Lasmaria Hutagalung, ibunda Liber Lumbantobing (13), bocah yang meninggal dunia akibat tertimpa material longsor yang menerjang di Desa Aeksiansimun, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, menyebut aroma menyengat bebungaan memenuhi rumah beberapa jam sebelum kejadian, seakan menjadi pertanda akan terjadi bencana alam yang menewaskan anak sulungnya.

"Sekitar pukul 22.00 WIB, aroma menyengat bebungaan memenuhi rumah seakan memberi tanda akan bencana ini," ungkap Lasmaria Hutagalung, ibunda korban, di sela isak tangisnya di samping jasad sang anak, Jumat (31/1).

Baca juga: Tanah longsor di Desa Aeksiansimun Tarutung, seorang bocah "tertidur pulas" tewas

Menurutnya, aroma menyengat tersebut tidak dapat disimpulkannya sebagai aroma jenis bunga apa.

"Jika saja saya sadari bahwa aroma bunga itu adalah alamat bencana, tentunya tidak akan seperti ini," isaknya.

Dikatakan, Lasmaria sempat mengungkapkan perasaan anehnya kepada sang suami, Kisar Lumbantobing, akan aroma menyengat tersebut.

Namun, tidak mengerti akan alamat musibah dimaksud, segalanya kini menjadi rahasia Tuhan, meski kejadian ganjil dan peristiwa naas yang terjadi masih memiliki jarak waktu hingga empat jam lebih.

Baca juga: Taput siagakan tim kedaruratan kesehatan masyarakat antisipasi virus corona

Sebelumnya diberitakan, saat kejadian, Liber bersama dua adiknya sedang tertidur pulas, saat ketiganya tertimpa material longsoran tanah yang menerjang dinding rumah hingga menimpa Liber yang naas, dan kedua adiknya yang berhasil diselamatkan.

Disebutkan, longsoran tanah menerjang sesaat setelah hujan lebat yang mengguyur wilayah Tarutung sejak malam hingga dini hari mulai mereda, sekira pukul 02.25 WIB.

Ternyata, tak cukup langkah sigap Kisar dan istrinya Lasmaria Boru Hutagalung untuk menyelamatkan ketiga anaknya dari terjangan material longsor, dan reruntuhan dinding rumah.

Meski ketiganya berhasil dikeluarkan dari reruntuhan dinding rumah dan material longsoran, Liber yang masih sempat siuman dan dilarikan ke RSUD Tarutung, tidak dapat diselamatkan.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020