Salah satu agen jasa wisata asal Indonesia PT Cahaya Matahari Rembulan menghentikan sementara waktu penjualan tiket untuk wisatawan China yang akan melakukan perjalanan ke Kota Solo menyusul merebaknya virus korona di negara tersebut.
"Kami menghentikan sementara hingga batas waktu yang belum ditentukan," kata Direktur PT Cahaya Matahari Rembulan Pupun Pantiana Gunmantono di Solo, Minggu.
Ia mengatakan sebelumnya pemerintahan setempat sudah melarang penerbangan dari China ke luar negeri akibat kondisi tersebut. Bahkan, agen harus melakukan "refund" tiket kepada pelanggannya di China.
Baca juga: WHO: Virus corona capai 1.320 kasus di 10 negara
Terkait hal itu, pihaknya mengaku harus melakukan revisi terhadap sejumlah rencana bisnis yang telah disusun mengingat selama ini Tiongkok menjadi pasar utama PT Cahaya Matahari Rembulan.
Sementara itu, terakhir kali PT Cahaya Matahari Rembulan mendatangkan wisatawan dari Kunming, China, pada minggu lalu sebelum akhirnya menghentikan sementara waktu penjualan tiket untuk rute tersebut.
"Itu rombongan terakhir kami sebelum akhirnya berhenti dulu. Selanjutnya kami akan membawa turis lagi kalau memang wabah ini sudah mereda," katanya.
Sementara itu, Bandara Adi Soemarmo Surakarta berupaya mengantisipasi penyebaran virus korona dengan menyiapkan alat thermal scan di jalur menuju gate imigrasi.
"Sejak ramai pemberitaan wabah virus korona, sampai sejauh ini belum ada temuan indikasi pendatang yang terjangkit virus masuk ke Solo," kata Airport Operation and Safety Senior Manager Bandara Adi Soemarmo Goentoro.
Meski demikian, pihaknya tetap memantaunya sesuai dengan prosedur. Sebagaimana diketahui, virus korona tengah merebak di China. Sedangkan Bandara Adi Soemarmo sendiri memiliki penerbangan langsung dengan rute Solo-Kunming, China.
"Meski demikian, pemasangan alat thermal scan tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi penumpang dari Kunming tetapi juga untuk memastikan suhu tubuh seluruh penumpang dari penerbangan internasional," katanya.
Ia mengatakan pemasangan alat thermal scan sendiri sudah dilakukan sejak lama sebagai bagian dari prosedur kekarantinaan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Menurut dia, alat tersebut selalu aktif untuk memantau penyebaran virus dari luar negeri.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Kami menghentikan sementara hingga batas waktu yang belum ditentukan," kata Direktur PT Cahaya Matahari Rembulan Pupun Pantiana Gunmantono di Solo, Minggu.
Ia mengatakan sebelumnya pemerintahan setempat sudah melarang penerbangan dari China ke luar negeri akibat kondisi tersebut. Bahkan, agen harus melakukan "refund" tiket kepada pelanggannya di China.
Baca juga: WHO: Virus corona capai 1.320 kasus di 10 negara
Terkait hal itu, pihaknya mengaku harus melakukan revisi terhadap sejumlah rencana bisnis yang telah disusun mengingat selama ini Tiongkok menjadi pasar utama PT Cahaya Matahari Rembulan.
Sementara itu, terakhir kali PT Cahaya Matahari Rembulan mendatangkan wisatawan dari Kunming, China, pada minggu lalu sebelum akhirnya menghentikan sementara waktu penjualan tiket untuk rute tersebut.
"Itu rombongan terakhir kami sebelum akhirnya berhenti dulu. Selanjutnya kami akan membawa turis lagi kalau memang wabah ini sudah mereda," katanya.
Sementara itu, Bandara Adi Soemarmo Surakarta berupaya mengantisipasi penyebaran virus korona dengan menyiapkan alat thermal scan di jalur menuju gate imigrasi.
"Sejak ramai pemberitaan wabah virus korona, sampai sejauh ini belum ada temuan indikasi pendatang yang terjangkit virus masuk ke Solo," kata Airport Operation and Safety Senior Manager Bandara Adi Soemarmo Goentoro.
Meski demikian, pihaknya tetap memantaunya sesuai dengan prosedur. Sebagaimana diketahui, virus korona tengah merebak di China. Sedangkan Bandara Adi Soemarmo sendiri memiliki penerbangan langsung dengan rute Solo-Kunming, China.
"Meski demikian, pemasangan alat thermal scan tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi penumpang dari Kunming tetapi juga untuk memastikan suhu tubuh seluruh penumpang dari penerbangan internasional," katanya.
Ia mengatakan pemasangan alat thermal scan sendiri sudah dilakukan sejak lama sebagai bagian dari prosedur kekarantinaan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Menurut dia, alat tersebut selalu aktif untuk memantau penyebaran virus dari luar negeri.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020