Kondisi Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dilaporkan stabil selama semalam berada di ruang perawatan intensif (ICU) setelah gejala COVID-19 yang dideritanya memburuk.

Juru bicara Johnson mengatakan kepada wartawan, Selasa, bahwa Perdana Menteri yang dirawat di rumah sakit sejak Minggu (5/4) menerima bantuan oksigen standar dan bernapas tanpa bantuan lain. Dia tidak membutuhkan ventilator mekanik.

Baca juga: 204 orang sembuh dan 2.738 positif COVID-19 di Indonesia

"Perdana Menteri telah stabil dalam semalam dan tetap dalam semangat yang baik. Dia menerima perawatan oksigen standar dan bernapas tanpa bantuan lain. Dia tidak memerlukan ventilasi mekanis atau bantuan pernapasan noninvasif," kata juru bicara itu.

Baca juga: FIFA rekomendasikan perpanjangan kontrak pemain

Ratu Inggris Elizabeth berharap Johnson bisa pulih sempurna dan secepatnya. Ratu juga mengirim pesan dukungan kepada tunangannya yang hamil beserta keluarganya.

"Ratu mengirim pesan ke Carrie Symonds dan ke keluarga Johnson," menurut pernyataan Istana Buckingham.

Ia melanjutkan, "Yang Mulia berkata mereka (Johnson dan keluarga) selalu ada dalam pikirannya dan dia berharap perdana menteri pulih sepenuhnya dan cepat."

Johnson (55) dirawat di Rumah Sakit St. Thomas di seberang Sungai Thames dari House of Commons, Minggu (5/4) malam, setelah menderita gejala virus corona, termasuk suhu badan tinggi dan batuk selama lebih dari 10 hari.

Kondisinya cepat memburuk dalam 24 jam, kemudian dia dipindahkan ke ICU, tempat pasien dengan gejala paling serius dirawat.

Meskipun dia telah menerima oksigen, kantornya mengatakan pada hari Senin (6/4) bahwa Johnson masih sadar dan dipindahkan ke perawatan intensif jika dia perlu memakai ventilator.

Johnson adalah pemimpin politik global paling terkemuka yang dirawat di rumah sakit akibat virus corona tipe baru.

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020