Pelatih senior bulu tungkis Sumatera Utara Rahmad, SE meninggal dunia di RS Permata Bunda Medan di usianya yang ke-59, Minggu (12/4) siang.

Sahabat karib almarhum sejak masa SMA, Edy Anthony Wendri, menjelaskan Rahmad yang tutup usia pada pukul 14.30 WIB tersebut meninggalkan seorang istri, Siti Aminah, SE, MM dan dua orang anak serta dua cucu.

“Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Rahmad meninggal setelah dalam setengah tahun terakhir mengalami komplikasi. Semoga ia husnul khotimah,” ujar Wendri.

Secara terpisah mantan Ketua Umum Pengprov PBSI Sumut Ir Johannes IW ketika dikonfirmasi mengaku sangat kehilangan atas meninggalnya Rahmad.

Johannes mengaku sudah cukup lama mengenal Rahmad, karena mereka adalah sama-sama satu angkatan saat menjadi pebulu tangkis Sumut.

“Saya bersama Rahmat dan Sugeng Nasikin satu angkatan saat membela bulu tangkis Sumut,” jelasnya.

Setelah purna atlet, Rahmad melanjutkan karirnya sebagai pelatih.

"Terhitung sejak PON 2004 hingga PON 2016, Rahmad tetap dipercaya membawa tim bulu tangkis Sumut,” ujar Johannes.

Johannes membenarkan di masa ia memimpin Pengprov PBSI Sumut, Rahmad tetap mendapat kepercayaan menangani bulu tangkis Sumut, baik itu menghadapi Kejurnas, Porwil se-Sumatera maupun Pelatda dan PON.

Hal ini karena sosok pria pensiunan Bank Niaga tersebut dinilai berdedikasi, sabar dan tekun melatih.

Atas dasar itu pulalah, kata Johannes, Rahmad juga dipercaya menangai klub bulu tangkis terkenal Sumut, PB Indocafe.

Selama ditangani Rahmad, PB Indocafe juga banyak meraih prestasi baik tingkat lokal, regional maupun nasional.

“Di tangan Rahmad banyak lahir pebulutangkis-pebulutangkis potensial seperti Bayu, Yulifia, Herdianto dan Robby. Kami turut berdukacita, semoga almarhum Rahmad mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan YME,” ujarnya sedih.

Almarhum Rahmad disemayamkan di rumah duka Jalan Perjuangan Medan Timur, dan baru akan dikebumikan Senin (13/4).

Pewarta: Juraidi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020