Para warga di Kecamatan Siabu, Mandailing Natal (Madina) mengeluh karena sulitnya mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar di Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum (SPBU) 14229323 di jalan lintas Sumatera Kelurahan Simangambat.
Hidayat Nasution (24 tahun) warga Kelurahan Simangambat kepada wartawan Minggu (30/11) menyebutkan, sulitnya mendapatkan premium jenis bersubsidi dan solar di SPBU tersebut sudah berlangsung cukup lama.
Akibatnya, warga harus pasrah untuk membeli premium juga solar dari pedagang eceran.
"Sudah lama warga disini sulit mendapatkan BBM bersubsidi baik jenis premium dan solar. terpaksalah kami membeli di pedagang eceran dengan harga yang mahal, Rp 10 ribu perliter. Paling yang ada di SPBU hanya jenis pertalite. itupun sering kehabisan," kata Hidayat yang berprofesi sebagai montir mobil itu.
Hal senada juga disebutkan Saidina Usman Lubis warga Siabu. Untuk mendapatkan premium ini dirinya harus antri di SPBU itu.
"Kalau mau mendapatkan premium subsidi kita harus mau ikut antrian pada dini hari. Karena, premium biasanya diisi tengah malam hingga dini hari," ujarnya.
Keluhan yang sama juga datang dari Darwin Lubis (36 tahun) seorang supir angkutan umum jurusan Panyabungan-Sidimpuan.
Ia dan supir mini bus lainnya juga sering kesulitan mendapatkan BBM jenis solar di SPBU itu.
Langkanya BBM jenis solar ini diduga karena adanya diselundupkan untuk kepentingan industri salah satu pertambangan yang tidak memiliki izin di Kabupaten Madina.
“Sering habis disitu, kami sering isi di SPBU yang lain. Tidak tahu pasti apa penyebabnya, tapi ada yang bilang mereka mengisi di tengah malam sampai pagi. Memang sering kami lihat malam hari jerigen disitu berjejer, ada ratusan jirigen,” ujarnya.
Atas kondisi tersebut, masyarakat pengguna BBM bersubsidi berharap kepada Pemerintah melalui Pertamina supaya memberikan tindakan tegas kepada SPBU 14229323 Simangambat.
Dari informasi yang didapat di lapangan pengisian BBM bersubsidi di SPBU itu hampir setiap hari dilakukan, dan pengisiannya dikerjakan pada tengah malam hingga dini hari.
Pada waktu pengisian terlihat ratusan jirigen pun berjejer di kran pengisian jenis premium dan solar.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Hidayat Nasution (24 tahun) warga Kelurahan Simangambat kepada wartawan Minggu (30/11) menyebutkan, sulitnya mendapatkan premium jenis bersubsidi dan solar di SPBU tersebut sudah berlangsung cukup lama.
Akibatnya, warga harus pasrah untuk membeli premium juga solar dari pedagang eceran.
"Sudah lama warga disini sulit mendapatkan BBM bersubsidi baik jenis premium dan solar. terpaksalah kami membeli di pedagang eceran dengan harga yang mahal, Rp 10 ribu perliter. Paling yang ada di SPBU hanya jenis pertalite. itupun sering kehabisan," kata Hidayat yang berprofesi sebagai montir mobil itu.
Hal senada juga disebutkan Saidina Usman Lubis warga Siabu. Untuk mendapatkan premium ini dirinya harus antri di SPBU itu.
"Kalau mau mendapatkan premium subsidi kita harus mau ikut antrian pada dini hari. Karena, premium biasanya diisi tengah malam hingga dini hari," ujarnya.
Keluhan yang sama juga datang dari Darwin Lubis (36 tahun) seorang supir angkutan umum jurusan Panyabungan-Sidimpuan.
Ia dan supir mini bus lainnya juga sering kesulitan mendapatkan BBM jenis solar di SPBU itu.
Langkanya BBM jenis solar ini diduga karena adanya diselundupkan untuk kepentingan industri salah satu pertambangan yang tidak memiliki izin di Kabupaten Madina.
“Sering habis disitu, kami sering isi di SPBU yang lain. Tidak tahu pasti apa penyebabnya, tapi ada yang bilang mereka mengisi di tengah malam sampai pagi. Memang sering kami lihat malam hari jerigen disitu berjejer, ada ratusan jirigen,” ujarnya.
Atas kondisi tersebut, masyarakat pengguna BBM bersubsidi berharap kepada Pemerintah melalui Pertamina supaya memberikan tindakan tegas kepada SPBU 14229323 Simangambat.
Dari informasi yang didapat di lapangan pengisian BBM bersubsidi di SPBU itu hampir setiap hari dilakukan, dan pengisiannya dikerjakan pada tengah malam hingga dini hari.
Pada waktu pengisian terlihat ratusan jirigen pun berjejer di kran pengisian jenis premium dan solar.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019