Kapolda Sumatera Utara Inspektur Jenderal Martuani Sormin, mengisahkan, saat kecilnya sekira tahun 1967, kondisi kecil kekanakannya yang masih ingusan, dan cacingan menempuh pendidikan SD di Dusun Lobu Sonak, Desa Lumban Sormin, Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara.

Berlari-lari mengejar helikopter yang saat itu mendarat di desanya, hingga menjadi sebuah nazar baginya untuk mendarat dengan sebuah heli di tempat yang sama.

"Itu apa adanya, sekarang aja anak-anak sudah bersih, sehat. Dulu, saya ingusan, cacingan. Tapi saya sekolah dan rajin belajar. Siapa menduga anak kampung jadi Jenderal," sebutnya di tengah agenda bakti kesehatan Poldasu yang digelar di Pangaribuan, Taput, Selasa (3/3).

Baca juga: Pascamediasi sudahi konfrontasi TNI-Polri, dua jenderal kunjungi Taput

Menurutnya, kisah kanak-kanaknya dengan segala kesusahan pada masa itu mampu melahirkan dirinya yang sukses menjadi seorang Jenderal.

Sang Jenderal menyempatkan diri menyambagi barisan anak SD yang hadir dalam kegiatan itu sembari menanyai satu persatu cita-citanya dan menekankan pentingnya sekolah dan bertekun dalam belajar.

Baca juga: Kunjungi Taput pascainsiden Pahae, Irjen Martuani: Ini pertama dan terakhir

Baca juga: Danrem 023/KS mediasi perselisihan oknum TNI dengan Polri di Taput

"Tahun 1967, saya berlari-lari mengejar heli dengan satu tangan memegang baju, satunya lagi mengelap ingus, 50 tahun kemudian saya mendarat dengan helikopter, itulah nazar saya," ungkapnya.

Irjen Martuani juga mengutip isi firman dalam Alkitab soal meminta apa yang sesuai dengan kebutuhan serta meminta pertolongan Yang Kuasa dalam perjalanan hidup.

Sebelum dirinya memaparkan kisah kecilnya itu, Wakil Bupati Sarlandy Hutabarat, dalam sambutannya, juga menekankan pentingnya pendidikan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.

 

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020