Harga minyak bervariasi pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena data ekonomi China yang lemah dan peningkatan persediaan minyak mentah AS mengimbangi bullish yang dibangun atas rencana Presiden AS Donald Trump untuk membuka kembali ekonominya dari penutupan virus corona.
Minyak mentah berjangka AS mencapai tingkat terendah dalam lebih dari 18 tahun, memperpanjang kerugian mereka dibandingkan dengan patokan global Brent, sebagian karena berakhirnya kontrak Mei mendatang.
Namun, kontrak berjangka bulan berikutnya juga turun karena tempat penyimpanan negara itu cepat terisi, serta para produsen dan pedagang memperkirakan penurunan produksi dalam beberapa bulan mendatang.
Harga minyak tetap lemah bahkan setelah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain akhir pekan lalu, mengumumkan kesepakatan untuk memangkas produksi hampir 10 juta barel per hari (bph) sebagai tanggapan terhadap permintaan yang lemah.
Minyak mentah berjangka Brent naik 26 sen atau 0,9 persen, menjadi menetap di 28,08 dolar AS per barel sementara kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk Juni, mengakhiri sesi turun 50 sen atau dua persen, menjadi 25,03 dolar AS.
Permintaan WTI yang kurang aktif untuk pengiriman Mei, turun 1,60 dolar AS atau 8,1 persen menjadi 18,27 dolar AS, menjelang berakhirnya kontrak pada 21 April karena investor dengan cepat beralih ke kontrak berjangka Juni. Kontrak Mei merosot ke level terendah 17,31 dolar AS per barel selama sesi, terendah sejak November 2001.
Kontrak berjangka Mei untuk WTI merosot hampir 20 persen dalam seminggu, berdasarkan penyelesaian Kamis lalu (9/4), sementara Brent turun hampir 11 persen. Pasar ditutup pada Jumat lalu (10/4).
Ekonomi China menyusut 6,8 persen tahun ke tahun dalam tiga bulan hingga 31 Maret, penurunan pertama sejak catatan triwulanan dimulai pada 1992. Produksi penyulingan harian negara itu turun ke level terendah 15 bulan, meskipun ada beberapa tanda pemulihan ketika negara tersebut mulai mengurangi tindakan penahanan virus corona.
Harga menemukan beberapa dukungan karena AS berencana untuk melonggarkan langkah-langkah penguncian setelah Trump menetapkan pedoman baru bagi negara-negara bagian untuk keluar dari penutupan virus corona dalam pendekatan tiga tahap, tetapi dorongan awal untuk harga Brent sebagian besar berumur pendek.
Memberikan dukungan lebih lanjut, para pengebor AS mengurangi 66 rig minyak minggu ini, pemangkasan mingguan terbesar sejak 2015 dan menjadikan totalnya turun menjadi 438, terendah sejak Oktober 2016, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co.
Namun, permintaan bahan bakar di seluruh dunia turun sekitar 30 persen. Itu mendorong produsen utama termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, untuk setuju memangkas produksi sebesar 10 juta barel per hari akhir pekan lalu.
"Jika lebih banyak ekonomi global memberlakukan rencana untuk membuka kembali dan mengembalikan kondisi normal, hal itu dapat membantu harga minyak menemukan landasan yang lebih kuat pada Mei, dibantu oleh pemotongan pasokan OPEC+ yang dimulai," kata analis FXTM Han Tan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Minyak mentah berjangka AS mencapai tingkat terendah dalam lebih dari 18 tahun, memperpanjang kerugian mereka dibandingkan dengan patokan global Brent, sebagian karena berakhirnya kontrak Mei mendatang.
Namun, kontrak berjangka bulan berikutnya juga turun karena tempat penyimpanan negara itu cepat terisi, serta para produsen dan pedagang memperkirakan penurunan produksi dalam beberapa bulan mendatang.
Harga minyak tetap lemah bahkan setelah Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lain akhir pekan lalu, mengumumkan kesepakatan untuk memangkas produksi hampir 10 juta barel per hari (bph) sebagai tanggapan terhadap permintaan yang lemah.
Minyak mentah berjangka Brent naik 26 sen atau 0,9 persen, menjadi menetap di 28,08 dolar AS per barel sementara kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk Juni, mengakhiri sesi turun 50 sen atau dua persen, menjadi 25,03 dolar AS.
Permintaan WTI yang kurang aktif untuk pengiriman Mei, turun 1,60 dolar AS atau 8,1 persen menjadi 18,27 dolar AS, menjelang berakhirnya kontrak pada 21 April karena investor dengan cepat beralih ke kontrak berjangka Juni. Kontrak Mei merosot ke level terendah 17,31 dolar AS per barel selama sesi, terendah sejak November 2001.
Kontrak berjangka Mei untuk WTI merosot hampir 20 persen dalam seminggu, berdasarkan penyelesaian Kamis lalu (9/4), sementara Brent turun hampir 11 persen. Pasar ditutup pada Jumat lalu (10/4).
Ekonomi China menyusut 6,8 persen tahun ke tahun dalam tiga bulan hingga 31 Maret, penurunan pertama sejak catatan triwulanan dimulai pada 1992. Produksi penyulingan harian negara itu turun ke level terendah 15 bulan, meskipun ada beberapa tanda pemulihan ketika negara tersebut mulai mengurangi tindakan penahanan virus corona.
Harga menemukan beberapa dukungan karena AS berencana untuk melonggarkan langkah-langkah penguncian setelah Trump menetapkan pedoman baru bagi negara-negara bagian untuk keluar dari penutupan virus corona dalam pendekatan tiga tahap, tetapi dorongan awal untuk harga Brent sebagian besar berumur pendek.
Memberikan dukungan lebih lanjut, para pengebor AS mengurangi 66 rig minyak minggu ini, pemangkasan mingguan terbesar sejak 2015 dan menjadikan totalnya turun menjadi 438, terendah sejak Oktober 2016, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co.
Namun, permintaan bahan bakar di seluruh dunia turun sekitar 30 persen. Itu mendorong produsen utama termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, untuk setuju memangkas produksi sebesar 10 juta barel per hari akhir pekan lalu.
"Jika lebih banyak ekonomi global memberlakukan rencana untuk membuka kembali dan mengembalikan kondisi normal, hal itu dapat membantu harga minyak menemukan landasan yang lebih kuat pada Mei, dibantu oleh pemotongan pasokan OPEC+ yang dimulai," kata analis FXTM Han Tan.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020