Mewabahnya virus Corona jenis baru (Covid-19) di Wuhan, Provinsi Hubei, China, menjadi momok yang sangat menakutkan bagi masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Betapa tidak, jumlah korban jiwa akibat virus itu terus bertambah, khususnya di Wuhan.

China pun melaporkan bahwa jumlah korban meninggal karena Covid-19 meningkat pada Sabtu (7/3). Dikabarkan ada 28 kematian baru akibat virus corona, sehingga jumlah korbannya menjadi 3.070 orang.

Di Indonesia, baru dua orang yang telah dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Hal itu telah diumumkan langsung Presiden Joko Widodo pada Senin (2/3).

Baca juga: Bulgaria dan Moldova laporkan kasus corona pertama

Namun, dengan diketahui dua WNI terjangkit virus Corona, membuat masyarakat semakin cemas dan takut karena khawatir virus itu dapat menularkan kepada masyarakat lain.

Hal itu membuat masyarakat dilanda panic buying dengan memborong masker dan pembersih tangan di sejumlah supermarket dan apotek, sehingga kedua barang itu menjadi barang yang langka dan mahal.

Seluruh komponen bangsa Indonesia, termasuk DPR menginginkan agar pemerintah lebih serius dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19. Pemerintah memiliki dua instansi yang dianggap mampu untuk melakukan pengamanan untuk penyebaran virus itu, yakni TNI dan Kepolisian Indonesia.

"Dua instansi ini juga memiliki peran vital terkait antisipasi dampak penyebaran virus Corona," kata anggota DPR dari Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni, pada Senin (2/3).

TNI telah mengerahkan ratusan personil kesehatan dari tiga matra untuk melakukan observasi bagi 238 WNI yang dipulangkan dari Wuhan ke Natuna, Kepulauan Riau beberapa waktu lalu.

Baca juga: Berbagai cabang olahraga yang terdampak wabah virus corona

Namun demikian, ratusan WNI itu telah dipulangkan ke wilayahnya masing-masing setelah dinyatakan sehat usai menjalani observasi selama 14 hari sejak awal Februari 2020 lalu.

Selain personil, TNI juga mengerahkan pesawat dan kapal perangnya untuk mengangkut WNI yang menjalani observasi.

Lalu, TNI pun kembali mengerahkan personil kesehatannya bersama Kementerian Kesehatan, BNPB dan instansi lain untuk melakukan observasi bagi 188 WNI kru kapal World Dream dan 69 WNI kru kapal Diamond Princess di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta, yang saat ini masih berlangsung.

Namun, kata Sahroni, TNI jangan hanya membantu upaya pemulangan WNI dari negara lain yang terdeteksi terdampak virus Corona, tetapi juga harus gencar melakukan patroli di perbatasan.

Baca juga: Seorang WNI berjenis kelamin perempuan di Singapura positif COVID-19

"Jangan sampai ada imigran, terlebih mereka yang melintasi negara-negara terdampak masuk ke wilayah NKRI," tuturnya.

Sementara Polri, lanjut dia, bisa melakukan patroli siber atas informasi hoaks penyebaran virus Corona.

Polri juga perlu melakukan sosialisasi pencegahan hingga penindakan terhadap mereka yang berupaya melakukan pelanggaran hukum seperti penimbunan masker, ataupun penyelundupan, khususnya dari negara yang telah dinyatakan terdampak.

Baca juga: Facebook tutup sementara kantor di London karena virus corona

Penyebaran virus Corona atau COVID-19 tidak bisa dianggap enteng dan pemerintah perlu segera mengantisipasi penyebarannya dengan pengetatan pengawasan di berbagai titik.

"Virus Corona ini tidak bisa dianggap enteng, dengan sudah terkonfirmasi positifnya dua WNI dengan virus tersebut. Pemerintah agar memperketat pemeriksaan di berbagai titik, khususnya bandara yang merupakan tempat lalu-lalang masyarakat dari berbagai tempat," kata Sahroni.

Ancam keamanan nasional
Mewabahnya virus Corona disinyalir juga dapat menimbulkan gejolak sosial di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan peran institusi TNI dalam menjaga keamanan Nasional.

Anggota Komisi I DPR, Willy Aditya, mengatakan, penyebaran virus ini bisa disebut sudah mengancam keamanan nasional. Bahkan, juga berpotensi menimbulkan gejolak sosial.

"Jadi di sinilah peran yang bisa dimainkan oleh TNI dalam konteks keamanan nasional. Saat eksistensi sebuah bangsa terancam, di situlah TNI harus turun tangan. Termasuk dalam konteks ancaman virus Corona saat ini," paparnya.

Gugus tugas TNI tidak hanya di medan peperangan, namun TNI memiliki tugas operasi militer selain perang (OMSP).

"Salah satu wujud OMSP adalah penanggulangan bencana. Keterlibatan TNI dalam konteks wabah Covid-19, masuk dalam kategori penanggulangan bencana ini," kata Willy.

Baca juga: Pemerintah lacak kontak dekat ke pasien 3 dan 4

TNI memiliki kewajiban untuk menjaga keselamatan seluruh tumpah darah Indonesia, tidak terkecuali dari ancaman virus corona. TNI bahkan harus menjadi garda terdepan (front liner).

Pemegang gelar master manajemen pertahanan ini menambahkan, keterlibatan militer dalam upaya mengatasi keselamatan warga negaranya dari berbagai ancaman, termasuk dari wabah Covid-19 ini telah menjadi model utama penanganan di banyak negara.

"Mulai Desember 2019 beberapa negara maju telah menerapkannya. Apalagi jika sebuah wabah sudah naik levelnya ke level pandemik," ujarnya.

Oleh karena itu, DPR meminta Kementerian Pertahanan untuk proaktif dalam upaya penanganan wabah Covid-19.

"Virus ini sudah seperti teroris yang bisa muncul kapan saja dan selalu mengancam warga. Karena penanganan tidak hanya sektoral kesehatan, tetapi secara integral multi sektor," ujarnya.


TNI mengacu Inpres
Upaya TNI dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 di Indonesia berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 4/2019 tentang Keamanan Hayati alias Bio Security.

Inpres itu berisi tentang peningkatan kemampuan dalam mencegah, mendeteksi, dan merespon wabah penyakit, pandemi global, dan kedaruratan nuklir, biologi dan kimia tersebut termuat instruksi umum dan instruksi khusus terhadap 24 kementerian, lembaga, dan kepala daerah satu, termasuk TNI.

Khusus kepada TNI, Inpres itu juga menginstruksikan agar TNI mengerahkan personel, sarana, dan prasarana serta upaya mencegah, mendeteksi, dan merespons secara cepat sebelum, selama, dan sesudah terjadinya kedaruratan kesehatan masyarakat dan/atau bencana nonalam.

"Ya, itu kan kita berpedoman pada Inpres tentang Bio Security. Itu saja intinya. Kita mengacu pada ke situ. Jadi diminta atau tidak kita lakukan apa yang harus kita lakukan berdasarkan Inpres," kata Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal TNI Sisriadi, di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Jumat (6/3).

Prajurit TNI yang menjalankan misi perdamaian di luar negeri seperti Kontingen Garuda harus menjaga "Mereka juga ada tenaga kesehatannya, mereka tahu protokol-protokolnya," kata Sisriadi.

Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, juga telah menyinggung terkait antisipasi TNI terhadap wabah virus corona. "Saat ini kita sedang menangani dampak dari mewabahnya Covid-19. TNI kembali mengerahkan personel dan alutsistanya sesuai dengan kebijakan pemerintah serta bekerja sama dengan berbagai negara," kata dia.
 

Panglima TNI apresiasi kinerja tim gabungan di Natuna

 

Pewarta: Syaiful Hakim

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020