Akibat irigasi yang rusak dihantam banjir baru-baru ini di Sido Makmur, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat, kini puluhan hektare areal persawahan terancam gagal tanam pada musim tanam tahun ini.

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Kecamatan Kuala, Rasmuli, di Kuala, Rabu, menyebutkan, terancamnya pertanaman padi petani disebabkan air sungai tidak dapat lagi mengalir ke pintu air akibat berpindahnya aliran sebagai dampak dari banjir yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Bibit padi yang telah disemai dan akan ditanam terpaksa ditunda akibat tidak adanya air mengairi areal persawahan," katanya.

Meskipun petani telah berupaya membuat saluran air secara manual, namun hanya sedikit areal sawah yang dapat terairi, sambungnya.

Petani telah berupaya secara manual mengalirkan air sungai ke sawah, tapi hanya dapat mengairi sawah yang ada di sekitar aliran sungai saja.

Tidak berfungsinya saluran irigasi menyebabkan petani tidak dapat menanam bibit padi yang telah disemai ke puluhan hektare areal persawahan yang ada.

Sementara Sujono, salah seorang petani sangat berharap pemerintah melalui dinas terkait dapat secepatnya mengambil kebijakan agar petani tidak mengalami gagal tanam untuk tahun ini.

"Kalau tidak secepatnya aliran sungai diperbaiki, maka kami petani akan merugi akibat gagal tanam tahun ini," katanya.

Seperti diketahui meluapnnya Sungai Tembo di Kecamatan Kuala yang terjadi 27 Oktober yang lalu tidak hanya merendam pemukiman warga dan merusak jembatan yang ada, tapi juga menyebabkan berpindahnya aliran sungai hingga berdampak terputusnya saluran air ke irigasi dan persawahan di Desa Sido Makmur Kecamatan Kuala.

Kini petani hanya berharap agar secepatnya saluran irigasi diperbaiki sehingga mereka bisa bertanam padi guna memenuhi kebutuhan pangan Langkat.
 

Pewarta: H.Imam Fauzi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019