Ditengah pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) yang dirasakan masyarakat penjuru tanah air. Bupati Mandailing Natal (Madina), Drs Dahlan Hasan Nasution menciptakan sebuah alat yang bisa mencegah virus masuk ke tubuh manusia.
Namanya adalah "Tariaq Fyrus" yang diartikan dengan 'pencegah virus'.
Alat ini pun tergolong sederhana, tetapi punya manfaat yang amat banyak untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta membakar kalori dan kolesterol di dalam tubuh manusia bahkan dipercaya bisa mencegah berbagai macam virus masuk ke tubuh manusia.
Baca juga: Jumlah ODP COVID-19 di Madina turun
Baca juga: Pemkab Madina alokasikan 14 persen dana desa untuk penanganan COVID-19
Alat itu terbuat dari stainless yang dibentuk seperti tempat pembaringan. Di bawahnya ada sebuah kotak membentuk segi empat sesuai ukuran tempat pembaringan.
Di dalam kotak tersebut berisi beragam rempah. Ada serai wangi, daun sirih, jahe, pandan dan rempah lainnya. Di bawahnya lagi ada kompor gas sebagai alat mediasi penyalur panas dan uap rempah-rempah.
Setiap orang yang ingin mencoba akan naik ke tempat seperti pembaringan, lalu dibalutkan kain khusus untuk menutup semua anggota tubuh mulai dari ujung kaki sampai kepala dan yang terlihat hanya wajah.
Kemudian akan berbaring ibarat orang tidur. Dengan kondisi terbaring selama 15 menit, maka akan terasa uap panas dengan wewangian dari rempah-rempah.
Selama 15 menit itu juga setiap yang mencoba akan merasakan keringat mendidih dan uap tubuh yang wangi rempah. Pastinya yang mencoba akan merasa bugar dan segar.
"Tentunya alat ini kita harap bisa salah satu membantu tugas kita menghadapi COVID-19. Ini juga kami harap dapat membantu mengantisipasi beragam virus, karena alat ini bisa meningkatkan daya tahan tubuh dan membakar lemak di tubuh," sebut Bupati Mandailing Natal, Rabu (15/04).
Bupati menyebut alat ini nantinya akan dikirimkan ke Provinsi dengan harapan Profesor kesehatan bisa menelitinya.
"Kalau ternyata bisa membantu masyarakat mengantisipasi berbagai macam virus, kenapa tidak diperbanyak dan bisa diberikan untuk daerah Kabupaten/Kota lain di Sumut. Soal campurannya bisa saja diperlengkap dengan rempah-rempah tradisional," ungkap Dahlan.
Dahlan menyebut, penciptaan alat ini terinspirasi dari pola menjaga kesehatan yang diterapkan para orangtua zaman dahulu.
"Berpuluh tahun hingga beratus tahun dahulu. Jangankan dokter, bidan pun belum ada di desa. Beginilah pola menjaga kesehatan yang dilakukan para orangtua kita zaman dahulu," ujarnya.
Kemudian inovasi yang kedua adalah kursi yang terbuat dari olahan besi yang bisa digeser hingga ke tengah kolam air panas di air panas Sampuraga Desa Sirambas Kecamatan Panyabungan Barat.
Setiap orang yang mencoba duduk di kursi itu akan merasakan uap air panas bercampur belerang sehingga keringat mendidih akan keluar.
"Tim dokter kita sudah meneliti secara ilmiah bahwa alat ini sangat bermanfaat untuk mengantisipasi beragam virus yang hinggap ke tubuh manusia. Dan, apabila di tempat lain ada air panas yang mengeluarkan belerang, tentu sangat baik menggunakan alat ini," kata Dahlan.
Ketiga, masih di sekitar lokasi wisata "Sampuraga", Bupati Madina juga membentuk sebuah tempat di atas sumber uap air panas bercampur belerang berupa tumpukan batu disusun rapi dan diikat dengan kawat.
Lebarnya ada 2 meter dengan ketinggian 1 meter dan panjangnya sekitar 100 meter. Dari sela-sela baru tersusun itu keluar uap air belerang yang suhunya mencapai 46 derajat.
Setiap orang yang duduk di atas batu itu akan merasakan uap panas air belerang, bila bertahan sekitar 15 menit, maka keringat akan mendidih. Dan dapat dipastikan tubuh makin segar.
"Ini juga sudah dibuat penelitian oleh tim dokter dan memutuskan itu amat baik untuk meningkatkan anti body manusia," sebut Bupati.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Namanya adalah "Tariaq Fyrus" yang diartikan dengan 'pencegah virus'.
Alat ini pun tergolong sederhana, tetapi punya manfaat yang amat banyak untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta membakar kalori dan kolesterol di dalam tubuh manusia bahkan dipercaya bisa mencegah berbagai macam virus masuk ke tubuh manusia.
Baca juga: Jumlah ODP COVID-19 di Madina turun
Baca juga: Pemkab Madina alokasikan 14 persen dana desa untuk penanganan COVID-19
Alat itu terbuat dari stainless yang dibentuk seperti tempat pembaringan. Di bawahnya ada sebuah kotak membentuk segi empat sesuai ukuran tempat pembaringan.
Di dalam kotak tersebut berisi beragam rempah. Ada serai wangi, daun sirih, jahe, pandan dan rempah lainnya. Di bawahnya lagi ada kompor gas sebagai alat mediasi penyalur panas dan uap rempah-rempah.
Setiap orang yang ingin mencoba akan naik ke tempat seperti pembaringan, lalu dibalutkan kain khusus untuk menutup semua anggota tubuh mulai dari ujung kaki sampai kepala dan yang terlihat hanya wajah.
Kemudian akan berbaring ibarat orang tidur. Dengan kondisi terbaring selama 15 menit, maka akan terasa uap panas dengan wewangian dari rempah-rempah.
Selama 15 menit itu juga setiap yang mencoba akan merasakan keringat mendidih dan uap tubuh yang wangi rempah. Pastinya yang mencoba akan merasa bugar dan segar.
"Tentunya alat ini kita harap bisa salah satu membantu tugas kita menghadapi COVID-19. Ini juga kami harap dapat membantu mengantisipasi beragam virus, karena alat ini bisa meningkatkan daya tahan tubuh dan membakar lemak di tubuh," sebut Bupati Mandailing Natal, Rabu (15/04).
Bupati menyebut alat ini nantinya akan dikirimkan ke Provinsi dengan harapan Profesor kesehatan bisa menelitinya.
"Kalau ternyata bisa membantu masyarakat mengantisipasi berbagai macam virus, kenapa tidak diperbanyak dan bisa diberikan untuk daerah Kabupaten/Kota lain di Sumut. Soal campurannya bisa saja diperlengkap dengan rempah-rempah tradisional," ungkap Dahlan.
Dahlan menyebut, penciptaan alat ini terinspirasi dari pola menjaga kesehatan yang diterapkan para orangtua zaman dahulu.
"Berpuluh tahun hingga beratus tahun dahulu. Jangankan dokter, bidan pun belum ada di desa. Beginilah pola menjaga kesehatan yang dilakukan para orangtua kita zaman dahulu," ujarnya.
Kemudian inovasi yang kedua adalah kursi yang terbuat dari olahan besi yang bisa digeser hingga ke tengah kolam air panas di air panas Sampuraga Desa Sirambas Kecamatan Panyabungan Barat.
Setiap orang yang mencoba duduk di kursi itu akan merasakan uap air panas bercampur belerang sehingga keringat mendidih akan keluar.
"Tim dokter kita sudah meneliti secara ilmiah bahwa alat ini sangat bermanfaat untuk mengantisipasi beragam virus yang hinggap ke tubuh manusia. Dan, apabila di tempat lain ada air panas yang mengeluarkan belerang, tentu sangat baik menggunakan alat ini," kata Dahlan.
Ketiga, masih di sekitar lokasi wisata "Sampuraga", Bupati Madina juga membentuk sebuah tempat di atas sumber uap air panas bercampur belerang berupa tumpukan batu disusun rapi dan diikat dengan kawat.
Lebarnya ada 2 meter dengan ketinggian 1 meter dan panjangnya sekitar 100 meter. Dari sela-sela baru tersusun itu keluar uap air belerang yang suhunya mencapai 46 derajat.
Setiap orang yang duduk di atas batu itu akan merasakan uap panas air belerang, bila bertahan sekitar 15 menit, maka keringat akan mendidih. Dan dapat dipastikan tubuh makin segar.
"Ini juga sudah dibuat penelitian oleh tim dokter dan memutuskan itu amat baik untuk meningkatkan anti body manusia," sebut Bupati.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020