Setelah sebelumnya seorang bayi asal Kecamatan Lingga Bayu Kabupaten Mandailing Natal (Madina) lahir dengan kelainan usus di luar (Gastroschisis), kembali warga dihebohkan dan kali ini dengan kelahiran bayi dengan kelainan otak di luar tempurung kepala (Anenchepali).

Bayi yang lahir pada Senin (18/11) itu berjenis kelamin perempuan merupakan anak dari pasangan Desmawita (35 tahun) dan Soki  Btr (43 tahun).

Anak tersebut lahir dengan berat badan 3.200 gram dan panjang 50 cm mempunyai kelainan dengan kelainan otak di luar tempurung kepala.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Mandailing Natal, dr. Nondang Eflita, kepada ANTARA menyampaikan, saat lahir bayi tersebut difasilitasi oleh petugas kesehatan di salah satu bidan mandiri secara spontan yang ada di daerah tersebut 

Anak malang tersebut saat ini sudah dirujuk ke RSUD Panyabungan dan ditangani oleh dokter specialis anak dan dokter bedah. Menurut rencana akan kembali dirujuk ke salah satu rumah sakit di Padang, Sumatera Barat.

Saat ditanya terkait pekerjaan orangtua si bayi sehari-hari apakah terkait dengan aktifitas tambang dirinya menyebutkan orang tua si bayi bekerja sebagai pelukis dan tambal ban. 

"Namun kalau terkait air minum yang konsumi terkontaminasi dengan air pertambangan saya belum tahu pastinya," ujarnya.

Dari data yang didapat dalam kurun dua tahun belakangan ini sudah ada enam bayi baru lahir yang menurut hasil Diagnosa mengalami cacat bawaan Omphalocele, Anencephali, Cyclopia dan Gastroschicis dan Anencephaly.

Cacat bawaan bayi lahir ini kuat dugaan akibat penggunaan bahan kimia secara liar pada aktifitas pertambangan yang ada di kawasan itu.

Saat ini banyak kebun, sawah di beberapa wilayah pada kabupaten itu yang dijadikan tempat pengambilan emas sehingga telah merusak lingkungan.

Selain itu pada beberapa titik di wilayah itu banyak juga berdiri bebas alat pemisah biji emas (Galundung) dengan menggunakan bahan kimia Merkuri.

Pewarta: Holik

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019