Labuhanbatu Utara kembali kehilangan salah seorang tokoh kritisnya, Minggu. Wafatnya Drs Haris Muda Daulay cukup mengejutkan, khususnya para insan pers yang ada di kabupaten bermotto Basimpul Kuat Babontuk Elok itu.

Haris Muda Daulay yang selama ini merupakan salah seorang jurnalis kritis tersebut wafat setelah sempat dirawat di RSUD Aekkanopan setelah mengalami sesak pada Minggu dinihari.

H Safru el Fauzi Daulay Lc MA, kemenakan almarhum sebelum pemberangkatan dari rumah duka di Dusun Sukadame Desa Damuli Pekan Kecamatan Kualuhselatan menyebutkan, sebelum wafat Haris Muda Daulay sempat dibawa ke RSUD.

"Sekira pukul 03.00 Bapak kami ini mengalami sesak dan sempat dilarikan ke RSUD Aekkanopan. Namun Allah berkehendak lain dan memanggilnya," ujar Komisioner KPU Labura tersebut.

Dalam kenangannya, pria yang juga dikenal dengan nama pena Mat Dongkel itu merupakan sosok kritis dan teman berdebat. "Saya terkadang sulit untuk berargumen dengannya," jelas alumnus Universitas Al Azhar Kairo itu.

Anggota DPRD Sumut Dedi Iskandar SE pada kesempatan itu juga mengaku kehilangan. "Saat pencalonan dan pemilihan legislatif lalu, saya banyak mendapat masukan dan nasihat dari almarhum. Semoga ilmu yang diajarkannya menjadi amal soleh bagi almarhum," katanya.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang maju dari Daerah Pemilihan Sumut VI itu juga menyatakan terkejut mendapat kabar wafatnya pria yang pernah mendirikan surat kabar lokal Berita Rakyat itu. 

Hal senada juga disampaikan Kades Damuli Pekan M Ridwan Tambunan dalam sambutannya. Menurutnya, ia sering berdialog dan berdiskusi dengan almarhum berkaitan dengan program demi kemajuan desanya.
Kades Damuli Pekan M Ridwan Tambunan memberikan sambutan pada pelepasan almarhum Drs Haris Muda Daulay dari rumah duka di Dusun Sukadamai, Minggu.(ANTARA/Sukardi)



"Saya selalu berdiskusi dengan almarhum berkaitan dengan program dan pembangunan desa," kata kades yang belum lama ini meraih predikat terbaik untuk desa Katagori BPJS Kesehatan.

Almarhum yang pernah tercatat sebagai anggota PWI Sumut tersebut meninggalkan lima anak, seorang istri dan beberapa orang cucu. Salah satu putra almarhum bernama.Fachri Ramadhan Daulay mengikuti jejaknya sebagai jurnalis di salah satu media cetak terbitan medan.

Pewarta: Sukardi

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019