkan, sejak dari zaman dahulu kaum perempuan sudah memberikan yang terbaik sebagai relawan pada saat perjuangan merebut Kemerdekaan RI maupun pada saat ini terjadinya wabah Virus Corona (COVID-19)," ujar Minauli, di Medan, Selasa.
Baca juga: Psikolog: Kekerasan dapat juga terjadi dari istri terhadap suami
Hal tersebut dikatakannya ketika diminta komentarnya dalam rangka memperingati Hari Kartini 21 April 2020 yang berketapan pula dengan Pandemik COVID-19.
Ia mengatakan, sudah merupakan panggilan dan tanggung jawab sosial bagi kaum perempuan.Dan sangat baik bagi kondisi psikologis perempuan yang pada dasarnya memang suka merawat (nurturing).
Baca juga: Psikolog: olahraga ringan sendiri di rumah tingkatkan kekebalan tubuh
Melalui kegiatan kemanusian dan tugas sosial yang dilakukan seorang perawat/relawan (wanita) yang ikut merawat pasien COVID-19 itu, mereka bisa menyalurkannya, serta memperoleh kebahagian karena merasa dirinya berharga.
Sikap altruis yaitu membantu orang lain tanpa pamrih sering menjadi bentuk kebahagian paripurna pada seseorang.
Kondisi bahagia inilah yang membuat kesehatan mental dan fisik mereka menjadi lebih baik.
"Sikap selfless, tidak mementingkan diri sendiri menjadikan mereka merasa lebih bermakna sehingga tercapai meaningful of life, kehidupan yang berharga bagi orang lain," ucapnya.
Minauli menyebutkan, dalam kehidupan sehari-hari, perempuan juga selain memiliki daya tahan yang lebih besar terhadap tekanan, mereka juga umumnya memiliki kreativitas dan resilensi yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki.
Kreativitas ini sangat diperlukan oleh para perempuan karena mereka harus mampu menyelesaikan banyak masalah kehidupan dengan sumber daya yang sering sangat terbatas.Mereka harus bisa menyiasati bagaimana bisa bangkit dari keterpurukan ini.
"Inilah yang disebut dengan kemampuan resiliensi atau disebut daya lenting," katanya.
Ia menjelaskan, ketika dihadapkan pada kesulitan ekonomi akibat bencana COVID-19 seperti saat ini, dengan daya juangnya yang besar dan keinginan untuk merawat keluarganya, maka banyak kaum perempuan yang juga berjibaku untuk bisa survive.
"Nurturing atau keinginan merawat keluarganya ini juga menjadi salah satu kekuatan kaum perempuan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020