Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) masih terus mengupayakan pengiriman masker bagi Warga Negara Indonesia (WNI) terutama untuk tenaga kerja di Wuhan, Provinsi Hubei China.
"Kita lagi mencari jalur untuk ke sana. Alhamdulillah kemarin ada mantan penasehat Presiden China datang ke sini beliau mengatakan ada akses yang bisa dilakukan ke sana," kata Presiden ACT Ibnu Khajar di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan saat ini Kota Wuhan masih belum bisa diakses. Sehingga lembaga-lembaga non pemerintah harus melewati proses yang ketat. Apalagi, negara berjuluk "tirai bambu" itu selama ini memiliki prosedur ketat dalam pengiriman bantuan.
Baca juga: Penyebaran COVID-19 ternyata lebih mirip Flu daripada SARS
Lembaga tersebut juga menyayangkan harga jual masker di pasaran saat ini yang melonjak drastis. Hal itu tentunya menyulitkan masyarakat terutama yang berpenghasilan menengah ke bawah.
"Memang barang itu menghilang susah mendapatkannya dan harganya sangat tinggi," ujar dia.
Ia mengatakan apabila ACT telah berhasil mengumpulkan masker di Jakarta, maka akan langsung dikirim ke luar negeri melalui kargo. Hingga kini total 10 ribu masker telah dibagikan ke dua negara.
Baca juga: China laporkan lagi 98 kematian akibat corona, total jadi 1.868
"Kemarin kita baru mengirimkan ke Hongkong dan Singapura dan kita utamakan untuk TKI," kata dia.
Saat ini lembaga sosial tersebut sedang merancang kerja sama dengan beberapa perusahaan terkait penyaluran masker. Targetnya tidak hanya sekadar pembagian namun juga memberikan edukasi bagi anak-anak sekolah.
Selain itu, ACT juga berencana mengirimkan beberapa relawan khusus yang memiliki keahlian medis untuk dikirim ke Wuhan. Namun hal itu hanya bisa terealisasi apabila memungkinkan masuk ke daerah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Kita lagi mencari jalur untuk ke sana. Alhamdulillah kemarin ada mantan penasehat Presiden China datang ke sini beliau mengatakan ada akses yang bisa dilakukan ke sana," kata Presiden ACT Ibnu Khajar di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan saat ini Kota Wuhan masih belum bisa diakses. Sehingga lembaga-lembaga non pemerintah harus melewati proses yang ketat. Apalagi, negara berjuluk "tirai bambu" itu selama ini memiliki prosedur ketat dalam pengiriman bantuan.
Baca juga: Penyebaran COVID-19 ternyata lebih mirip Flu daripada SARS
Lembaga tersebut juga menyayangkan harga jual masker di pasaran saat ini yang melonjak drastis. Hal itu tentunya menyulitkan masyarakat terutama yang berpenghasilan menengah ke bawah.
"Memang barang itu menghilang susah mendapatkannya dan harganya sangat tinggi," ujar dia.
Ia mengatakan apabila ACT telah berhasil mengumpulkan masker di Jakarta, maka akan langsung dikirim ke luar negeri melalui kargo. Hingga kini total 10 ribu masker telah dibagikan ke dua negara.
Baca juga: China laporkan lagi 98 kematian akibat corona, total jadi 1.868
"Kemarin kita baru mengirimkan ke Hongkong dan Singapura dan kita utamakan untuk TKI," kata dia.
Saat ini lembaga sosial tersebut sedang merancang kerja sama dengan beberapa perusahaan terkait penyaluran masker. Targetnya tidak hanya sekadar pembagian namun juga memberikan edukasi bagi anak-anak sekolah.
Selain itu, ACT juga berencana mengirimkan beberapa relawan khusus yang memiliki keahlian medis untuk dikirim ke Wuhan. Namun hal itu hanya bisa terealisasi apabila memungkinkan masuk ke daerah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020